Senin, 24 November 2014

Wakil Ketua Komisi III Kecam Jokowi Larang Menterinya ke DPR



Desmond J Mahesa
Jakarta – WARA,
Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa heran dengan sikap pemerintah, yang sama sekali tidak menghormati DPR sebagai mitra kerja untuk datang bekerjasama mengawal pemerintahan. Hal ini terkait imbauan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang melarang menteri kabinetnya menghadiri undangan yang dilayangkan DPR sampai masalah dewan selesai.

"Patut dicurigai bahwa sikap pemerintah dan jajarannya yang tidak bersedia untuk memenuhi panggilan DPR merupakan strategi pemerintah untuk mendelegitimasi kelembagaan DPR. Supaya muncul kesan bahwa DPR tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya," kata Desmond di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2014).

Politisi Partai Gerindra ini membeberkan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pimpinan DPR dan pimpinan alat kelengkapan DPR yang ada saat ini adalah legal dan konstitusional untuk menjalankan fungsi-fungsi DPR termasuk memanggil para mitra kerja untuk rapat bersama DPR.

Lebih jauh Desmond menilai, secara politik dengan memerintahkan menunda pertemuan dengan DPR berarti bahwa pemerintah tidak memahami kedudukannya sebagai lembaga tinggi negara yang harus bekerjasama dengan DPR sebagai mitra kerjanya, dan yang seharusnya tidak boleh ikut campur dalam konflik politik yang terjadi di DPR.

"Pemerintah bukannya mendorong partai-partai tergabung dalam KIH untuk menyudahi kenakalannya. Tapi sikap pemerintah justru melegitimasi pembangkangan yang dilakukan KIH tersebut," tegas dia.

Untuk itu, Desmond menegaskan, bila hal ini terus berlanjut maka pimpinan DPR dapat menggunakan kewenangannya sesuai dengan UU untuk memanggil paksa pejabat pemerintah atau menteri.

"Bisa (memanggil paksa) setelah tiga kali berturut-turut tidak hadir tanpa alasan yang sah, atau bahkan dapat menyandera pejabat yang bersangkutan (pasal 73 UU MD3/2014)," tandas Desmond Mahesa. (Liputan6.com)

Mengangkat Bayi ke Udara Berdampak Fatal



Medan – WARA,
Mengguncang, menyentak, dan menggoyang anak saat rewel dianggap hal biasa yang dilakukan banyak orangtua di seluruh dunia. Kadang karena senangnya, kita sering bercanda dengan anak-anak kita dengan melempar mereka tinggi ke udara kemudian menangkapnya kembali yang membuat anak-anak kita tertawa riang. Banyak orangtua merasa hal tersebut tidak berbahaya.

Tapi tahukan Anda bahwa kebiasaan ini bisa mengakibatkan pembuluh darah di kepala sobek dan bocor sehingga terjadi pendarahan otak. Otak dan pembuluh darah seorang bayi amat sangat rapuh terhadap gerakan seperti mengguncang, menyentak, dan menggoyang.

Sekretaris Departemen Ilmu Bedah Saraf-RSUP Haji Adam Malik DR dr Suzy Indharty Mkes SpBS mengatakan, mengguncang seorang anak yang masih sangat kecil, dengan atau tanpa pengaruh langsung pada kepala, bisa mengakibatkan kematian ataupun bisa terselamatkan nyawanya dapat menimbulkan komplikasi kebutaan, kelumpuhan syaraf, kehilangan pendengaran, penyakit ayan, hambatan dalam belajar. Kejadian ini di dunia kedokteran disebut dengan Shaken Baby Syndrome (SBS).

Di Amerika Serikat diperkirakan 1.200 sampai 1.400 kasus SBS terjadi setiap tahun. Satu dari empat bayi mati akibat SBS. Tiga bayi lainnya memerlukan perhatian medis secara terus- menerus selama hidup mereka yang pendek.

"Di Jerman, rata-rata sekitar 100 bayi setiap tahun mengalami kerusakan parah di otak karena mereka diguncang-guncang pengasuhnya," katanya.

Trauma Kepala
Sekretaris Departemen Ilmu Bedah Saraf-RSUP Haji Adam Malik DR dr Suzy Indharty Mkes SpBS, Shaken Baby Syndrome (SBS) atau Battered Baby Syndrome adalah salah satu tipe trauma kepala yang terjadi ketika bayi diguncangkan dengan keras atau kasar.  

"Otak bayi relatif lebih kecil daripada kepalanya dan lebih lemah dibanding otak dewasa. Kepala bayi pun relatif lebih besar dan berat dibanding tubuhnya. Karena bayi yang masih sangat muda belum bisa menahan kepalanya sendiri lantaran otot lehernya yang lemah," katanya.

Akibatnya, jika bayi terguncang badannya, kepalanya akan bergoyang ke depan dan belakang. Ketika seorang anak atau bayi diguncangkan, maka otak akan terpelanting ke depan dan ke belakang membentur tulang tengkorak.

Hal ini akan mengakibatkan terjadinya mekanisme akselerasi-deselerasi di otak, kemudian jaringan pembuluh darah di otak bisa saja robek yang berujung pada memar pada otak (contusio), pembengkakan, tekanan, dan perdarahan pada otak. Hal ini paling sering terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun tetapi dapat juga ditemukan pada anak berusia di atas 5 tahun.(tribun-medan.com)

Permainan dan Aktivitas yang Harus Dihindari:
1. Melempar bayi ke udara
2. Lari-lari sambil membawa bayi di punggung atau di kepala
3. Kuda-kudaan (bayi naik ke punggung, naik ke kaki dan digoyang-goyang)
4. Memutar bayi.
5. Penggunaan ayunan listrik

Kibar Budaya untuk Negeri Cinte Betawi Pecahkan Rekor MURI


Gelaran kegiatan akbar berskala nasional berupa helatan ke-2 Kibar Budaya Untuk Negeri Cinte Betawi , pada tahun 2013 silam.

Jakarta – WARA,
Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) mengabarkan sebanyak 20 ribu warga Jakarta tumpah ruah di silang Monas mengikuti kegiatan ke-3 kalinya ‘Kibar Budaya untuk Negeri Cinte Betawi’ yang dihelat lembaga tersebut, Minggu (23/11/2014).

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk parade, pagelaran, bazar produk budaya dan jalan sehat itu dibuka oleh Deputi bidang pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta Sylviana Murni yang didampingi oleh ketua badan pendiri LKB, ketua dewan kurator LKB, ketua DPD RI, para pejabat dilingkungan Pemrov DKI Jakarta serta para sponsor pendukung.

“Pemprov DKI memberikan Apresiasi setinggi-tingginya kepada LKB yang senantiasa memiliki inovasi untuk melibatkan masyarakat dalam pelestarian budaya betawi melalui kibar budaya untuk negeri cinte betawi ke-3 hari ini “ kata Sylviana Murni dalam keterangan yang diterima.

Adapun sambutan ketua umum LKB Tatang Hidayat, menyebutkan kegiatan kegiatan tahunan ini merupakan kontribusi LKB kepada pemerintah dalam mengimplementasi konstitusi UU No 29 tahun 2007.

“Oleh karenanya diharapkan pemerintah dapat memperbanyak program pembinaan serta memberikan dukungan operasional kepada sanggar sanggar seni tradisional betawi. Kepada badan legislatif juga diharapkan agar segera menerbitkan perda pelestarian budaya betawi agar menjadi payung kebijakan bagi Pemda DKI Jakarta ke depan,” ujarnya.

Kegiatan ini sukses memecahkan rekor MURI atas penggunaan motif batik betawi terbanyak. Acara ditutup pembagian doorprize kepada peserta jalan sehat dengan hadiah utama sebuah mobil keluarga. (TRIBUNNEWS.COM)

Semua Mahal, Banyak Warga Menyesal Pilih Jokowi



Depok – WARA,
Ribuan ibu rumah tangga terlihat mengantre berjam - jam di Kantor Pos Indonesia Jalan Rambutan, Depok, Jawa Barat, demi uang tunai Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Rp 400 ribu.

Nur (48), seorang warga Pancoranmas, mengatakan, sangat membutuhkan dana tersebut. "Sekarang semua mahal, apa-apa mahal, cabai juga mahal," ungkapnya di lokasi, Senin (24/11/2014).

Kata Nur, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), membuat hidup semakin sulit. Seluruh biaya kebutuhan hampir dipastikan melonjak, pasca kenaikan BBM. “Banyak warga yang menyesal pilih Jokowi," ujarnya.

Warga lainnya, Daryono, mengatakan uang Rp 400 ribu yang dibagikan pemerintah akan habis dalam sekejap. "Paling cuma cukup tiga hari langsung habis, buat anak biaya ongkos sekolah, istri belanja," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Pos Indonesia Cabang Depok Oman Mulyana mengatakan hari ini pembayaran dilakukan sebanyak tujuh titik pelayanan di Jalan Sentosa, Kantor Pos Perumnas Satu, Kantor Pos Pancoran Mas, Kantor Pos Depok Timur, Kantor Pos Cimanggis, Kantor Pos Sawangan dan Kantor Pos Cinere.

Dalam mengantisipasi penumpukan RTS maka pihak kantor pos membagi dalam dua hari agar tidak menjadi penumpukan. "Untuk pengambilan Dana Bantuan Langsung Tunai ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena dana tersebut akan tersimpan di dalam rekening giro pos masing-masing si penerima. Beda dengan tahun lalu, yang dikembalikan ke pemerintah bila tidak diambil," tegas Oman. (Okezone)

Polisi: Geng Motor Penyerang Warga dan Anggota TNI Dibekuk

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto


Jakarta - WARA,
Aksi kebrutalan geng motor di kawasan Jakarta yang terjadi pada Minggu 23 November 2014 dini hari lalu memakan korban dua orang sekaligus.

Diketahui, para geng motor ini beraksi di waktu yang sama, namun di lokasi yang berbeda. Yakni di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, dengan korban bernama Wahyu Adis S, seorang anggota TNI Yonif 13 dengan luka bacok di leher, dan Nur Zaman warga di Jalan Haji Nur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan luka sabetan senjata tajam di perut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan, kurang lebih satu hari dari kejadian tersebut, polisi akhirnya berhasil menangkap dua pelaku yakni RS (17) dan AR (19).

”Kedua pelaku diringkus petugas Polres Jakarta Timur. RS ditangkap di Cimanggis, sedangkan AR di Cipayung, Jakarta Timur,” ujar Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Senin 24 November 2014.

Menurut Rikwanto, dari hasil pemeriksaan, kedua pemuda tanggung ini dipastikan bagian dari anggota geng motor yang menyerang warga di Pasar Minggu dan melakukan pembacokan kepada anggota TNI.

”Kejadian serupa, namun tempat yang berbeda. Ternyata para pelaku ini sengaja melakukan konvoi ke sejumlah ruas jalan untuk menyerang siapa pun yang dinilai menghalangi aksi mereka,” kata Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, dalam menjalankan aksi brutalnya, kelompok geng motor ini sudah menyiapkan senjata tajam untuk menyerang warga.

”Rute mereka pada Minggu lalu itu di mulai dari Jakarta Timur hingga Jakarta Selatan,” tambah Rikwanto.

Selain itu, lanjut Rikwanto, selain berbekal senjata tajam, kelompok geng motor ini, selalu berkonvoi dengan sepeda motor yang banyak jumlahnya.

”Langkah selanjutnya, kami terus memburu pelaku lain yang identitasnya telah diketahui. Untuk kedua pelaku akan dijerat dengan pasal penganiayaan dan Undang-Undang darurat,” ujarnya. (VIVAnews)