Kamis, 05 Maret 2015

Tentang Palaksanaan UN, Bikin Resah


Nurdin, S. Pd., M. Pd (Kasi Dikdas Dinas Pendidikan Majene).

MAJENE – WARA - Ujian Nasional (UN) sudah di depan mata, sesuai jadwal kalender pendidikan, untuk tingkat SMA/SMK rencananya dilaksanakan tanggal 13 - 15 April 2015 mendatang, dan tingkat SMP sederajat berlangsung tanggal 4 - 7 Mei 2015. Hal ini berdasarkan ketetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode tahun ajaran 2014-2015.

 Namun ironisnya, hingga kini Prosedur Operasional Standar (POS) yang mengatur petunjuk teknis pelaksanaan Ujian Nasional belum juga dikeluarkan oleh pihak Kementrian Pendidikan Nasional. Hal inilah yang mulai diresahkan oleh pihak yang terkait dalam pelaksanaan UN nantinya, tak terkecuali jajaran Dinas Pendidikan Kab. Majene, Provinsi Sulbar. 

Ditemui di ruang kerjanya, Kasi Kurikulum Dikdas Majene, Nurdin, S. Pd., M.Pd mengaku, pihaknya mulai ragu apakah pelaksanaan UN ini bisa berjalan maksimal atau tidak. 

"Biasanya bulan Oktober atau Nopember, Pos UN sudaha kita terima, tapi tahun ini belum ada kita lihat sama sekali. Saya terus mencoba membuka website Kemendikbud, tapi belum bisa menemukan dan mendownload-nya", ungkap Nurdin.

Lebih jauh Nurdin mengatakan, belum adanya Pos UN ini menyebabkan pihak Dinas Pendidikan Majene belum bisa berkomentar panjang mengenai teknis pelaksanaan ujian. Termasuk apakah UN dilaksanakan on line atau LJK seperti tahun-tahun sebelumnya. Olehnya itu, menurut Nurdin, pihak Kemendiknas Majene hanya konsentrasi pada persiapan kelengkapan peserta yang menurutnya sudah rampung segala persyaratan administrasinya.

 "Kita belum bisa pastikan bagaimana model pelaksanaannya, apakah On line atau sama dengan tahun-tahun sebelumnya, lagi-lagi karena petunjuk operasionalnya tidak ada. Yang ada untuk saat ini hanya draf dan itu bersifat wacana saja. 

Kemungkinan memang bisa on line, tetapi untuk Majene saya pikir belum. Kalau pun ada mungkin hanya SMA 2 dan SMK 2 sebagai uji coba", lanjut Nurdin. 

Sementara itu, Wakasek Humas SMA Negeri 2 Majene, Drs. Mahyuddin, M. Pd yang ditemui di ruang Multimedia SMA Negeri 2 Majene mengatakan, bahwa sekolahnya siap melaksanakan ujian nasional (UN) dalam bentuk dan model apapun, baik on line maupun dengan Lembar Kerja Komputer (LJK). 

"Kami siap ujian, on liene atau tidak on line. Alhamdulillah komputer dan sistem jaringan di sini memadai", ungkap Mahyuddin sambil menunjuk sejumlah kompueter yang sudah tertata di ruang Multimedia. 

Siswa SMA Mulai Gelisa
Ketidak jelasan prosedur pelaksanaan UN tahun 2015 ini akhirnya membuat sejumlah siswa mulai gelisa. Nurhidaya salah seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Majene mengaku, bahwa dirinya bigung karena ketidak jelasan apakah ujian on line atau manual dengan LJK. 

Ditemui wartawan di halaman sekolah Jl. Jenderal Sudirman Lutang Majene, Nurhidaya dan sejumlah rekan-rekannya mengaku kuatir jika ujian on line dipaksakan. Dan mereka meraih angka rendah, yang merupakan syarat masuk diperguruan tinggi. 

"Kalau angka kita renda, kan gak bisa kuliah", katanya. Karenanya dia berharap, agar pemerintah lebih adil dan tidak memaksakan kehendak pelaksanaan ujian secara on line. Karena mereka dan sekolahnya belum siap, (Harmegi)

Nyawa Dua Warga di Ujung Tanduk, Australia Berdoa! "Memaafkan Itu Penting!"



Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. (kompas.com)
CANBERA - WARA - Para anggota parlemen Australia melakukan doa bersama di depan gedung parlemen di Canberra Kamis pagi (5/3/2015)
Dalam kesempatan itu, Menlu Bishop kembali meminta pemerintah Indonesia untuk mengampuni kedua warga Australia  itu.

"Kami meminta pemerintah Indonesia, lebih tepatnya kami memohon kepada Presiden Indonesia untuk memberikan pengampunan," katanya di depan ratusan politisi lainnya.

"Pertama, upaya hukum masih berjalan bagi keduanya dan banding sedang diajukan ke Pengadilan Tinggi TUN," kata Menlu Bishop.

"Kedua, ada tuduhan yang pernah terungkap dalam proses peninjauan kembali terkait suap dalam keputusan pengadilan tingkat pertama," katanya.

"Namun yang lebih penting dari itu, konsep pengampunan dan memaafkan menempati posisi penting dalam sistem hukum di Indonesia sebagaimana di Australia," tambahnya lagi.

Menlu Bishop mengatakan, "Dan kami meminta agar penyesalan kedua orang ini dijadikan pertimbangan."
Sementara itu salah seorang pengacara Chan dan Sukumaran, Peter Morrissey SC, menyatakan pihaknya telah mengajukan upaya banding atas putusan PTUN Jakarta.

Dikatakan, pelaksanaan eksekusi seharusnya tidak dijalankan sepanjang proses hukum masih berlangsung.
"Kami berharap mereka tidak melaksanakan eksekusi sampai semua proses hukum dijalankan, dan saya bisa katakan bahwa kami akan terus mencari semua kemungkinan lain yang tersedia," kata Morrissey.

Dalam perkembangan lainnya Pastor Jeff Hammond, yang melakukan pendampingan spiritual bagi Chan dalam empat tahun terakhir, mengungkapkan Chan belum putus harapan. Mereka bertemu terakhir kali tiga hari lalu.

"Dia masih terus berdoa dan percaya ada keajaiban Tuhan untuknya," kata pastor Hammond.
Terpidana mati kasus narkoba Chan dan Sukumaran kini berada di Nusakambangan menunggu waktu pelaksanaan eksekusi mereka.

Kedua termasuk di antara terpidana mati lainnya asal Perancis, Ghana, Brasil, Nigeria, Filipina dan Indonesia, yang akan menjalani eksekusi gelombang kedua yang dilaksanakan di bawah pemerintahan Jokowi. Gelombang pertama telah dilakukan Januari 2015 lalu di Pulau Nusakambangan. (ABC)