Selasa, 13 Januari 2015

Bayang-bayang Megawati di Balik Penunjukan Komjen Budi Gunawan



Jakarta - WARA - Presiden Joko Widodo telah resmi mengajukan nama Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Nama Komjen Budi Gunawan telah diserahkan ke DPR untuk meminta persetujuan.

Surat dengan nomor R-01/Pres/01/2015 itu meminta persetujuan DPR untuk mengangkat Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri dan memberhentikan Jenderal Polisi Sutarman. Sutarman sendiri menjadi Kapolri selama 1 tahun 3 bulan ketika itu ditunjuk oleh Presiden SBY.

Selain itu, Jokowi ternyata sudah mengetahui kabar Calon Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan memiliki rekening gendut. Oleh sebab itu, Jokowi rupanya sudah menelusuri rekam jejak Budi Gunawan dari media dan data kepolisian langsung.

Menurut pengajar UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, Presiden Jokowi diyakini mempunyai nama calon Kapolri selain Komjen Pol Budi Gunawan. Namun, mantan Wali Kota ini harus mengutamakan politik balas budi.

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, Jokowi tak bisa berbuat apa apa dan Jokowi seperti boneka kroni-kroninya elite dilingkarannya yang harus disenangkan dan dibahagiakan," ujarnya.

Berikut apa saja bayang-bayang Megawati di balik penunjukan Budi Gunawan :

Budi Gunawan bekas ajudan Megawati Soekarnoputri

Calon tunggal Kapolri, Komjen Pol Budi Gunawan saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri sejak bulan Desember 2012. Namun pada saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes), Budi Gunawan pernah menjabat sebagai ajudan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Sebelumnya Budi pun pernah ditolak publik saat dirinya berada di calon pengganti Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo. Kala pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, angkatan akpol 1983 itu tersisih oleh Sutarman yang ditunjuk SBY sebagai Kapolri.

Kini dalam laporan harta kekayaan para calon Kapolri, ternyata Komjen Pol Budi Gunawan termasuk jenderal dengan kekayaan fantastis, yakni mencapai Rp 22,6 miliar. Hal ini diketahui dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Dalam LHKPN pada 26 Juli 2013, total kekayaan Budi Gunawan Rp 22.657.379.555. Kekayaan Budi Gunawan ini melonjak drastis jika dibandingkan pada 2008. Saat itu kekayaan Budi Gunawan hanya Rp 4.684.153.542.

Paling banyak adalah harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan. Nilainya sebesar Rp 21.543.934.00. Budi juga memiliki harta bergerak lainnya seperti alat transportasi dan mesin lainnya. Total nilainya sebesar Rp 475.000.000.

Eva Sundari : Mas Budi membuat diri Jokowi nyaman

Politikus PDIP Eva Sundari mengatakan, pemilihan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri tidak lepas dari faktor kecocokan antara presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jokowi menilai tidak sekadar dari teknis kepangkatan senioritas tapi juga nyambung, klik enggak ke Jokowi. Kita enggak bisa maksain. Mas Budi membuat diri Jokowi nyaman. Kalau akhirnya jatuh ke Budi Gunawan masuk akal, secara emosi sudah kenal dan juga bekas ajudan ibu, seperti itu logikanya," kata Eva di Jakarta, Minggu (11/1).

Sebelum memilih Budi, Eva mengatakan Jokowi terlebih dahulu konsultasi dengan partai. Bahkan kepada pihak oposisi Koalisi Merah Putih. Eva mengklaim kalau mereka akan menyetujui pilihan Jokowi.

"Saya percaya Jokowi sudah mempertimbangkan dan memikir betul, tidak sekedar teknis, saya melihat Budi terbaik bagi dirinya," ujar Eva.

PDIP : Kritisi Budi Gunawan soal rekening gendut subjektif

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tb Hasanuddin mengatakan, bahwa tidak ada aturan yang dilanggar oleh Presiden Joko Widodo. Kecuali mantan Wali Kota Solo ini mengajukan di luar calon Kapolri yang diusulkan Kompolnas.

"Bahwa kemudian ada sebagian masyarakat yang mengkritisi Budi Gunawan terutama menyangkut rekening gendut menurut saya subyektif," jelasnya.

Oleh sebab itu, dia mengharapkan beberapa pihak memberikan kesempatan terhadap Kepala Lembaga Pendidikan Polri ini menggantikan Jenderal Kapolri Sutarman.

"Sekarang proses pemilihan Kapolri sedang berjalan, beri kesempatan Komjenpol Budi Gunawan menjadi Kapolri yang baru dan mari kita awasi kinerjanya langsung oleh rakyat demi kepentingan masyarakat, negara dan bangsa. Jangan ragu-ragu untuk mengkritisinya," ujarnya.

Jokowi diyakini punya pilihan lain dari Budi Gunawan

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menilai, pemilihan calon tunggal Kapolri Komjen Budi Gunawan atas rekomendasi Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Jokowi tak bisa buat apa apa, saya ingin katakan Jokowi tak punya kekuatan apa-apa, pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri lebih kuat intervensi orang orang di sekeliling Jokowi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/1).

Menurut dia, menjabat Kapolri bukan hanya memberantas mafia narkoba dan teroris, namun mencegah dan menangkap para koruptor.

"Maka bagaimana menunjuk orang yang akan memberantas kejahatan tersebut, namun pada saat yang sama ada dugaan calon Kapolri terseret rekening gendut dan integritasnya diragukan publik."

"Jokowi pasti punya pilihan atau nama calon kapolri selain Budi Gunawan. Namun Jokowi harus ditaklukkan oleh sebuah realitas politik, kepentingan balas budi politik, mau tidak mau, suka atau tidak suka, Jokowi tak bisa berbuat apa apa dan Jokowi seperti boneka kroni kroninya elite dilingkarannya yang harus disenangkan dan dibahagiakan." (merdeka.com)

Sejarah Masjid Tiban, Dipercaya Dibangun Pasukan Jin



WARA - Istilah Masjid Tiban konon diberikan oleh seorang supir angkot yang nyletuk pada penumpangnya kalau ada Masjid Tukul (Tumbuh) dari bumi sekitar tahun 2000-an. Sejak saat itu, banyak rombongan datang seolah-olah ingin mencari kepastian.

Bangunan yang dimaksud Masjid Tiban itu sejatinya adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah. Bangunan berlantai 10 itu 'mendadak' muncul di lingkungan perkampungan karena itu disebut masjid ajaib.

"Namun tidak tahu pastinya isu itu datang dari mana. Hanya katanya-katanya yang hingga sekarang masih melekat di masyarakat," kata Joko Santoso, salah satu pengurus pesantren, Minggu (11/1)

Saat itu ada pengunjung asal Gondanglegi dan Tumpang, Malang yang mengaku mendapat kabar dari seorang supir kalau ada Masjid Tiban (muncul mendadak). Namun soal siapa supir tersebut hingga kini tidak pernah diketahui.

Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah berlokasi di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang. Sekitar 40 kilometer dari pusat kota Malang.

Pondok tersebut didirikan oleh almarhum KH Hadratus Syeikh Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam atau Romo Ahmad. Almarhum Romo Ahmad berpulang pada tahun 2010 pada usia 67 tahun dan dimakamkan di komplek pondok.

Makam almarhum yang terletak di bawah bangunan dalam bentuk bunga lotus berkelopak itu menjadi tempat para santri dan pengunjung untuk berziarah.

Pondok Romo Ahmad ini mulai direncanakan pada tahun 1963, namun izinnya baru keluar pada 1978. Sekitar tahun 1987 baru dimulai pembangunannya. Romo Ahmad sendiri diketahui sebagai murid Kiai Sahlan asal Sidoarjo.

Sementara arsitektur yang digunakan untuk merancang bangunan merupakan hasil istikharah. Bangunan itu terus bertambah tergantung istikharah, namun bisa saja dihentikan bahkan dikurangi tergantung Romo Kyai Ahmad saat itu.

Pondok Romo Ahmad ini juga pernah didemo masyarakat karena dianggap aliran sesat sekitar tahun 2000. Saat itu beberapa bagian sempat dihancurkan karena dianggap syirik menyimpan jin dan lain sebagainya.

"Saat itu Bupati dan Kapolres turun untuk menengahi. Mereka yang demo dipersilakan untuk melihat kegiatan pondok dan akhirnya dinyatakan bukan termasuk aliran sesat. Dulu sempat juga ada bangunan kotak, mereka menuduh kita bikin kabah sendiri," kata H Mustafa, pengurus pesantren.

Mustafa menegaskan pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah, adalah pondok tombo ati (obat hati). Pembelajarannya membersihkan penyakit hati berupa iri dengki, riya dan takabur.

Praktik yang dilakukan dengan mawas diri, suudzon (prasangka buruk) terhadap diri sendiri, namun khusnudzon (prasangka baik) pada orang lain. Sedangkan aliran yang diikuti adalah ahli sunnah wal jamaah yang tidak merasa benar sendiri.

Kini sepeninggal Romo Ahmad, kepemimpinan pondok dilanjutkan oleh istrinya, Nyai Luluk Rifqo Al Mahbubah (58). Ada sekitar 325 orang santri yang menetap bersama keluarganya di komplek pondok. Mereka tinggal sambil terus mengembangkan usaha untuk pesantren.

Sementara jumlah santri yang tidak menetap jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan, ditambah lagi dengan para jamaah yang tidak pernah terdata jumlahnya. Mereka dengan ikhlas menyumbangkan uang dan tenaganya demi pembangunan komplek pesantren warisan Romo Ahmad. (Merdeka.com)

"Charlie Hebdo" Kembali Terbit, Kartun Nabi Muhammad Muncul di Halaman Depan


Pemimpin redaksi majalah satir "Charlie Hebdo", Stephane Charbonnier.
Paris - WARA - Majalah satir Perancis Charlie Hebdo meluncurkan terbitan perdana pasca-penembakan yang menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi Stephane Charbonnier dan 3 kartunis kawakan Jean Cabut, Bernad Velhac, dan Georges Wolinski. Meski ada dugaan serangan dipicu karena majalah itu kerap menampilkan hinaan terhadap Nabi Muhammad, Charlie Hebdo terbaru masih menampilkan sosok yang dianggap Nabi Muhammad di sampul depannya.
 
Dilansir dari AFP, Selasa (13/1/2015), Charlie Hebdo menampilkan sosok Nabi Muhammad dengan wajah sedih yang sedang meneteskan air mata, dan memegang tulisan "Je Suis Charlie" (Kami adalah Charlie). 

Slogan itu memang digunakan untuk menolak aksi kekerasan untuk menanggapi kartun yang dibuat Charlie Hebdo.

Selain itu, di atas sosok yang menggunakan sorban putih ini terdapat tulisan "Toutes Pardonne", yang berarti "Semua telah dimaafkan".

Peluncuran sampul ini dibuat lebih cepat dari jadwal rilis Charlie Hebdo yang rencananya akan dilakukan pada Rabu (14/1/2015) mendatang. Pihak penerbit menyiapkan setidaknya 3 juta kopi dari edisi yang dikerjakan oleh "karyawan yang selamat dari serangan", dari 60.000 kopi eksemplar yang biasanya diterbitkan. Rencananya, majalah ini akan didistribusikan ke 25 negara dan diterjemahkan ke 16 bahasa atas permintaan global.

Dunia memang bersimpati terhadap korban aksi teror yang terjadi di Perancis. Beragam bentuk dukungan dan aksi solidaritas dengan slogan "Je Suis Charlie" mengemuka untuk menolak bentuk teror.

Tapi di sisi lain, penggambaran kembali sosok Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo dikhawatirkan akan kembali memicu kemarahan komunitas muslim dunia. Selama ini, tradisi muslim memang melarang penggambaran sosok wajah dan karakter Nabi Muhammad.

Pelaku penembakan di Charlie Hebdo memang sempat berteriak kalau serangan yang dilakukan mereka adalah "balasan terhadap apa yang dilakuan terhadap Nabi Muhammad". Sebelum serangan maut itu terjadi, Charlie Hebdo memang kerap mendapat ancaman saat menampilkan gambar yang dianggap penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

Di 2006 misalnya, karyawan majalah itu mendapat ancaman saat menampilkan kartun Nabi Muhammad yang dimuat di koran Denmark, Jyllands-Posten. Kemudian pada 2011, kantor itu sempat dilempar molotov ketika kembali memuat gambar yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

Karyawan Charlie Hebdo mengaku, mereka akan tetap mempertahankan tradisinya untuk mengkritik semua agama, politisi, selebriti, dan perisitwa berita lain. "Di tiap edisi selama 22 tahun terakhir, tidak ada satu pun yang tanpa karikatur Paus, Yesus, pendeta, rabbi, imam atau Muhammad," kata pengacara Charlie Hebdo, Richard Malka.

Menurut Malka, akan sangat mengejutkan jika kartun Nabi Muhammad tidak muncul dalam isu terbaru. Lebih lanjut, Malka mengatakan bahwa Charlie Hebdo "bukan koran berisi kekerasan tapi merupakan sindiran terhadap segala sesuatu yang dianggap serius". (KOMPAS.com)

Belitung Berduka, Dua Bupati Kehilangan Mahar "Laskar Pelangi"



Belitung - WARA - Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama mengaku mengikuti perkembangan proses otopsi jenazah Verrys Yamarno (18), pemeran Mahar dalam film Laskar Pelangi.

Ia mengaku mendapat kabar pertama kali dari ajudannya tadi siang. Ia lalu meminta stafnya untuk mengecek kebenaran info tersebut.

Setelah dipastikan benar, Basuri minta agar pemulangan jenazah difasilitasi Pemda. Ia juga mengirim ajudannya untuk mengikuti perkembangan proses otopsi langsung di Jakarta.

"Saya sekerang lagi di Jakarta dan ikuti perkembangan otopsinya, ada ajudan saya di RSCM yang pantau terus kondisi di sana," kata Basuri kepada Pos Belitung, Senin (12/1/2015) pukul 20:45 WIB.

Tidak hanya Basuri, Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) juga ikut berduka atas kabar meninggalnya pemeran Mahar di  film Laskar Pelangi, Verrys Yamarno.

Menurut Sanem, bintang film Laskar Pelangi itu, merupakan satu di antara sekian banyak orang yang berjasa bagi Belitung dan pariwisatanya.

"Saya atas nama masyarakat Kabupaten Belitung turut berduka cita, dan menyampaikan terima kasih, Mahar, telah memperkenalkan pariwisata Belitung ke dunia luar. Belitung berduka," ucap Sanem. (KOMPAS.com)