Minggu, 08 Februari 2015

Jokowi Tiba di Filipina Hari Ini

Presiden Joko Widodo tiba di pangkalan udara Villamor, Pasay city, Manila, 8 Februari 2015.
Manila - WARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Filipina pada hari ini setelah sebelumnya berkunjung ke Brunei Darussalam. Namun, kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu bertepatan dengan upaya Pemerintah Filipina yang ingin mencegah eksekusi mati terhadap salah satu warganya yang terlibat kasus narkoba.

Stasiun berita Channel News Asia, Minggu, 8 Februari 2015 melansir identitas warga Filipina itu tidak disebut ke muka publik. Namun, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala Penerangan Umum Kejaksaan Agung, Tony Spontana, warga Filipina yang akan dieksekusi mati bernama Mary Jane Fiesta Veloso.

Permohonan grasi Mary diketahui telah ditolak oleh Presiden Jokowi dan akan dieksekusi bersama 10 napi lainnya di gelombang kedua.

Namun, menurut pernyataan juru bicara Presiden Filipina, Benigno Aquino, Edwin Lacierda, kedua pemimpin memang akan mendiskusikan mengenai kejahatan penyalahgunaan narkoba. Lacierda tidak menyebut apakah kedua pemimpin turut membahas isu mengenai eksekusi mati bagi Mary yang akan dilakukan segera.

“Kami akan berdiskusi lebih jauh mengenai kerjasama di berbagai area yang menjadi kepentingan kedua negara seperti tenaga kerja migran, peningkatan kemampuan tenaga vokasi, kunjungan di bidang pendidikan dan perdagangan narkoba,” ujar Lacierda.

Pada bulan lalu, Jokowi dianggap telah mengecewakan aktivis hak asasi manusia yang menolak dihidupkan kembali eksekusi mati. Pada pertengahan Januari lalu, Kejagung telah mengeksekusi enam napi narkotika. Sebanyak lima orang di antaranya adalah warga asing.

Sementara, di Filipina tidak mengenal eksekusi mati.

Sementara isu Tiongkok, menurut beberapa pengamat juga akan ikut disinggung. Sebab, Indonesia dianggap memiliki peranan penting dalam meredakan ketegangan antara Manila dengan Beijing terkait sengketa lahan di area Laut China Selatan.

Sebelum dilantik sebagai orang nomor satu di RI, Jokowi yang diwawancarai oleh harian Jepang, Asahi pada Agustus lalu, mengatakan siap bertindak sebagai penengah dalam konflik itu.

Mantan Duta Besar Filipina untuk ASEAN, Wilfrido Villacorta, turut berpendapat mengenai hal serupa.

“Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi juara perdamaian di kawasan ASEAN. Jokowi juga bisa menjadi mitra kami dalam upaya Filipina memperbaiki hubungan dengan Tiongkok,” ungkap Villacorta.

Walaupun Indonesia, lanjut Villacorta, bukan termasuk dalam negara yang turut bersengketa, namun sejak awal RI telah memainkan peranan yang penting sejak isu ini mengemuka di tahun 1980-an.

Sementara, terkait isu perbatasan di antara kedua negara, Filipina dan RI pada Mei lalu telah berhasil menuntaskan itu. Bahkan, dunia menganggapnya sebagai model dan contoh betapa sengketa wilayah bisa diselesaikan dengan cara damai. (Viva)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar