Minggu, 11 Januari 2015

ISIS Penggal Pesulap Suriah Hibur Anak Miskin, Dianggap Syirik


ISIS penggal pesulap di alun-alun Kota Raqqa, Suriah.

Raqqa - WARA - Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) awal pekan ini memenggal pesulap jalanan di Kota Raqqa, Suriah. Pria nahas kelahiran Turki itu ditangkap saat sedang menghibur anak-anak miskin di kawasan kumuh dengan trik kartu dan koin.


Milisi ISIS yang menguasai kota tersebut segera menangkapnya ketika dapat laporan ada pesulap sedang beraksi. Pesulap tak disebut namanya ini dianggap melakukan dosa syirik, alias menyekutukan tuhan. Eksekusinya digelar di alun-alun Kota Raqqa, seperti dilansir mirror.com, Rabu (7/1).

"Dia menghina Tuhan karena menciptakan ilusi dan tipuan mata," ujar juru bicara ISIS Raqqa lewat situs mereka.

Pesulap 50 tahun itu sering dipanggil 'penyihir' oleh anak-anak yang terhibur oleh trik-trik itu. Salah satu pengungsi Kurdi, Ismail, yang pernah menyaksikan atraksi pria ini menjelaskan sebetulnya tidak ada yang istimewa dari aksinya. Sang pesulap biasanya menghilangkan ponsel atau koin. serta mampu mempermainkan kartu remi di hadapan penonton.

"Dia memberi hiburan ketika masyarakat yang dilanda perang membutuhkannya. Tapi untuk itu, dia harus membayar dengan nyawanya," kata Ismail.

Raqqa adalah kota yang pertama kali diserang ISIS pertengahan tahun lalu. Kota itu termasuk yang paling multikultural di Suriah, karena ada banyak pemeluk agama hidup berbarengan dari beragam etnis. (Merdeka.com)

Siap Menikah Dengan Glenn, Chelsea Olivia Pindah Keyakinan?


Glenn Alinskie melamar Chelsea Olivia.

Jakarta – WARA - Aktris Chelsea Olivia dan aktor Glenn Alinskie mengaku siap untuk membawa hubungan asmaranya ke jenjang pernikahan tahun ini. Pemilik nama lengkap Chelsea Olivia Wijaya itupun memiliki sejumlah impian.

Pemain sinetron 'Antara Cinta dan Dusta' itu ingin menikah di sebuah gereja Katolik. Diakui oleh Chelsea, salah satu alasannya, karena ia sangat terkesan dengan arsitektur yang dimiliki dalam sebuah gereja Katolik.

"Tempat impian aku juga pengennya nikah di gereja Katolik karena altarnya panjang banget," ucapnya, saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Januari 2015.

Sementara itu, saat disinggung mengenai perpindahan keyakinan, Chelsea menuturkan hal tersebut bukan semata faktor Glenn seorang.

"Saya enggak pindah keyakinan, Tuhan saya masih Yesus. Itu juga bukan karena gara-gara Glenn, keluarga aku juga banyak Katolik. Aku pelajari Katolik setahun dengan ikut kelas," tuturnya.

Pemain sinetron 'Cinta Sejati' itu menegaskan langkah yang diambilnya tersebut juga mendapatkan dukungan dari keluarga. Orangtua dan kerabat menghargai keputusan Chelsea.

"Keluarga support, enggak ada yang melarang. Mereka hargai keputusan aku karena memang ini kan pilihan," ungkapnya. (Viva)

KPK Tak Gentar Usut Dugaan Rekening Gendut Pejabat Polri



Jakarta - WARA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjajanto mengatakan lembaganya akan menyelesaikan kasus dugaan rekening gendut milik beberapa pejabat tinggi Polri.

”Meski pemiliknya bakal menjabat posisi strategis di kepolisian, KPK tidak akan gentar,” ucapnya di Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Sabtu (10/1/2015).

Menurutnya yang sudah jadi menteri saja sudah terkena, sehingga pihaknya tidak akan  melakukan diskriminasi.

Belakangan memang kasus dugaan rekening gendut milik petinggi Polri dibicarakan publik. Hal itu terjadi setelah Presiden Joko Widodo mengajukan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sebagai calon tunggal pengganti Kapolri saat ini, Jenderal Sutarman.

Bambang mengatakan, KPK hingga sekarang masih berproses menangani dugaan yang muncul empat tahun lalu tersebut. Namun dia menolak memaparkan sejauh mana penanganan itu telah dilakukan. "Nanti jika sudah selesai akan diumumkan," ujarnya.

Dikatakan oleh Bambang penyelesaian perkara dugaan rekening gendut pejabat Polri membutuh waktu yang lama. ”Bandingkan saja penanganan kasus ini dengan perkara dugaan korupsi lain yang diawali operasi tangkap tangan,” ujarnya.

Berkaitan dengan rekening gendut, nama Budi Gunawan disebut-sebut sebagai salah satu pejabat Polri yang memiliki rekening gendut. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK Budi memiliki harta Rp 22,65 miliar.

Budi disebut dekat dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri karena pernah menjadi ajudannya. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga telah mendukung pencalonan Budi setelah namanya masuk dalam dua opsi yang disampaikan Kompolnas kepada Presiden. (fastnews)

Apa Alasan Presiden Jokowi Terburu-buru Mengganti Kapolri?


Kapolri Jenderal Polisi Sutarman 

Jakarta - WARA - Penunjukan Komisaris Jenderal Budi Gunwan sebagai satu-satunya calon Kapolri yang diajukan ke DPR mengundang ragam tanda tanya.

Pertanyaan sederhana adalah apa sebab Presiden Joko Widodo menunjuk calon Kapolri padahal Jenderal Sutarman baru pensiun pada Oktober 2015 mendatang.

"Pertanyaan yang simpel adalah apa alasan bagi Presiden untuk terburu-buru segera melakukan proses seleksi ini? Padahal Sutarman sendiri baru pensiun Oktober nanti. Ini jadi satu yang menurut kita tanda tanya bahwa banyak kejanggalan dalam proses ini," ujar Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho  di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Sabtu (10/1/2015).

Kedua adalah, pernyataan pemerintah yang mengatakan tidak ada keharusan untuk melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan KPK untuk penelusuran rekam jejak.
Persoalannya, kata Emerson, Presiden Joko Widodo telah melibatkan kedua lembaga tersebut ketika memilih menteri atau pejabat setingkatnya.

"Betul itu tidak ada ketentuan dalam undang-undang termasuk Undang-Undang Kepolisan. Tapi paling tidak ini satu diskriminatif. Untuk men-trace aja mereka melakukan proses seleksi melalui PPATK (dan) KPK. Tapi untuk pejabat setingkat Kapolri dan jaksa agung, tidak dilibatkan," kata Emerson.

Emerson menduga langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi istana meloloskan Budi Guawan. Pasalnya, jika melibatkan kedua lembaga itu, perwira tinggi Polri yang disebut memiliki rekening gendut itu akan lolos.

"Karena pihak istana itu tahu betul soal rekam jejak (Budi Gunwan). Ini kalau dilibatkan KPK (dan) PPATK, jangan-jangan figurnya tidak akan lolos. Itu paling tidak penjelasan kita," tukas Emerson.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews, nama Budi Gunwan sebenarnya telah disodorkan ke KPK saat pemilihan menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Namun dalam penelusuran KPK dan PPATK, nama Kepala Lembaga Pendidikan Polri itu masuk kategori merah yang artinya tidak boleh menjadi pembantu presiden atau menteri karena berpotensi besar menjadi tersangka. (Tribun)

Jokowi Sebut Perubahan di Jakarta Akan Terlihat Tahun Ini



Jokowi di Tanah Abang
Jakarta – WARA  - Presiden Joko Widodo mengaku belum berani memberikan penilaian terhadap duet Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam memimpin Jakarta. Perubahan yang dulu dilakukan bersama Ahok saat memimpin ibu kota selama dua tahun, menurut Jokowi baru akan terlihat tahun ini atau tahun depan.

"Nanti dilihat tahun ini. Saya kira penataan organisasi yang udah dilakukan," ungkap Jokowi usai memeriksakan giginya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/1).

Dia menilai, apa yang telah dilakukan dirinya dan diteruskan Ahok sudah cukup baik. Tetapi hasil yang akan dicapai belum dapat terlihat dalam waktu dekat.

"Ya nanti hasilnya akan kelihatan tahun ini atau tahun depan," tutup Jokowi.

Seperti diketahui, Ahok telah melakukan perombakan jabatan eselon di Pemprov DKI secara massal dan melantik di Lapangan Monumen Nasional pada 2 Januari 2015. Pejabat yang baru diberikan waktu tiga bulan untuk bekerja. Kemudian akan dilakukan evaluasi. (Merdeka.com)