Jumat, 20 September 2013

Kabar Penting

Pelaku Penembak Polisi Gunakan Konsep Gerilya Kota

Penembak polisi kemarin menggunakan cara hit and run.

Aipda Kus Hendratna, salah satu anggota polisi yang ditembak orang tak dikenal.
Aipda Kus Hendratna, salah satu anggota polisi yang ditembak orang tak dikenal. (ANTARA/Saptono)
Jakarta Warta Nusantara - Dalam kurun waktu tiga bulan, empat anggota kepolisian tewas ditembak orang tak dikenal. Polisi sendiri hingga kini belum menangkap seorangpun pelaku.

Jika dilihat, metode yang digunakan para pelaku hampir sama. Sasarannya anggota yang menggunakan seragam serta diserang pada waktu malam dan dini hari.

Polisi menduga jika pelaku penembak empat anggota tersebut masih satu kelompok yang sama. Pengamat Intelijen, Nuruddin Lazuardi mengatakan pelaku penembak tersebut bahkan telah menerapkan konsep geriliya kota.

Konsep tersebut memang sering digunakan oleh para kelompok teroris untuk menyerang seseorang yang dianggap musuh bagi mereka. "Jika dilihat secara konsep memang ada salah satu prinsip dalam gerilya kota yang diadopsi oleh para pelaku penembakan polisi yaitu konsep 'hit and run'," ujar Nuruddin saat dihubungi VIVAnews, Kamis 19 September 2013.

Nuruddin menjelaskan, dalam konsep perang geriliya kota ada tiga unsur didalamnya, di antaranya pertama penuh Kejutan dan Tidak Terduga, kedua hit n run dan ketiga penuh tipu daya dan ilusi.

Konsep penuh kejutan dan tidak terduga memiliki arti menyerang dengan strategi dan melihat titik terlemah lawan sehingga lawan menjadi bingung dan kelelahan karena tenaga terforsir untuk mengidentifikasi mereka.

Sedangkan hit and run itu bertempur dan melarikan diri demi mempertahankan hidup agar dapat bertempur lagi di kemudian hari.

"Hit and run yang sebenarnya tidak sekedar menyerang dan kabur, tapi juga menyampaikan pesan, memproklamsikan diri dan juga aksi penggalangan simpati, dana dan sebagainya," kata Nuruddin.

Nuruddin yang juga mahasiswa tingkat akhir Program Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Unversitas Indonesia ini menambahkan, konsep geriliya kota yang terakhir adalah penuh tipu daya dan ilusi, dimana pelaku melakukan penyerangan dengan mengaburkan modus dan pola sehingga lawan susah mengidentifikasi sehingga tercipta ilusi yg mengaburkan aksi-aksi mereka.

"Dari semua konsep itu ada satu syarat yang harus dipenuhi sebelum itu dijalankan. Syaratnya adalah penguasaan kota atau teritori dalam artian bahwa para gerilyawan tersebut memahami karaketeristik peta kota. Syarat lainnya adalah logistik, dalam hal ini senjata," jelas dia.

Sebelumnya, sebuah panduan pelaksanaan perang gerilya perkotaan muncul di internet via laman scribd.com. Pengantar panduan tersebut mengajak pembacanya untuk berperang melawan rezim penguasa kafir dan menggulingkannya.

Panduan setebal 112 halaman ini dipublikasikan oleh seseorang yang memakai nama Syarif Ramzan Saluev, dan telah diunduh lebih dari 1.000 kali.

Laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem.

 



Polisi Harus Segera Cari Penyebar Panduan 'Gerilya Kota'


"Karena bisa menginspirasi masyarakat untuk melakukan itu."

Personel polisi memberi penghormatan terakhir kepada Alm. Aipda Koes Hendratno yang tewas di tembak pelaku teror ketika jenazah akan di bawa ke Kulon Progo, Yogayakarta
Personel polisi memberi penghormatan terakhir kepada Alm. Aipda Koes Hendratno yang tewas di tembak pelaku teror ketika jenazah akan di bawa ke Kulon Progo, Yogayakarta (ANTARA/Saptono
Jakarta - Warta Nusantara - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme meminta pihak Kepolisian untuk segera menyelidiki panduan pelaksanaan perang gerilya kota yang muncul di laman scribd.com. Sebab, panduan setebal 112 halaman ini bisa diunduh dengan mudah oleh siapa saja.

"Polisi harus segera menyelidiki siapa yang menyebarluaskan kebencian itu," kata Deputi I Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal Agus SB kepada VIVAnews.

Menurut Agus, gerakan propaganda itu dikhawatirkan bisa melahirkan benih-benih baru ekstrimis di tanah air. Dalam pengantarnya, laman itu bahkan mengajak pembaca berperang melawan apa yang mereka sebut sebagai "rezim penguasa kafir" dan menggulingkannya.

"Sangat mengkhawatirkan, karena bisa menginspirasi masyarakat untuk melakukan itu," katanya.

Agus mengakui, selain panduan perang gerilya kota, ada sejumlah situs yang memuat propaganda untuk melakukan gerakan terorisme. Oleh karena itu, ia mengajak semua kalangan masyarakat untuk bekerjasama dengan melaporkan segala bentuk propaganda yang mengarah ke sebuah gerakan ekstrem kepada pihak berwajib.

"Kami mengimbau masyarakat jika ada yang melihat dan menemukan hal-hal seperti itu tolong segera laporkan kepada pihak kepolisian," tuturnya.

Membaca pengantarnya, panduan ini memang ekstrem:

"Hari ini kita dijajah oleh kekuatan militer kafir. Mereka menguasai kota-kota besar dan gedung-gedung pemerintahan. Mereka mengangkat penguasa boneka atas nama sang penjajah. Umat Islam pun menjadi buruan penguasa, dan sebagian besar dari mereka ditahan," demikian paragraf pertama pengantar panduan itu.

Selanjutnya ditulis bahwa "sang penguasa kafir" telah menyebar aparat intelijen dan dinas keamanan rahasia ke segala penjuru negeri.

"Siapapun yang berani berbicara atau mengutarakan ide-ide untuk menegakkan jihad, syariat, dan anti demokrasi--meskipun ia orang tidak bersalah--maka akan segera dihabisi."

Panduan itu menyatakan perlawanan harus dilakukan dengan mengadopsi sistem gerilya dengan taktik serangan hit and run--menyerang berulang-ulang dan menghilang dengan cepat. Serangan semacam itu dimaksudkan agar otoritas kebingungan dan kehilangan moral tempur. (Baca selengkapnya: Manual Gerilya Kota Beredar Di Internet Panduan Teroris) (VivaNews)

 

Manual Gerilya Kota Beredar di Internet, Panduan Teroris?

Pelepasan jenazah Bripka Sukardi, salah satu polisi yang tewas ditembak teroris.
Pelepasan jenazah Bripka Sukardi, salah satu polisi yang tewas ditembak teroris. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Warta Nusantara – Sebuah panduan pelaksanaan perang gerilya perkotaan muncul di internet via laman scribd.com. Pengantar panduan tersebut mengajak pembacanya untuk berperang melawan rezim penguasa kafir dan menggulingkannya. Panduan setebal 112 halaman ini dipublikasikan oleh seseorang yang memakai nama Syarif Ramzan Saluev, dan telah diunduh lebih dari 1.000 kali.

Laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem.

“Hari ini kita dijajah oleh kekuatan militer kafir. Mereka menguasai kota-kota besar dan gedung-gedung pemerintahan. Mereka mengangkat penguasa boneka atas nama sang penjajah. Umat Islam pun menjadi buruan penguasa, dan sebagian besar dari mereka ditahan,” demikian paragraf pertama pengantar panduan itu.

Selanjutnya ditulis bahwa penguasa kafir menyebarkan kekuatan intelijen, informan, dan dinas keamanan rahasia di segala penjuru. “Siapapun yang berani berbicara atau mengutarakan ide-ide untuk menegakkan jihad, syariat, dan antidemokrasi –meskipun ia orang tidak bersalah– maka akan segera ‘dihabisi’,” tulis panduan itu.

Panduan itu kemudian bertanya kepada pembacanya apakah mereka akan berdiam diri dan mencari selamat saja, atau bertindak dan melakukan perlawanan balik. “Manual ini disediakan untuk Anda yang memutuskan untuk berperang. Manual ini disusun bagi rakyat biasa yang memutuskan bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya jalan untuk menjatuhkan rezim berkuasa,” tulisnya.

Pengantar panduan lantas memberitahukan kepada pembacanya bahwa jaringan perlawanan harus mengadopsi sistem perlawanan gerilya dengan taktik serangan hit and run –menyerang berulang-ulang dan menghilang dengan cepat. Panduan itu menekankan, inti semua serangan itu adalah untuk membuat otoritas penguasa kebingungan dan kehilangan moral tempur.

“Para pejuang harus mulai merencanakan strategi gerilya kota dengan membawa peralatan tempur mereka dalam belantara gedung-gedung bertingkat dan bangunan tembok,” tulis panduan itu.

Seperti diketahui, belakangan pola serangan semacam yang tertulis dalam panduan tersebut marak terjadi pada anggota Kepolisian RI. Sejumlah polisi tewas ditembak oleh kelompok teroris dengan metode hit and run. Polisi sampai saat ini terus memburu pelaku penembakan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Agus Rianto yang dikonfirmasi soal panduan gerilya kota ini mengatakan, perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang untuk melakukan dan mengembangkan apapun lewat dunia maya.
"Produk-produk seperti itu dibuat atau disusun oleh pihak tertentu yang ingin mengganggu stabilitas dalam masyarakat. Tapi kami berharap tidak ada yang terpengaruh," kata Agus. (VivaNews)