Kamis, 29 Januari 2015

Cengkeraman Duo Budi di Polri



Jakarta - WARA - Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan jadi tersangka berdampak pada internal kepolisian. Bersih-bersih dilakukan terhadap jenderal tidak sehaluan. Puncaknya pencopotan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius.

Suhardi dimutasi ke Lemhannas menjadi Sekretaris Utama menggantikan Komjen Boy Salamudi. Sedangkan posisinya diisi oleh Irjen Budi Waseso, sebelumnya bertugas sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri (Sespimti).

Sesaat setelah jadi Kepala Badan Reserse Kriminal, Budi langsung buat gebrakan. Dia membentuk tim untuk menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Bambang dijadikan tersangka atas kasus memerintahkan saksi memberi keterangan palsu saat sidang sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK), 2010 lalu.

Naiknya mantan Kapolda Gorontalo itu tidak terlepas dari kedekatannya dengan Budi Gunawan. Saat Budi menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR, Budi Waseso selalu mendampingi.

"Saya perlu jelaskan, saya ini Kasespim di bawah Kalemdikpol, jadi sudah sewajarnya dong saya mendampingi atasan. Saya anak buahnya langsung mendampingi pimpinan, itu wajar," kata Budi Waseso di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/1).

Bahkan, Budi Waseso menuding ada pengkhianat di Korps Bhayangkara. Meski tak menyebut nama disebut-sebut tudingan itu mengarah ke Suhardi. Beredar kabar jika Suhardi lah yang memberikan data Budi Gunawan ke KPK.

"Insya Allah mudah-mudahan tidak mencederai organisasi Polri yang membesarkan. Saya tidak akan menjadi pengkhianat Tribrata. Bisa saja itu pengkhianat internal. Urusan internal, nanti kita lihat," tegasnya.

Buntut dari itu Suhardi telah diperiksa oleh Propam Mabes Polri. Saat coba dikonfirmasi Suhardi tidak mengangkat telepon genggamnya. (merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar