Rabu, 28 Januari 2015

Angka Kriminalitas Jakarta Tinggi, Basuki: Hilangkan Kawasan Kumuh


Kawasan pemukiman kumuh di bantaran kali Ciliwung.
Jakarta - WARA - Angka kriminalitas di Jakarta diakui oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama masih sangat tinggi. Hal ini menurutnya karena kawasan kumuh yang ada di Jakarta.

"Solusinya ya, bebaskan semua kawasan kumuh. Jadi dia tidak ada tempat untuk ngumpet. Kawasan kumuh dibongkar, mereka dipindahkan ke rusun yang manusiawi sehingga saya bisa kontrol," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (27/1).

Menurut Basuki, dengan hunian dan tempat tinggal yang layak, maka akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk tidak berbuat jahat atau melakukan tindakan kriminalitas. Hunian layak juga membuat pemerintah daerah bisa mengontrol dan keluarga orang bersangkutan juga akan memberikan dampak positif bagi mereka.

"Polda kan sudah janjikan bahwa Jakarta harus bebas dari preman. Kita juga berusaha mengurangi preman yang biasanya mengutip uang parkir dengan parkir meter atau Terminal Parking Electronic (TPE) dikasih (gaji) 2 kali UMP kalau sudah kontrak," jelasnya.

Dengan demikian, katanya, kehidupan mereka bisa terangkat dan menjadi lebih terhormat karena memiliki profesi yang layak. Selain itu, pihaknya juga akan memasang CCTV untuk dapat memantau kondisi lingkungan, termasuk keamanannya. Tahun ini, ada sekitar 2.500 CCTV yang akan dipasang.

"Kalau mereka preman, saya harus jadi kepala preman. Kalau kamu dapat duit sekian dari parkir, saya kasih yang resmi. Jadi kamu kerjasama sama saya saja yang resmi, preman baru. Kepala preman baru Jakarta," pungkasnya.

Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya tahun 2014, wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur menjadi wilayah di DKI yang paling rawan kriminalitas. Di Jakarta Pusat meliputi kawasan Monumen Nasional (Monas), Tanah Abang, Gelora Bung Karno, Pasar Senen dan Gunung Sahari. Sedangkan Jakarta Timur seperti di Cipayung, Cibubur, Cipinang, Kampung Rambutan dan Rawamangun. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar