Sabtu, 06 Desember 2014

Komandan Paspampres Pukul Pengawal Kapolda Metro



WARA- Anggota Staf Pribadi Kapolda Metro Jaya, Iptu Reza Fahlevi, dipukul oleh Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak.

Insiden itu berlangsung saat Presiden Joko Widodo berada di Gedung Akpol, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa 2 Desember. Saat itu Presiden Jokowi tengah memberi pengarahan terhadap kapolres dan kapolda seluruh Indonesia.

Koordinator Staf Pribadi Kapolda Metro Jaya, AKBP Agung Marlianto, membenarkan adanya insiden yang menimpa anggotanya tersebut. Diakui Agung, saat itu dirinya juga menyaksikan peristiwa pemukulan terhadap anggotanya tersebut. Ia pun sudah melaporkan insiden ini kepada Pomdam IV Diponegoro.

"Kami sudah melaporkan insiden tersebut kepada Pomdam IV Diponegoro, sedang dalam penyelidikan Pomdam. Kami percayakan prosesnya kepada Pomdam," ujar Agung, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/12/2014).

Insiden tersebut, menurut Agung, berawal ketika anggotanya berada di Gedung Cendekia Akpol saat Presiden Jokowi memberi pengarahan. Reza yang saat itu mengenakan baju batik dengan lencana Polri di dada kiri, ditegur oleh Maruli. Tidak hanya ditegur, Reza juga diusir oleh Maruli.

"Beliau (Maruli) bertanya (kepada Reza), kamu humas ya? Dipikir kami sipil. Dijawab (oleh Reza), 'Bukan, saya staf spripim.' Lalu disuruh keluar," cerita Agung.

Setelah adanya insiden tersebut, di luar beredar kabar bahwa Reza saat itu ditegur karena membawa senjata api. Dengan tegas, Agung menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar. Pihaknya sudah tahu tata tertib dan peraturan dalam pengamanan presiden.

"Kami klarifikasi, terhadap pemberitaan bahwa kami bawa senjata, itu tidak benar. Kami tahu aturan itu, SOP-nya kami tahu kalau ring 1 waskita (pengamanan presiden) tidak boleh ada yang bawa senjata. Kami sudah paham aturan itu karena kami juga sering dampingi Kapolda kalau Pam Waskita," tegas Agung.

Teguran tersebut kemudian berujung pada perdebatan. Agung saat itu juga menengahi perdebatan anggotanya dengan Maruli untuk menenangkan situasi. Tetapi, akhirnya Agung dan Reza diusir dari dalam ruangan.

"Di luar baru terjadi pemukulan tersebut. Reza dipukul di bagian dadanya sebanyak dua kali," tutur Agung.

Reza sendiri saat itu telah divisum dan insiden tersebut telah dilaporkan ke Pomdam V Diponegoro. Agung meminta keadilan karena anggotanya menjadi korban kekerasan. "Saya hanya meminta keadilan. Yang dipukul itu perwira," pungkasnya. (okezone)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar