Rabu, 03 Desember 2014

Porseni PGRI Majene Berakhir Rusuh, Guru di Majene Dituding Tidak Profesional.



Majene - WARA - Demi meningkatkan silaturrahim, kreatifis dan profesionalisme pendidik di Majene Provinsi Sulbar, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Majene menghelat Pekan Olah Raga & Seni (Porseni) antar Pengurus PGRI Kecamatan se-Kabupaten Majene yang berlangsung mulai tanggal 27 Nopember 2014 lalu.

Berlangsung di Lapangan Sepok Bola Pamboang, pembukaan POR PGRI Majene meriah dan dihadiri sejumlah pejabat jajaran Pemkab. Majene. Kini harapan pun kian bergelorah akan bangkitnya inzan pendidik guna mewujudkan Majene Kota Pendidikan yang selama ini dieluh-eluhkan dengan motto “Membeli Masa Depan Dengan Harga Sekarang”.

Akan tetapi nampaknya harapan tak selamanya mulus jadi realita, misi PGRI Kabupaten Majene hanyalah isapan jempol belaka. Hal ini ditandai dengan berakhirnya kegiatan PORSENI itu dengan kabar tak menyejukkan di jajaran guru-guru se kabupaten Majene.

Adalah insiden perkelahian yang melibatkan sejumlah generasi Omaer Bakri Majene membuat cerita ini lain, lagi-lagi citra pendidikan Majene tercoreng.

Wahh... inilah para pendidik Majene yang katanya guru Kota Pendidikan Sulbar. Pencetak generasi calon pemimpin masa depan bangsa, atau jangan-jangan justru pencetak calon preman masa depan.

Menyoal sebab terjadinya insiden adu jotos saat Porseni berlangsung, salah seorang guru asal Kecamatan Ulumanda, Zainuddin menuding pihak panitia tidak profesional.

Lebih lanjut guru SDN No. 20 Sambabo Kec. Ulumanda itu mengatakan, bahwa panitia curang dan tidak netral, membuat para pemaian emosi, bahkan kontingen Kecamatan Ulumanda terpaksa angkat bendera lebih awal sebelum event selesai.

Sementara itu ketua PGRI Kabupaten Majene Drs. H. Syahruddin M saat dihubungi media ini (03/12) mengatakan hal itu hanyalah soal biasa.

”Itu biasa saja dalam pertandingan, bumbu-bumbu Olahraga,” katanya.

”Tidak ada masalah, kepanitiaan berjalan bagus, pengurus PGRI juga sudah berbuat yang tetbaik” lanjut  Syahruddin.LSM minta PGRI dievaluasi.

Terjadinya insiden memalukan di Porseni PGRI Majene, mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Ketua LSM Pemerhati Pendidikan Sulbar Muhammad Safaat saat dihubungi via telepon genggamnya menyesalkan kejadiaan itu terjadi. “Hal ini karena guru-guru di Majene tidak punya integritas yang memadai,” pungkas Faat.

Safaat juga berharap ada evaluasi pasca insiden ini, agar wajah pendidikan Majene dapat dicerahkan kembali.”Ini sangat memalukan, mencederai pendidikan di Majene Sulbar, saya berharap ada evaluasi dari dinas terkait,” ujar Safaat berharap. (hm3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar