Minggu, 07 Desember 2014

Agus Gumiwang: Hasil Munas Golkar, Akan Bubarkan KMP


Priyo Budi Santoso, Agung Laksono, dan Agus Gumiwang di Munas Golkar, Ancol, Jakarta Utara.
Jakarta - WARA - Agus Gumiwang Kartasasmita, anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar yang juga calon ketua umum Golkar di Musyawarah Nasional IX di Ancol, Jakarta Utara, mengatakan mendukung pemerintah dan membubarkan Koalisi Merah Putih (KMP).

Menurut Agus Gumiwang, dengan otomatis mendukung pemerintah dan keluarnya Golkar dari KMP, maka koalisi besutan Prabowo Subianto tersebut akan bubar dengan sendirinya.

"Hasil munas ini salah satu keputusannya membubarkan KMP. Karena jika Golkar keluar, maka sudah tidak ada lagi kekuatan dari KMP. Munas ini akan mendukung rencana pemerintah," ujar Agus Gumiwang di Hotel Mercure, Ancol Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2014).

Salah satu untuk menyokong pemerintah adalah dengan mendukung Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada. Dan, lanjut Agus, sejatinya Golkar mendukung pemerintah.

"Ini bukan bagi kue-kue (kekuasaan), tapi dalam membangun bangsa salah satunya berkontribusi mendukung upaya pemerintah," jelas Agus Gumiwang.

Menurut putra mantan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita tersebut, hal itu bukan semata-mata karena dirinya hanya akan mencalonkan diri menjadi ketua umum.

"Kita sudah sepakat bersaing secara sehat, tidak ada black campaign. Siapa pun yang terpilih, kita akan dukung dan siap membantu, bukan zero game, dengan proritas utamanya peka terhadap perkembangan masyarakat dengan membantu jalannya roda pemerintahan," pungkas politisi berusia 45 tahun tersebut.

Bersih dari Dosa
Sementara itu, politisi partai berlambang pohon beringin yang dipecat karena mendukung pilkada melalui DPRD, Nurdiman Munir, hadir dalam Munas Golkar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Sabtu malam.

Meski telah dipecat, menurut Nurdiman, kehadirannya sebagai bentuk dukungan kepada munas yang dinilainya lebih baik.

"Kehadiran saya mendukung munas di sini, karena munas tersebut yang bersih dari dosa-dosa, tidak melanggar UU Parpol, Tidak ada pelanggaran AD/ART, di mana munas ini juga mempertontonkan demokrasi sejati," ujar Nurdiman.

Menurut Nurdiman, ancaman demi ancaman selalu ada saat Aburizal Bakrie atau Ical memimpin. "Ancaman-ancaman ini membuat kita capek. Kita jalan perintah Munas Riau untuk mengawal pilkada langsung kita lakukan tapi dipecat, sekarang kita membuat Munas Januari juga dipecat."

Perpecahan yang pernah terjadi di Golkar, dinilai berbeda dengan sekarang. "Tapi (yang sekarang) ada permainan di belakang layar, berujung kepada pemilihan yang dilakukan DPD pada proses aklamasi. Tentu ini membuat masyarakat tidak terdidik, padahal fungsi parpol melakukan pendidikan bagi masyarakat," pungkas Nurdiman Munir. (Liputan6.com)

Puluhan Wartawan Datangi Kantor BPN Kota Bekasi



Bekasi WARA - Pengusiran yang disertai kekerasan terhadap beberapa wartawan pada Kamis (4/12/2014), yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bekasi Christiawan ternyata berbuntut panjang.

Puluhan wartawan menggeruduk dan menggelar aksi damai di Kantor BPN Kota Bekasi menuntut Kepala Kantor BPN Kota Bekasi untuk bertanggungjawab atas perbuatan pegawainya, Jumat (5/12/2014).

“Kalau BPN bersih kenapa mesti risih,” ujar Rizky wartawan Radar Bekasi dalam orasinya.

Rizky menuntut perlakuan kasar terhadap dirinya oleh Kasubbag TU BPN Kota Bekasi untuk diproses sesuai dengan aturan. “UU Pokok Pers No 40 Tahun 1999 jelas melindungi kami dalam peliputan, kenapa kami dihalang-halangi, apalagi kamera kami dipukul saat mengambil gambar, jelas ini tindakan tidak bermoral dan melanggar aturan,” kecam Rizky. Ia mengancam akan melaporkan tindakan tersebut ke Kepolisian.

Saat aksi berlangsung, Achmad Sudirman staff BPN yang menghampiri massa aksi berlaga seperti preman, dan menantang awak media yang sedang aksi untuk memberitakan peristiwa tersebut. Pada kesempatan itu juga, ia memerintahkan seluruh pegawai untuk kembali bekerja dan menghiraukan seruan yang dilakukan massa aksi. Alhasil, tindakan Sudirman, menambah suasana di Kantor BPN Kota Bekasi menjadi kisruh.

Massa aksi kemudian merangsek masuk dan menuntut Kepala BPN Kota Bekasi beserta pegawai yang terlibat untuk menemui pendemo.

Setelah ditunggu lama, akhirnya Kasubbag TU BPN Kota Bekasi, Christiawan menemui massa aksi. Namun dirinya mengelak dengan arogan segala yang dituduhkan oleh pendemo, bahkan menuding tindakan pengambilan gambar oleh wartawan mesti berizin.

“Pengambilan gambar maupun wawancara mesti dilengkapi dengan surat resmi dari redaksi dengan beberapa materi pertanyaan,” kelitnya.

Kendati demikian, seluruh massa aksi mengaku kecewa. Pasalnya, pihak BPN Kota Bekasi mengundang oknum wartawan yang mengaku sebagai Ketua PWI Bekasi, untuk menangani dan meredam massa aksi. Namun, aksi berakhir dengan deadlock, karena para pendemo membubarkan diri dan mengancam akan melanjutkan persoalan itu lebih lanjut.

“Kami akan melanjutkan permasalahan ini hingga pihak yang melakukan tindakan melawan undang-undang agar diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” ancam Randy eporter Radar Bekasi.

Insiden kekerasan yang dialami Rizky dan beberapa awak media lain, bermula saat beberapa awak media mendatangi Kantor BPN Kota Bekasi, untuk konfirmasi kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Bekasi serta pengambilan gambar pelayanan publik saat aktifitas pelayanan sedang berlangsung.

Hal itu dilakukan karena banyaknya keluhan dari masyarakat tentang maraknya praktik pencaloan di Kantor Pertanahan Kota Bekasi, yang mengakibatkan pelayanan terhambat serta penerbitan sertifikat tanah molor bahkan terkesan seperti digantung tanpa ada kejelasan.

Namun, kedatangan awak media dihadang oleh seorang pegawai yang diketahui selanjutnya menjabat Kasubbag Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bekasi Christiawan, bahkan saat memotret aktivitas di kantor tersebut, tiba-tiba kamera seorang fotografer Radar Bekasi ditepak hingga nyaris jatuh. Sontak kejadian itu mengundang reaksi solidaritas dari awak media lain

Hal yang disesalkan dari peristiwa tersebut, ialah intimidasi yang dilakukan Kasubbag Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bekasi Christiawan, dengan menakut-nakuti wartawan akan dilaporkan ke Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan menghalangi karya – karya jurnalistik yang diatur dalam UU no 40 tahun 1999 tentang PERS.

Perlu diketahui sebagian besar wartawan harian baik cetak, elektronik dan online yang ada di Kota Bekasi itu bukan anggota PWI dan tidak mau bergabung di dalam PWI. Lagipula berdasarkan informasi yang kami himpun, PWI pusat telah membekukan kepengurusan PWI Kota Bekasi. (Team)

Pemilik Warung Lamongan 'Menjerit', Harga Cabai di Manado 'Menggila'


Pedagang di Pasar Pinasungkulan, harga cabai melejit jelang Natal. 

Manado - WARA - Jelang Natal dan Tahun Baru harga cabai di Manado menggila.Pemilik warung makan Lamongan di Manado 'menjerit', Sabtu (6/12/2014). Warung makan Darwo di Kairagi misalnya, pemilik warung mengaku terpaksa menaikkan harga makanan lebih tinggi Rp 2 ribu dari harga sebelumnya.


"Bayangkan, harga cabai  di Pasar Bersehati Manado Rp 170 ribu itu saja yang masih ada gagangnya sementara cabai  bersih (tanpa gagang) Rp 190 ribu," kata nyonya Darwo. Itu pun ia mengaku mencari cabai yang bersih tidak ada di Pasar Bersehati. Meski demikian ia mengaku tak mengurangi takaran cabai atau setelah menjadi sambal ia tetap memberikan sambal sesuai dengan prosi biasanya.

"Saya terpaksa rugi sedikit, tak mungkin saya mengurangi cabai, soalnya pelanggan di Manado paling utama adalah cabai. Saya tak mau kehilangan pelanggan jelasnya.

Suaminya, Darwo membenarkan hal tersebut. ia membandingkan saat sebelum harga BBM naik, cabai pernah benar-benar murah di harga Rp 20 ribu per kilogramnya, kemudian naik dan pernah mencapai angka tinggi Rp 1200 ribu.

"Itu pernah sebelum naik BBM, setelah naik harganya segini. Di Bulan Desember menjelang Natal tahun baru biasa naik, tapi biasanya sebentar, kalau ini kok lama ya. Ya saya masih untung cuma untungnya mepet dengan harga cabai yang mahal," kata Darwo.

Ia berharap harga bisa kembali normal terutama cabai. ia membandingkan bila di Pulau Jawa komoditas cabai tak terlalu dipersoalkan karena di Jawa warga tak banyak mengonsumsi masakan dengan banyak cabai, sementara di Manado sebagian besar warganya selera makan harus dengan yang sangat pedas. (TRIBUNMANADO.CO.ID)

PBNU Dukung Penghentian Kurikulum 2013


Ketua Umum PBNU Said Aqil

Mataram - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013.
 
Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj mengatakan PBNU menilai kurikulum 2013 sangat memberatkan peserta didik, karena itu PBNU mendukung penghentiannya.
"Saya sendiri melihat pelaksanaan kurikulum 2013 sangat kacau dan memberatkan anak didik. Untuk itu, saya setuju kalau itu dihentikan," katanya di Mataram, Sabtu (6/12).
Menurut dia, kendati pemerintah telah memutuskan menghentikan pelaksanaan 2013, namun Said Aqil juga berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan, demi kebaikan dunia pendidikan di Tanah Air.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Rasyid Baswedan memutuskan menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 di seluruh Indonesia untuk kemudian disempurnakan lagi.

"Proses penyempurnaan kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir," kata Mendikbud Anies Baswedan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Jumat (5/12).

Implementasi kurikulum 2013, menurut Anies, secara bertahap dan terbatas telah dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014 di 6.221 sekolah di 295 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Hanya sekolah- sekolah inilah yang diwajibkan menjalankan kurikulum tersebut sebagai tempat untuk memperbaiki dan mengembangkan kurikulum 2013 ini.

Ia juga menyampaikan selain sekolah tersebut, sekolah yang baru menerapkan satu semester kurikulum 2013 akan tetap menggunakan kurikulum 2006 sampai mereka benar-benar siap menerapkan kurikulum 2013.
"Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan kurikulum 2006," katanya.

Kemdikbud, menurut dia, mengambil keputusan ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan kurikulum 2013 karena beberapa hal, antara lain masalah kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan kepala sekolah.

Ia mengatakan kurikulum pendidikan nasional memang harus terus-menerus dikaji sesuai dengan waktu dan konteks pendidikan di Indonesia untuk mendapat hasil terbaik bagi peserta didik.

Perbaikan kurikulum ini demi kebaikan semua elemen dalam ekosistem pendidikan terutama peserta didik.
"Tidak ada niat untuk menjadikan salah satu elemen pendidikan menjadi percobaan apalagi siswa yang menjadi tiang utama masa depan bangsa," kata Anies. (BeritaSatu)

Harga Minyak Turun, Ekonomi 5 Negara Ini Bakal Babak Belur



New York – WARA - Tren penurunan harga minyak belakangan ini membuat sejumlah negara penghasil minyak terbesar dunia ketar-ketir. Pasalnya, harga minyak yang terus turun diprediksi dapat menghantam perekonomian sejumlan negara.

Sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi berpotensi terkena hantaman terbesar dari anjloknya harga minyak global belakangan ini.

Mengacu pada data Economist Intelligence Unit, sejauh ini, Arab Saudi telah menyimpan cadangan minyak bernilai US$ 750 miliar.

Sementara mengutip CNBC, Sabtu (6/12/2014) tetangga Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab memiliki cadangan minyak bernilai US$ 100 miliar dan kebanyakan disimpan dalam bentuk dana kekayaan asing.
Tapi ketiga negara tersebut juga sangat bergantung pada produksi minyak untuk mendanai subsidi pemerintah dan investasi infrastruktur.

Dana yang dibutuhkan jauh lebih tinggi dari dana tunai yang dihasilnya minyak mentah seharga US$ 70 per barel. Jadi era penurunan harga minyak dapat membuat ketiga negara penghasil minyak tersebut menanggung kerugian besar.

Negara penghasil minyak yang juga terkena hantaman penurunan harga minyak dunia adalah Rusia dan Venezuela. Bahkan kedua negara tersebut memiliki cadangan finansial yang lebih sedikit untuk mengatasi dampak penurunan harga minyak dunia.

Rusia dan Venezuela telah mengurangi banyak cadangan finasial untuk mempertahankan pelemahan mata uangnya.

"Tapi penurunan harga minyak telah menghantam mata uang kedua negara tersebut dengan sangat keras," ungkap ekonom Capital Economist Andrew Kenningham.

Rubel Rusia anjlok sekitar 30 persen tahun ini dan Venezuela sekitar 15 persen. Itu akan membuat barang impor di kedua negara tersebut menjadi jauh lebih mahal, mendorong inflasi dan pemangkasan pengeluaran dan kebutuhan belanja. (Liputan6.com)