Minggu, 01 Februari 2015

Kebesaran Hatuhaha Kembali Ternoda



Maluku – WARA - Bentrok antara warga Desa Kailolo dan Rohomoni, Kamis 01 -02-2015 pukul 05 : 00 tidak perlu terjadi, apalagi sampai merenggut nyawa. Sebab dari sisi geografis, Desa Kailolo dan Desa Rohomoni, terletak bersebelahan. Warga kedua desa, secara kultural, memiliki hubungan kekerabatan. Mereka masuk dalam rumpun masyarakat Hatuhaha.

Menurut Musa Marasabessy, di Maluku, rumpun masyarakat Hatuhaha mencakup lima desa yakni Pelauw, Rohomoni, Hulaliu, Kailolo dan Kabau. Dari kelima desa tersebut, hanya warga Desa Hulaliu yang memeluk agama Nasrani. Sisanya, warga empat desa lainnya adalah pemeluk agama Islam.

Legenda kebesaran Hatuhaha dilambangkan dengan sebuah pohon beringin satu cabangnya menuju arah timur, yaitu laturonesina (pelauw) satu cabang lagi ke arah barat monia makakuku (rohomoni), satu cabang lagi sejajar arah matahari pikai hehe laisina (Hulaliu), dan dua cabang yang lain karya Sina Surinai (Kailolo dan Kabau).

Masyarakat Hatuhaha di Pulau Haruku memiliki hubungan pela (saudara) dengan masyarakat Desa Tuhaha, di Pulau Saparua, yang mayoritas penduduknya nasrani. Bangsa Portugis saat menguasai Maluku menyebutkan Hatuhaha sebagai Hatuhaha Altua Grade yang artinya Hatuhaha besar. Sedangkan Tuhaha disebut sebagai Hatuhaha Altua Pigieno yang artinya Hatuhaha kecil.

Lintasan sejarah Maluku mencatat banyak pemimpin Maluku yang berasal dari rumpun masyarakat Hatuhaha. Setidaknya, ada Akib Latuconsina Gubernur Maluku periode 1993 – 1998 dan Saleh Latuconsina yang menjabat Gubernur Maluku periode 1998 – 2003.

Ada juga Ruswan Latuconsina yang menjabat sebagai Ketua DPRD Maluku 1993 – 1998. Begitu pula dengan Memet Latuconsina, Wakil Gubernur periode 2003 – 2008 dan Dra.Ny.Olivia Latuconsina, wakil wali kota Ambon 2006 – 2011. Bahkan, Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal yang menggantikan posisi kakak kandung nya Abdullah Tuasikal dua periode juga berasal dari rumpun Hatuhaha.

Di tingkat nasional representasi keberhasilan masyarakat Hatuhaha tercermin pada diri Suadi Marasabessy. Purnawirawan jenderal bintang tiga (mantan Kasum ABRI/TNI) itu, merupakan warga Hatuhaha yang cukup bersinar dalam karirnya di dunia militer Indonesia.

Lanjut Musa Marasabessy salah satu warga Hatuhaha,Keberhasilan para tokoh Hatuhaha meraih posisi puncak di kancah politik di Maluku sejauh ini telah menginspirasi masyarakat Maluku lainnya untuk mengikuti jejak mereka. Karena itu, sangat disayangkan, jika legenda kebesaran masyarakat Hatuhaha, harus ternoda oleh konflik-konflik yang sebetulnya tak perlu terjadi.

Semoga bentrok antara anak Hatuhaha tidak perlu terjadi lagi,karena Hatuhaha terlalu besar untuk dilupakan....

2 komentar:

  1. Terima Kasih Infonya http://www.salawaku.com/2015/01/18/asnur-blog-master-seo-indonesia-2015/

    BalasHapus
  2. Kami mempersilahkan kepada siapa saja untuk berpartisipasi menyumbangkan informasi dalam bentuk content/artikel seputar MALUKU dengan tema KULINER,SASTRA,BUDAYA,BERITA,WISATA melalui :

    Email : portalsalawaku@gmail.com atau mendaftar melalui portal : http://www.salawaku.com/member

    BalasHapus