Jumat, 09 Januari 2015

Tuntut Otonomi Khusus, Gubernur Awang Farouk Menangis Histeris


Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak berharap ada tokoh dari Kaltim yang duduk di kabinet kementrian
Samarinda – WARA - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Faroek Ishak ngotot menuntut otonomi khusus (Otsus) untuk Kaltim sampai menangis histeris. Dengan emosional, dia menyoal nasib keterbatasan Kaltim di hadapan puluhan anggota DPRD Kaltim pada Sidang Paripurna HUT ke 58 Provinsi Kaltim, Kamis (8/1/2015).
 
“Di tengah keterbatasan, Kaltim terus berjuang. Masyarakat Kaltim sendiri yang memperjuangkan otsus untuk kesejahteraan,” kata Awang dengan nada meninggi.

Dia kemudian terisak-isak, dan merinci keterbatasan Kaltim yang menjadi derita masyarakat. “Kaltim masih banyak kurangnya, keterbatasan listrik Kaltim, pendidikan belum berkualitas, infrastruktur tidak sempurna. Seharusnya tidak ada pengangguran dan kemiskinan,” ungkapnya terbata-bata.

Sembari menyeka air matanya, Awang mengatakan jika selama ini pembangunan Kaltim harus melewati tahap yang tidak sebentar. “Memang pembangunan Kaltim memang sudah berubah. Tapi ini merupakan akumulasi pembangunan selama 58 tahun. Tidak sebentar. Seharusnya, di usia 58 tahun saat ini, Provinsi Kaltim sudah menjadi rumah yang nyaman bagi kita semua,” sebutnya.

Segala keterbatasan itulah, lanjut dia, yang akhirnya mendorong Kaltim menuntut otsus. Padahal, kata dia, sebagai penghasil SDA yang besar, Kaltim mampu memberi pemasukan besar bagi pemerintah pusat. Namun, yang terjadi tidak ada keadilan untuk Kaltim.

“Sekarang di Kaltim, kita hanya tinggal menunggu bencana saja. Bagaimana tidak? Kaltim berada di peringkat empat Indonesia, sebagai penghasil emisi gas rumah kaca. Masyarakat kita hanya melihat eksploitasi SDA (sumber daya alam). Lingkungan kita rusak, kita tidak dapat apa-apa. Kita lihat saja, sekarang ini banjir dan longsor sudah menghantui,” ungkapnya.

Dia kemudian membandingkan Kaltim dengan Papua dan Aceh.
“Coba lihat Papua dan Aceh, keduanya menikmati bagi hasil migas sebesar 70 persen. Tapi Kaltim hanya menuntut bagi hasil 20 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan. Cuma itu,” sebutnya.

Dengan kondisi yang tidak sehat, Awang kembali merinci, PDRB Kaltim 2014 mencapai Rp 401,7 triliun. Angka tersebut lebih sedikit dari tahun sebelumnya, karena Kalimantan Utara sudah memisahkan diri. Sedangkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2015 yang diterima Kaltim hanya sebesar Rp 27 triliun.

“Apakah ini adil untuk Kaltim?,” tanya Awang kembali menangis.
Melihat Gubernur menangis, ruang Sidang Paripurna, di Gedung DPRD Kaltim menjadi hening. Dokter Rachim Dinata, yang menjadi Ketua tim dokter kesehatan Awang, terpaksa naik ke mimbar untuk menenangkan Awang. Namun tak kuasa menahan emosi, Awang terus histeris menangis.

Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Mukmin Faisjal, yang duduk bersebelahan dengan Awang memberikan tisu agar orang nomor satu di Kaltim itu berhenti menangis. Tapi Awang terus saja menangis, 20 menit lamanya sembari berpidato Dia kemudian meminta masyarakat Kaltim untuk mendukung otsus.

Sebelum itu, dia meminta maaf karena di HUT Kaltim yang ke 58, dia malah menangis. “Mohon maaf, saya terbawa emosi sampai menangis. Kita harus lanjutkan otsus,” ujarnya di akhir pidatonya. (KOMPAS.com)

Pelemahan Rupiah Bakal Terus Berlanjut


Suasana tempat penukaran mata uang asing di salah satu pusat perbelanjaan kawasan Mega Kuningan, Jakarta.

WARA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turun ke level Rp12.731 pada perdagangan Kamis 8 Januari 2015. Ini merupakan pelemahan selama tujuh hari berturut-turut, setelah kemarin juga anjlok 74 poin. atau 0,58 persen.

Pantauan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah terus alami kemerosotan pada perdagangan awal 2015. Kondisi tersebut, semakin dipertegas setelah terpicu oleh sentimen global yang sedang negatif.

"Memburuknya perekonomian Eropa, khususnya berkaitan dengan Yunani, mendorong pasar lebih tertarik mentransaksikan dolar AS. Itu, yang membuat mata uang lainnya termasuk rupiah melemah," ujar Reza Priyambada, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia kepada VIVAnews dalam pesan singkatnya.

Reza mengungkapkan, rupiah masih akan terus dibayangi pelemahan lanjutan. "Para pelaku pasar harus tetap waspada. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan buruknya kondisi global mendorong penurunan rupiah," ujarnya. (VIVAnews)

Seminggu Bersama Jasad Ibu



Keduanya mengunci diri di dalam kamar bersama jasad sang ibu yang telah meninggal dunia sejak pekan lalu.
Deng Bersama Kedua Anaknya Sebelum Meninggal

WARA - Dua bocah laki-laki harus menerima kenyataan pahit saat sang ibu menghembuskan nafas terakhir di rumah mereka yang sangat sederhana. Rasa takut membuat keduanya mengunci diri di dalam kamar bersama jasad ibu, yang telah meninggal dunia sejak 27 Desember 2014.


Warga sekitar telah mencium bau tak sedap dari dalam rumah. Hingga beberapa warga mendatangi rumah bobrok mereka, yang terletak di kota kecil di provinsi Guizhou, Tiongkok.


Betapa terkejutnya saat menemukan jasad sang ibu yang hampir membusuk. Setelah tujuh hari kematian sang ibu baru pada 3 Januari 2015, relawan datang untuk memeriksa.

Perempuan itu diketahui bernama Deng Caiying berusia 34 tahun. Kedua bocah laki-laki Deng tengah duduk di bangku sekolah kelas 6 dan 7.

Suami Deng telah meninggal terlebih dahulu pada tahun 2011. Sejak sepeninggal suaminya, Deng mengurus kedua buah hatinya. Himpitan ekonomi dan menjadi orangtua tunggal menjadi penyebab gangguan psikologis yang sempat dialami Deng.

Hingga diketemukan jasad Deng, belum diketahui penyebab pasti kematian ibu dua anak tersebut. Kini kedua anak Deng dalam pengasuhan relawan. Sementara pihak kepolisian masih mencari tau penyebab kematian Deng. (shanghaiist.com)

Istri Walikota Pembunuh 43 Mahasiswa Dipindahkan ke Penjara Berkeamanan Tinggi


Maria de los Angeles Pineda dan suaminya

Mexico City – WARA - Istri mantan wali kota Iguala di negara bagian Guerrero, Meksiko Maria de los Angeles Pineda yang didakwa sebagai dalang hilangnya 43 mahasiswa pada 26 September lalu dipindahkan ke penjara berkeamanan tinggi.
 
Istri Jose Luis Abarca tersebut, seperti dilansir laman Aljazirah, menjadi tahanan rumah. Kemudian ia pindahkan ke penjara dengan keamanan tinggi di negara bagian Nayarit di barat Mexico City.

"Hakim mengeluarkan surat perintah penahanan praperadilan atas kemungkinan perannya dalam melakukan kejahatan terorganisir, penyelundupan narkotika dan operasi dengan dana terlarang," kata jaksa federal Tomas Zeron, Selasa (6/1).

Rekaman video menunjukkan Pineda dengan wajah muram dan hanya terdiam dikawal petugas dibawa ke dalam truk.

Zeron mengatakan, kakak laki-laki Pineda adalah anggota terkemuka geng narkotika Guerreros Unidos. Hasil  penyelidikan mengindikasikan Abarca memerintahkan polisi menangkap mahasiswa untuk menghentikan mereka melakukan demonstrasi.

Mahasiswa menghilang setelah polisi menyerang bus dan menyerahkan mereka kepada anggota geng untuk dibunuh. Jasad mereka lantas dibakar di tempat pembuangan sampah dan abunya dibuang ke sungai. (Republika)

Pengarang Ayat-Ayat Setan Bela Tabloid Penghina Nabi



WARA - Pengarang novel terkenal Ayat-Ayat Setan asal India Salman Rushdie mengutuk penyerang ke kantor tabloid Prancis Charlie Hebdo kemarin yang menewaskan 12 orang, termasuk dua polisi dan empat kartunis.

Rushdie yang pernah mendapat fatwa mati dari pemimpin spiritual Iran Ayatullah Khomeini mendukung tabloid penghina nabi itu dengan mengatakan serangan penembakan kemarin adalah pertanda telah terjadi mutasi mematikan di dalam Islam.

Rushdie bersama Stephane Charbonnier, redaktur Charlie Hebdo, masuk dalam daftar orang yang paling dicari oleh kelompok militan Al Qaidah tahun lalu, seperti dilansir koran the Daily Mail, Kamis (8/1).

"Agama, bentuk paling primitif dari hal yang tidak masuk akal, ketika dikombinasikan dengan senjata zaman modern maka menjadi ancaman serius bagi kebebasan kita," kata Rushdie dalam pernyataannya kemarin.

"Saya mendukung Charlie Hebdo, sebagaimana kita juga semua harusnya begitu, untuk membela seni satir, demi kebebasan melawan tirani, kebohongan, dan ketololan."

Rushdie dikenal dunia ketika menerbitkan novel Ayat-Ayat Setan (The Satanic Verses) pada 1988 yang berisi hinaan terhadap Nabi Muhammad. (Merdeka.com)