Sabtu, 13 Desember 2014

Wajibkah Umat Kristen dan Islam Merayakan Natal?



Kata ”Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya ”lahir”. Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Isa Al-Masih. Baik Injil maupun Al-Quran tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Isa Al-Masih lahir. Injil juga tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk merayakan Natal.  Walaupun demikian, kenyataanya mereka selalu merayakan Natal setiap 25 Desember.

Perayaan Tanggal 25 Desember di Masa Kerajaan Roma

Pada setiap 25 Desember ada perayaan hari kelahiran Dewa Matahari di Roma. Tanggal ini juga merupakan penutup festival Saturnalia (17-24 Desember) di mana matahari mulai kembali menampakkan sinarnya dengan kuat pada akhir salju. Perayaan tersebut tidak hanya dirayakan oleh orang-orang kafir saja tetapi juga oleh orang-orang Kristen keturunan yang belum bertobat.

Mengapa Natal Jatuh Tanggal 25 Desember?

Kenyataan ini mendorong para pemimpin gereja kala itu mengalihkan penyembahan Dewa Matahari, menjadi perayaan “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Perayaan “Matahari Kebenaran” ini sekarang dikenal dengan sebutan “Natal.”  Sejak tahun 336, secara resmi, perayaan Natal dilakukan setiap tanggal 25 Desember.  Ketentuan ini diresmikan oleh Kaisar Konstantin yang kala itu menjadi lambang Raja Kristen. 
Natal kemudian dirayakan di Anthiokia, Syria pada Tahun 375, Konstantinopel, Turki tahun 380, dan Aleksandria, Mesir (tahun 430).  Kemudian menyebar ke tempat-tempat lain termasuk Indonesia.

Umat Beragama Tidak Keberatan Merayakan Natal Tanggal 25 Desember

Dengan demikian Natal bukanlah perayaan Dewa Matahari.  Natal adalah usaha untuk mengalihkan orang Roma dari perayaan Dewa Matahari ke arah “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Walau orang Kristen dan Islam tidak mengetahui tanggal kelahiran Isa Al-Masih, namun mereka tidak keberatan merayakan kelahiran-Nya pada tanggal 25 Desember.

Berita Natal yang Indah di Al-Quran

Hanya satu Pribadi yang diberi gelar “Kalimat Allah.”  Hanya satu yang benar-benar merupakan “Al-Masih.”  Juga hanya satu yang layak disebut “Terkemuka di Dunia dan di Akhirat.” Dialah Isa, Putra Maryam.  Dengan cara demikian Al-Quran dengan gembira memberitakan kelahiran Isa Al-Masih: “Ingatlah, ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat . . . . ”. (Qs. 3:45).

Natal Berarti Penjelmaan Sang Juruselamat

Kelahiran Isa Al-Masih ke dunia merupakan titik awal yang penting. Maryam, seorang perawan yang saleh mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias. Penjelmaan-Nya ke dunia bertujuan memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia.


Natal merupakan pemberian Allah yang paling besar dan wujud Kasih Allah bagi manusia. Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kalimat Allah] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Semua Manusia Pantas Merayakan Kelahiran Isa Al-Masih

Penjelmaan Isa Al-Masih ke dunia adalah satu-satunya alasan mengapa setiap umat beragama seharusnya merayakan Natal. Kita merayakannya karena Isa Al-Masih yang menjadi Juruselamat manusia pada saat itu hadir di bumi.  Dia mendatangkan sukacita dan damai sejahtera bagi manusia.

Dia datang bukan hanya kepada bangsa atau suku tertentu.  Dia datang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, Natal layak dirayakan oleh seluruh manusia, bukan hanya pengikut Isa Al-Masih.

Natal, Perayaan Hari Kelahiran Dia Yang Masih Hidup

Perayaan ulang tahun umumnya hanya dirayakan bila seseorang itu masih hidup. Setelah dia meninggal, maka perayaan kelahirannya tidak akan dirayakan lagi. Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Masihkah hari kelahiran-Nya layak dirayakan sementara Dia tidak ada di dunia lagi?

Al-Quran dan Alkitab: Isa Al-Masih Masih Hidup!

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33). Ayat di atas menjelaskan, Isa Al-Masih yang telah meninggal telah pula dibangkitkan hidup kembali.


Umat Islam dan Kristen percaya saat ini Isa Al-Masih berada di sorga, karena Injil juga menjelaskan hal yang sama, seperti yang tertulis dalam Injil Rasul Besar Yohanes 3:13 “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Isa Al-Masih)”.


Isa Al-Masih memang sekarang tidak tinggal di dunia lagi sebagai manusia, yaitu secara badani. Ini bukan berarti Dia tidak ada. Dia masih hidup!  Dia ada di sorga saat ini. Dia akan datang pada akhir zaman sebagai Hakim yang Adil yang akan menghakimi seluruh manusia.

Mari, Ikutlah! Rayakan Hari Kelahiran-Nya!

Al-Quran dan Injil memang menjanjikan kedatangan Isa Al-Masih untuk kedua kalinya sebagai Hakim. Namun saat ini kita patut bersyukur, karena Dia menjelma pada Natal bukan sebagai Hakim, melainkan sebagai Juruselamat.


Terimalah keselamatan yang Dia tawarkan.  Keselamatan untuk terhindar dari siksaan kekal api neraka. Bila saudara telah menerima keselamatan itu, maka saudara akan rindu untuk merayakan kelahiran-Nya, merayakan Natal seperti mereka yang telah menerima keselamatan dari Isa Al-Masih.


Layaklah seluruh isi bumi merayakan kelahiran-Nya, sebab Dia adalah Juruselamat Dunia. Keselamatan yang dibawa-Nya berlaku bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. (Isa dan Islam)

Kesaksian dari Suriah: Anak-anak Diculik dan Disiksa Oleh ISIS


Anak muda dipaksa untuk mempelajari ideologi kelompok ekstremis dan penyimpangan Islam.

Penyelidik PBB mengatakan pekan lalu bahwa Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Suriah, termasuk pemenggalan anak yang masih berusia 15 tahun dan menggunakan tentara anak.

Puluhan mahasiswa Kurdi Suriah yang ditawan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah dilepaskan pada bulan Oktober. [Waleed Abu al-Khair/khusus untuk Khabar]

Anak-anak Suriah juga telah diculik oleh ISIS, seperti pada bulan Mei ketika kelompok ini menculik 153 siswa Kurdi Suriah berusia 13 sampai 16 tahun di dekat desa Manbij saat mereka pulang ke Kobani dari Aleppo, di mana mereka menjalani ujian akhir SMP.

Pada bulan Oktober, semua anak telah dibebaskan setelah aktivis meluncurkan kampanye kemanusiaan di setiap tingkat, yang mendesak mereka dilepaskan.

‘Penyiksaan’
Farhad Shaheen, 15, mengatakan selama empat bulan ia disandera, ia disiksa dan dipaksa menanamkan ajaran kelompok itu dalam pikirannya.

Abangnya berhasil membimbingnya kembali ke ajaran yang membesarkannya, katanya. ISIS berusaha untuk mencuci otaknya dan mengisi pikirannya dengan pandangan gelap.

“Saya tidak bisa melupakan masa-masa saya disandera oleh ISIS selama empat bulan dan enam hari, yang semuanya terasa sama,” kata Farhad kepada Khabar.

Dia mengatakan dia ditahan dengan anak-anak lain di sebuah sekolah di Suriah, di bawah kendali ISIS.

Anak-anak yang diculik itu menghabiskan hari-hari mereka membaca Al-Qur’an, menghadiri kelas agama, sholat dan mendengarkan ceramah agama yang mengatakan semua kelompok revolusioner Suriah adalah kafir, kata Farhad.

Kadang-kadang, beberapa anak dipukuli karena tidak mematuhi perintah pria bersenjata atau karena menolak untuk menerima pandangan mereka, tambahnya.

Sekali, Shaheen mengatakan, ia mencoba untuk melarikan diri dengan dua anak lainnya. Mereka tertangkap dan “mengalami hukuman berat, termasuk dikurung di ruangan dan dipukuli”. Dia tidak percaya ketika diberitahu dia sudah dibebaskan, karena orang-orang bersenjata sebelumnya sudah mengatakan hal yang sama kepada beberapa korban penculikan, namun tidak membebaskan mereka.

Shaheen mengatakan ia berharap untuk kembali ke sekolah tetapi kondisi pengungsian ke Turki bisa menjadi hambatan.

Kerusakan psikologis
Mohammed Shaheen, abang Farhad, mengatakan kepada Khabar ia melihat perubahan dalam perilaku, ucapan, dan keadaan pikiran adiknya setelah bebas dari penyanderaan.

Sejak itu, Muhammad mengatakan, ia telah berusaha untuk memulihkan keadaan pikiran adiknya seperti sebelum dia ditangkap.

Sejauh ini, katanya, ia telah mampu untuk membersihkan sejumlah pandangan yang telah dicoba ditanamkan oleh orang-orang bersenjata ISIS dalam pikiran Farhad, “terutama dalam kaitannya dengan takfiri [ideologi]”.

Anak-anak yang dibebaskan dari penyanderaan memerlukan perawatan khusus, Shaheen mengatakan, dengan menjelaskan bahwa ia mampu merawat adiknya karena dia adalah seorang guru dan mampu menangani kasus-kasus khusus seperti ini.

Keluarga lain bisa menghadapi masalah yang lebih besar jika “pandangan gelap” yang ditanamkan dalam pikiran anak-anak mereka masih ada, katanya.

Sebagian besar anak-anak yang dibebaskan adalah penduduk asli Kobani dan desa-desa sekitarnya, katanya. Banyak yang sekarang tersebar karena pertempuran melawan ISIS di sana dan pengungsian yang masih berlangsung, sehingga sulit untuk menindaklanjuti mereka.

Namun, sejumlah aktivis “meluncurkan kampanye di situs jejaring sosial, Facebook pada khususnya, untuk menindaklanjuti berita yang berkaitan dengan siswa tawanan”, kata Mohammed.

Dia menambahkan kenyataan bahwa siswa Kurdi Suriah telah dilepaskan, aktivis mengalihkan perhatian mereka untuk menyerukan pembebasan warga sipil lainnya yang diculik oleh ISIS tetapi yang masih belum ditemukan.

Reintegrasi
Psikolog anak dan dosen Universitas Ain Shams Enas al-Jamal mengatakan sangat penting agar anak-anak yang dibebaskan menjalani sesi terapi kejiwaan dan sosial.

Terapi seperti itu dapat dilakukan karena dua alasan, katanya: mengobati efek negatif penculikan pada jiwa anak-anak dan mengeluarkan pandangan gelap yang ditanamkan dalam pikiran mereka selama pelajaran agama palsu itu, “yang seringkali bersifat memaksa kepada anak-anak”.

Orang tua dan lingkungan pasca pelepasan anak-anak dalam beberapa bulan pertama setelah dibebaskan juga sangat penting, katanya, seraya menghimbau dijalainnya hubungan keluarga yang normal, penuh kasih sayang dan perhatian.


Tulungagung Resmi Tolak FPI



Tulungagung - WARA - Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya resmi menolak keberadaan Front Pembela Islam (FPI) di daerah tersebut dengan pertimbangan stabilitas keamanan.

Pernyataan sikap secara terbuka disampaikan bersama seluruh unsur Forpimda yang dipimpin langsung oleh Bupati Syahri Mulyo bersamaan dengan acara pemusnahan ribuan barang bukti minuman keras, narkoba, dan jamu ilegal di halaman Markas Polres Tulungagung, Jumat (12/12).

"Setelah berdiskusi dengan jajaran Forpimda, kami nyatakan tidak mengakui keberadaan FPI di Tulungagung," tegas Bupati Syahri Mulyo.

Didampingi Kapolres AKBP Bastoni Purnama, Kajari Dawin Noor, Kepala Pengadilan Negeri Tulungagung Tajuddin, serta Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf. Gunawan Permadi, Bupati menjelaskan sejumlah pertimbangan keputusan tersebut.

Salah satu yang menjadi alasan menonjol, terang Syahri, yakni menganggap keberadaan FPI bisa memicu distabilitas keamanan sosial di wilayah tersebut.

Terlebih, lanjut dia, sejak bergulirnya wacana deklarasi FPI ada sejumlah kelompok masyarakat yang menyatakan sikap penolakan terhadap kehadiran ormas berhaluan kanan itu.

Pertimbangan lain yang tak kalah penting adalah dengan mengevaluasi kasus bentrok dan serangkaian tindak kekerasan di daerah lain oleh FPI sehingga memantik keresahan masyarakat.

Syahri menambahkan, dari hasil diskusi Forpimda Tulungagung yang terdiri dari bupati, kapolres, dandim, ketua PN, ditambah wakil bupati dan sekda, disepakati untuk tidak mengakui keberadaan FPI di Tulungagung.

Kendati dalam surat pernyataan tidak lugas menolak keberadaan/pendirian FPI, Syahri meyakinkan, bahwa keputusan untuk belum mengakui ormas Islam asuhan Habib Rizieq tersebut bakal berimbas pada legalitas kegiatan mereka di Kota Marmer.

"Kalau organisasinya belum atau tidak diakui, secara otomatis kegiatannya juga tidak. Kalau mereka menggelar acara atau apa pun, pasti ilegal karena perizinan tidak akan pernah dikeluarkan," tegasnya.

Sementara itu, Ketua FPI Tulungagung, Nurkholis mengaku tidak gentar dengan adanya keputusan oleh pemerintah daerah setempat.

Menurut dia, FPI tidak akan berpengaruh dengan keputusan itu karena ormas yang dipimpinnya merupakan organisasi resmi.

"Kami tetap akan berjalan seperti organisasi pada umumnya," jawabnya.

Nurkholis menambahkan, bahwa FPI akan terus melakukan perekrutan terhadap anggota baru.
"Hingga saat ini, perekrutan masih dilakukan secara tertutup. Kami berjuang menegakkan amar makruf nahi mungkar," tegas salah satu tokoh NU Tulungagung itu. (BERITASATU)
MS Irianto atau Yance.
WARA - Mantan Bupati Indramayu, MS Irianto, atau Yance, dijebloskan ke Rumah Tahanan Kebon Waru, Bandung, Jawa Barat, Sabtu dini hari, 13 Desember 2014. Yance ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembebasan lahan proyek PLTU di Sumur Adem tahun 2004.

Sebelum dijebloskan ke Kebon Waru, Yance didampingi penasihat hukum dan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Agung mendatangi kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Mereka tiba di kantor Kejati sekira pukul 12.30 WIB, Sabtu 13 Desember 2014.

”Yance datang bersama tim JPU yang diketuai saudara Juli Isnur untuk menjalani pelimpahan tahap dua,” ujar Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jabar, Suparman.

Setibanya di Kejati Jabar, kata Suparman, Yance menjalani pemeriksaan oleh tim JPU. Pemeriksaan berlangsung hingga pukul 14.30 WIB. Selesai pemeriksaan, Yance dibawa ke Rutan Kelas 1 Kebon Waru, menggunakan mobil tahanan Kejati Jabar.

”Penahanan selama 20 hari ke depan, terhitung mulai 12 hingga 31 Desember 2014,” kata Suparman.

Sebelumnya, Yance dijemput paksa oleh tim Kejaksaan Agung dari kediamannya pada 5 Desember 2014. Perkara dugaan korupsi pembebasan lahan proyek PLTU di Sumur Adem tahun 2004 yang menjeratnya kini ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Yance dijerat pasal 2, 3 dan 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Negara diperkirakan mengalami kerugian Rp4,15 milyar.

Nuansa politik
Yance merasa, kasus dugaan korupsi yang menjeratnya kental dengan nuansa politik. Usai menjalani pemeriksaan di Kejati Jawa Barat, Yance mengungkapkan bahwa dia siap mengikuti semua proses hukum. Namun, di sisi lain, ia menilai ada pihak-pihak yang mencoba mengkriminalisasinya.

Ia memaparkan, hal ini bermula dari Musyawarah Nasional Partai Golkar di Pekanbaru, Riau pada 2009. Saat itu, Yance mengaku memberikan dukungan pada salah satu calon Ketua Umum, Surya Paloh.

”Yang jelas, dulu ketika Munas di Riau, saya pendukung Surya Paloh. Karena paket waktu itu, Surya paloh DPP, saya Ketua Golkar di Jabar,” ujar Yance.

Pada pemilihan, Surya Paloh kalah tipis dari calon lainnya, Aburizal Bakrie. Tak lama setelah Munas, Surya Paloh kemudian hengkang dari Partai Golkar dan membentuk Partai Nasional Demokrat. Berbeda dengan Surya paloh, Yance berhasil melenggang menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.

”Beliau (Surya Paloh) gagal, kami berhasil. Kemudian, beliau menjadi marah karena saya tidak ikut Nasdem,” ungkapnya.

Yance semakin yakin bahwa peristiwa itu membuatnya terjerat kasus dugaan korupsi pembebasan lahan proyek PLTU  Sumur Aden tahun 2004. Sebab, kata dia, rekannya yang pernah terjerat di kasus yang sama telah dinyatakan tidak bersalah.

”Yang jelas anak buah saya Pak Dadi Haryadi sudah bebas pada kasus yang sama. Beliau bebas sampai Mahkamah Agung tahun 2012. Kita lihat saja nanti,” tuturnya. (VIVAnews)

Dua Ribu Banser Ikut Amankan Gereja Saat Perayaan Natal

Jember - WARA - Sebanyak 2.000 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Jember, Jawa Timur, ikut mengamankan puluhan gereja yang digunakan untuk perayaan Natal bagi umat Nasrani di kabupaten setempat.

"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh anggota Banser di kota dan tingkat kecamatan untuk ikut menjaga dalam pengamanan Natal di gereja," kata Komandan Banser Jember, Kholidi Zaini, Selasa (24/12/2013).

Menurut dia, keikutsertaan anggota Banser dalam membantu Polri dan TNI mengamankan Natal sebagai bentuk toleransi antarumat beragama dengan harapan umat Nasrani yang memperingati hari besar keagamaan tersebut merasa aman dan tenang.

"Banser akan mengamankan gereja yang berada di kawasan kota selama dua hari karena biasanya lebih ramai dibandingkan gereja yang berada di pinggiran, sedangkan gereja di kecamatan akan dijaga selama sehari," tuturnya.
  
Ia menjelaskan ribuan Banser tersebut disiagakan di 78 gereja yang tersebar di Kabupaten Jember, namun jumlah anggota Banser yang disiagakan di 14 gereja kawasan kota lebih banyak dibandingkan gereja yang berada di kawasan pinggiran.
  
"Ratusan personel akan menjaga 14 gereja di kawasan kota, sedangkan di masing-masing kecamatan jumlahnya bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya jumlah gereja di kecamatan setempat," katanya. (antara)