Rabu, 04 Februari 2015

Jokowi Sering Berbeda Pendapat Dengan Megawati


Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.

Jakarta – WARA - Politisi senior PDI-P, Pramono Anung menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo sering berbeda pendapat dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri dalam pengambilan putusan.

Menuruntnya, Megawati selalu mengalah dan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Presiden yang juga kader PDI-P.

Perbedaan pertama, katanya, terjadi pada saat pembentukan Rumah Transisi Jokowi-JK sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden.

"Ketika sedang proses di MK, sebelum diputuskan, ada namanya Rumah Transisi. Saya terbuka, kalau Bu Mega enggak setuju ide Rumah Transisi. Karenanya, beliau tidak pernah datang ke sana (Rumah Transisi)," ujar Pramono

Megawati juga tidak setuju dengan pembentukan rumah transisi karena tidak sesuai dengan konstitusi. Namun, Megawati menghormati keputusan Jokowi membentuk Rumah Transisi.

"Karena? hormati putusan Jokowi, dia terima. Saat pembentukan (Rumah Transisi), Bu Mega sedang di luar negeri," tuturnya.

Kedua, lanjut Pramono, adalah saat pemilihan anggota Kabinet Kerja. Megawati menilai, ada beberapa nama yang tidak cocok menjadi menteri. Namun, Jokowi tetap memilihnya dan Megawati menghormati hal tersebut.

"Tapi karena Pak Jokowi putuskan, Bu Mega hormati dan tak beri kritik. Saya tahu nama itu, tapi tak etis kalau disampaikan di sini," ucap anggota Komisi I DPR ini.

Ketiga, terkait RUU yang sebelumnya ditolak secara terbuka oleh PDI-P. Tetapi, Presiden Jokowi memasukan kembali RUU tersebut pada Prolegnas.

"Ada tiga RUU yang pernah ditolak secara terbuka oleh PDI-P, tetapi dimasukan oleh Presiden Jokowi, yakni RUU Kamnas, Cadangan Strategis, dan satu saya lupa. Padahal menterinya dekat dengan Bu Mega yaitu Pak Ryamizard. Bu Mega hormati hal tersebut," katanya.

Perbedaan lain, tambah Pramono adalah ketika PDI-P mengusulkan nama kabinet Trisakti untuk kabinet pemerintahan Jokowi-JK.

Nama tersebut, merupakan keputusan Rakernas PDI-P di Semarang sebelum muncul nama Kabinet Kerja. Namun, lagi-lagi Jokowi, katanya memilih nama lain untuk kabinet, yaitu Kabinet Kerja.

"Itu menandakan bahwa Bu Mega menghormati keputusan Jokowi dan tidak mengintervensinya," ungkapnya. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar