Jumat, 26 Desember 2014

Perayaan Natal di Yogyakarta Diisi Ceramah Kiai


Kiai Haji (KH) Abdul Muhaimin berceramah dalam perayaan Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Samirono Baru, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (25/12). Kiai Muhaimin adalah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta.

Yogyakarta – WARA - Ada yang berbeda dalam perayaan Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Samirono Baru, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (25/12/2014).

Selain dipenuhi berbagai prosesi ibadat umat Kristen, perayaan Natal di gereja tersebut juga diisi ceramah oleh Kiai Haji (KH) Abdul Muhaimin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta.

Ibadat Natal di GKJ Samirono Baru dimulai pukul 8.00 dan diikuti sekitar 1.000 orang jemaat. Seusai prosesi keagamaan selesai sekitar pukul 10.00, acara dilanjutkan dengan ceramah dari Kiai Muhaimin.

Saat ceramah oleh pemuka agama Islam itu dimulai, hampir semua jemaat GKJ Samirono Baru tak beranjak dari tempat duduknya. Mereka menyimak ceramah dengan khusyuk dan sesekali tertawa karena sang kiai kerap melontarkan guyonan.

Dalam ceramahnya, Kiai Muhaimin menguraikan pentingnya kerukuranan antar-umat beragama. Menurut Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) itu, perbedaan agama tidak boleh membuat manusia saling membenci.

"Kita harus memandang semua manusia sebagai ciptaan Tuhan dan kita harus saling menghormati dan bekerja sama tanpa harus mengurangi keimanan masing-masing," kata dia.

Oleh karena itu, Kiai Muhaimin meminta masyarakat tidak takut bergaul dan berdialog dengan pemeluk agama lainnya. Sebab, dialog dengan pemeluk agama lain justru bisa memperkaya pengetahuan seseorang.

Kiai Muhaimin sejak lama dikenal sebagai tokoh kerukunan umat beragama di Indonesia. Pada 1997, bersama puluhan pemuka agama lain, dia mendirikan FPUB sebagai forum dialog untuk menjalin kerukunan antar-umat beragama.

Pendirian FPUB dilatarbelakangi adanya kekerasan yang mengatasnamakan agama. Sejak aktif di FPUB, Kiai Muhaimin kerap diundang untuk berceramah di gereja, termasuk saat perayaan Natal.

"Waktu Natal tahun ini, saya diminta ceramah di tiga gereja, termasuk di GKJ Samirono Baru. Jadi, kalau pas Natal kayaknya saya malah lebih sibuk dari para pendeta dan pastor," katanya sambil tertawa.

Penanggung jawab ibadat Natal GKJ Samirono Baru, Untung Suripno, mengatakan baru kali ini mengundang tokoh agama lain untuk berceramah dalam perayaan Natal. "Tahun ini, kami sengaja mengundang Kiai Muhaimin karena kami ingin ikut menguatkan kerukunan umat beragama di Indonesia," ujar dia. (KOMPAS.com )

Momen Toleransi di Perayaan Natal 2014



Jakarta  - WARA - Ribuan umat Kristiani terlihat memadati Gereja Katedral di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Rabu sore, 23 Desember 2014 untuk menghadiri misa malam Natal. Ini merupakan ritual tahunan yang dilakukan umat Kristiani jelang perayaan hari kelahiran Yesus Kristus. 

Pantuan VIVAnews jelang misa pertama yang digelar pukul 17.00 WIB tadi, mereka umat Kristiani telah memenuhi kursi yang disediakan oleh panitia. Menurut Juru Bicara Panitia Perayaan Natal Gereja Katedral Jakarta, Handes, pihaknya telah menyediakan 800 kursi untuk di dalam gereja, 500 kursi di aula dan 2.500 kursi di pelataran Katedral. 

"Biasanya umat yang hadir jauh lebih banyak dibandingkan kursi yang disediakan," ungkap Handes. 

Hal itu terbukti, karena hingga pukul 17.30, umat masih terus membanjiri gereja, sementara fasilitas kursi sudah terisi penuh. Alhasil, jemaat yang tidak bisa ditampung terpaksa mengikuti misa di luar sambil berdiri. 

Kemacetan lalu lintas pun tidak terelakan akibat banyaknya jemaat yang mencari tempat parkir. Arus lalu lintas sudah tersendat di Jalan Lapangan Banteng Utara dari arah Gambir. 

Menurut Handes, untuk misa yang digelar hari ini terdapat tiga sesi yaitu pukul 17.00, 19.30 dan 22.00. Sementara, untuk hari Natal tanggal 25 Desember, terdapat lima sesi misa yakni pukul 06.00 WIB, 07.30 WIB, 09.00 WIB, 11.00 WIB dan pukul 18.00 WIB. 

Dalam misa Natal kali ini, ujar Handes, pihak gereja mengangkat tema Berjumpa dengan Allah Dalam Keluarga.Tema tersebut, kata dia, menjadi pengingat akan kehadiran Yesus di tengah-tengah keluarga. 

Animo misa Natal yang besar juga terlihat di gereja Katedral Denpasar, Bali. Dalam pantauan VIVAnews, misa sesi pertama yang digelar pukul 18.00 WITA dipadati oleh umat Kristiani. Sebanyak 5.000 tempat duduk yang disediakan pun terisi penuh. 

Mengetahui tidak memperoleh tempat duduk, jemaat tidak kecewa terhadap panitia, melainkan menggerutu sendiri, karena tidak datang lebih awal. 

"Mohon permakluman umat sekalian, tempat sudah penuh. Mohon menunggu misa kedua yang dilaksanakan pukul 21.30 WITA atau silahkan mengikuti misa di Gereja Kepaon, Gereja Emanuel yang dimulai pukul 20.30 WITA," ungkap koordinator pengamanan internal Gereja Katedral, Rosali Sinarta melalui pengeras suara. 

Pengamanan Ketat
Tingginya animo umat Kristiani menghadiri misa malam Natal, membuat polisi memberlakukan pengamanan ketat. Mereka tidak ingin kecolongan terhadap oknum tertentu yang memanfaatkan malam Natal untuk beraksi. 

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, momen Natal dan Tahun Baru biasanya digunakan para pelaku teror untuk menjalankan aksinya. Dalam apel Operasi Lilin di Mapolda Metro Jaya Selasa kemarin, Sutarman membenarkan masih terdapat ancaman teroris. "Tapi, ancaman itu tidak signifikan," kata dia. 

Bahkan, untuk mengatasi aksi teror, lanjut Sutarman, personel polisi di seluruh Tanah Air sudah melakukan berbagai tindak pencegahan. 

"Sebelum teroris berhasil meledakkan bom, jajaran Polri sudah berhasil menangkapnya. Polisi saat ini lebih hebat," tuturnya. 

Intelijen, ujar Sutarman, terus bergerak untuk memantau orang-orang atau kelompok tertentu yang dicurigai sebagai teroris. Kelompok teroris di kantung-kantung tertentu akan terus dipantau. 

Untuk pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 2015, Sutarman mengerahkan 80.560 anggota polisi. Mereka terdiri dari 696 personel Mabes Polri dan 79.862 polisi Polda. 

"Ada 1.000 titik pengamanan Natal di seluruh Indonesia, termasuk di gereja-gereja. Selain itu, masalah kecelakaan lalu lintas dan kejahatan konvensional, keamanan distribusi bahan bakar minyak, sembilan bahan pokok, tetap menjadi fokus pengamanan," kata dia. 

Untuk pengamanan Gereja Katedral di Jakarta, polisi menerapkan tiga ring lapis pengamanan. Koordinator Keamanan Keuskupan Agung, Thomas Bambang, menjelaskan tiga ring itu terdiri dari komplek Gereja Katedral yang diamankan pamdal (pengamanan dalam). Ring 2 yakni putaran di Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Pos. 

"Sementara, untuk ring 3, ada di tempat parkir yang dikelola oleh tiga pihak yakni kantor pos besar, Santa Ursula dan Masjid Istiqlal," kata Thomas. 

Pada ring pertama dijaga oleh  65 anggota keamanan pamdal selama setiap sesi misa ditambah 90 anggota polisi. Sedangkan untuk ring 2, Gereja bekerja sama dengan Polri dan TNI yang mengerahkan 225 personel dan ditambah Satpol PP DKI dari kecamatan dan Pemprov sekitar 40 sampai 50 orang.

Semangat Toleransi
Namun, dalam pengamanan malam Natal tahun ini, polisi tidak bekerja sendiri. Mereka turut dibantu oleh beberapa organisasi kemasyarakan lintas agama. 

Seperti yang terlihat saat apel siaga pengamanan Natal dan Tahun Baru 2015 di markas Kepolisian Resor Ambon pagi tadi. Ratusan umat Islam yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid (Irma) turut bergabung bersama polisi dan TNI. 

Menurut Kapolres Ambon, AKBP Kamaruz Zaman, Irma menerjunkan sekitar 120 anggota untuk bergabung bersama polisi dan TNI dalam operasi pengamanan di 48 gereja di Ambon. Sementara, pengamanan Natal dan Tahun Baru di Depok, kerja polisi dibantu oleh beberapa ormas, antara lain Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dari Nahdatul Ulama. Bahkan, Front Pembela Islam (FPI) juga disebut siap membantu. 

"Tapi, kami belum berkoordinasi dengan FPI. Jika berkenan, maka kami akan lakukan koordinasi juga," ungkap Kapolresta Depok, Komisaris Besar Ahmad Subarkah. 

Selain di Depok, Banser Ansor juga bergerak di Solo. Sebanyak 300 personel disiagakan di delapan gereja. Salah satunya adalah Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton yang pernah dijadikan lokasi bom bunuh diri tahun 2011 lalu. Akibatnya pelaku bom bunuh diri tewas dan melukai 28 orang. 

"Kami ikut menjaga keamanan teman-teman Nasrani yang merayakan Natal. Kami akan bergabung dengan para personel dari kepolisian," ungkap Ketua Gerakan Pemuda Ansor (organisasi induk Banser) Solo pada Rabu ini. 

Gereja yang dijaga Banser, kata Anwar, berdasarkan pemilihan dari organisasi itu sendiri. 

Selain terlibat dalam pengamanan Natal, solidaritas juga disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. Dia mengatakan, tidak ada larangan bagi masyarakat yang ingin memberikan ucapan selamat Natal bagi umat Kristiani. Said turut mengucapkan salam Natal kepada mereka yang merayakan. 

Dia berharap, pada perayaan Natal pada hari Kamis, masyarakat bisa saling mendukung dan menjaga situasi kondusif. 

Pesan Natal Dunia
Natal turut dirayakan oleh warga internasional, termasuk di Inggris. BBC edisi Rabu, 24 Desember 2014, sekitar empat juta warga Inggris akan bepergian ke luar negeri antara tanggal 19 Desember 2014 hingga 3 Januari 2015. 

Mereka lebih memilih bepergian dengan pesawat terbang dibandingkan kereta api. Menurut data, bandara paling sibuk di Inggris, Heathrow, akan melayani 87.782 penumpang yang pergi dan 77.719 penumpang yang tiba di Inggris. 

Sementara, di Bandara Glasgow, telah melayani sekitar 120 ribu penumpang antara Kamis pekan lalu hingga Selasa. BBC mencatat terdapat kenaikan jumlah penumpang sekitar 10 persen dibandingkan Natal tahun 2013. 

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyampaikan melalui Natal ini, dia ingin menekankan nilai-nilai Kristiani dalam pesannya kepada publik. Cameron menyebut nilai berbagi, memberi dan saling menjaga satu sama lain di Inggris dan di seluruh dunia, adalah sesuatu yang dibanggakan oleh warganya. 

Pesan Natal berbeda disampaikan oleh Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Dilansir dari stasiun televisi SBS hari ini, Pemimpin Partai Liberal itu mengatakan, Natal tahun ini menjadi momen sulit, karena Negeri Kanguru baru saja melalui insiden sulit. Salah satunya penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney pada dua pekan lalu. 

Dia turut mendorong kepada warga Australia agar menggunakan momen Natal ini untuk membantu orang lain dan berkontribusi kepada mereka yang telah menunaikan tugasnya. 

"Kita harus menghormati pasukan pengamanan, khususnya mereka yang bertugas jauh dari rumah pada Natal tahun ini. Mereka rela mengorbankan jiwa untuk melindungi orang lain dan kita harus berterima kasih untuk pelayanan yang mereka berikan," ujar Abbott. (VIVAnews)

Toleransi Natal GP Ansor dan Gusdurian


Umat Kristiani mengikuti misa Natal keluarga dan anak-anak di Gereja Katedral, Jakarta.

Malang - WARA - Gerakan toleransi berkembang di Malang Raya. Kali ini dipelopori oleh Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang dan kelompok Gusdurian Malang Raya. Mereka berpartisipasi mengamankan kegiatan ibadah Natal hingga melakukan diskusi untuk menyebarkan kedamaian.

Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang menurunkan sebanyak 100 personel Barisan Ansor Serba Guna (Banser) untuk pengamanan akhir tahun, dimulai sejak Misa Natal hingga tahun baru. Mereka disebar ke 37 gereja di wilayah Kabupaten Malang.

Para Banser membantu tugas polisi dan berada di bawah koordinasi petugas Kepolisian. "Banser memberikan rasa aman bagi jemaat dan menjaga toleransi," kata Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Hasan Abadi, Kamis 25 Desember 2014.

Hasan berharap jemaat yang menggelar Misa Natal bisa khusuk dalam melaksanakan ibadahnya. Pengamanan selama Natal dan tahun baru, katanya, dilangsungkan rutin setiap tahun.

Tujuannya untuk membangun toleransi antar umat beragama. Para personel Banser turun menggunakan seragam lengkap. "Jika dibutuhkan lagi sebanyak 16 ribu Banser siap diturunkan sewaktu-waktu," ujarnya.

Datangi gereja
Selain Banser, sikap toleransi juga dilakukan oleh Kelompok Gusdurian Malang. Mereka memasang spanduk ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani. Spanduk ucapan ini ditempatkan di samping Gereja Katedral Jalan Ijen Kota Malang.

Spanduk tersebut berasal dari Jaringan Gusdurian Nasional dan dipasang di berbagai daerah termasuk di Malang. "Pesan selamat Natal ini sebagai bentuk toleransi," kata Penggerak atau Pegiat Gusdurian Malang Anas Ahimsa, Kamis 25 Desember 2014.

Sebagai komunitas yang mengamalkan nilai toleransi ajaran Gus Dur atau Kiai Haji Abdurrachman Wahid mereka juga berkunjung ke Gereja Katedral di Jalan Ijen Malang.

Usai Misa Natal, sejumlah anggota Gusdurian menemui pengurus gereja. Mereka bersilaturahmi dan menangkap pesan damai Natal langsung dari pengurus gereja dan para jemaah. "Ramah tamah dan silaturahmi di gereja dilakukan rutin setiap Natal," katanya.

Selain itu, dalam memperingati haul Gus Dur kelima, mereka melakukan berbagai acara. Mulai bakti sosial untuk anak yatim dan gathering community bertema refleksi pluralisme di Indonesia.

Puncak peringatan haul Gus Dur diselenggarakan dialog lintas iman di Gereja Katedral Ijen Malang. Kegiatan itu juga disemarakkan dengan apresiasi seni, nonton bareng dokumenter film Gus Dur di mata mahasiswa dan doa bersama lintas iman. (VIVAnews)

Setara Institute : Walikota Bogor Tunduk pada Kelompok Intoleran



Jakarta - WARA - Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos menyayangkan sikap Pemerintah Kota Bogor yang melarang jemaat GKI Yasmin yang ingin menunaikan ibadah Natal di gereja mereka yang beralamat di Jalan KH Abdullah bin Nuh, Kav. 31, Taman Yasmin, Bogor, , 25 Desember 2014 kemarin.

"Keinginan mereka untuk beribadah Natal di gereja mereka yang sah secara hukum dilarang dan dibubarkan oleh Satpol Pemkot Bogor atas instruksi Walikota Bima Arya dengan bantuan kelompok intoleran Forkami," ujar Bonar di Jakarta, Jumat (26/12/2014).

Bonar menilai peristiwa yang terjadi kemarin semakin memperlihatkan adanya kerja sama antara Pemerintah dengan kelompok intoleran.

Bukan saja pelanggaran hak beribadah dan berkumpul jemaat GKI Yasmin, Bonar juga menilai adanya pembangkangan hukum Walikota Bogor, Bima Arya, terhadap keputusan MA dan rekomendasi Ombudsman RI.

Bonar mengungkapkan, sikap Bima Arya meneruskan sikap wali kota sebelumnya, bahkan lebih buruk, karena berusaha mengeksploitasi konflik internal untuk dijadikan argumen pembenaran penutupan GKI Yasmin dan menyembunyikan ketertundukannya pada kelompok intoleran semacam Forkami.

"Pernyataan Bima Arya pada masa lalu bahwa dia akan setia pada konstitusi dan taat hukum patut dipertanyakan. Secara pribadi dia bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa pembubaran ibadah natal GKI Yasmin," kata Bonar.

Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi kericuhan antara puluhan jemaat dengan petugas Satpol PP Bogor yang hendak membubarkan jemaat dari lokasi. Keributan tersebut berlangsung ketika jemaat GKI Yasmin menggelar prosesi doa di hari Natal, 25 Desember 2014.

Bima Arya pun sebelumnya telah menyampaikan pernyataannya bahwa tidak ada kegiatan di GKI Yasmin pada saat perayaan Natal.

"Meski diperkirakan tidak ada aktivitas, kami akan tetap memantau bangunan GKI Yasmin tersebut," kata Bima, Selasa (23/12/2014) lalu. (Tribun)