Minggu, 08 Februari 2015

Jokowi Tak Hadiri Hari Pers Nasional 2015, PWI Kecewa



Batam – WARA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kecewa karena tidak hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 9 Februari mendatang.

Kekecewaan tersebut tampak saat bedah dan launching buku Menyongsong Kepemimpinan Nasional Pro Rakyat yang ditulis secara bersama-sama oleh para wartawan senior di Indonesia. Buku tersebut berisi tentang harapan-harapan masyarakat akan sosok Jokowi yang sudah dibesarkan namanya oleh media, bahkan hingga disebut sebagai media darling dan berhasil mencapai kursi kepresidenan.

Editor buku tersebut, Agus Sudibyo mengatakan, kekecewaan atas ketidakdatangan Jokowi dalam acara HPN 2015 bukan semata-mata dari kalangan pers, tetapi justru dari masyarakat Batam, di mana lokasi HPN kali ini digelar.

"Ini (HPN, Red) pesta masyarakat juga. Jadi yang kecewa masyarakat juga, bukan cuma PWI. Aspek ini kalau presiden tidak hadir agak kurang, tapi dengan hadirnya Pak Jusuf Kalla semoga terobati. Meskipun masyarakat Batam, saya lihat ingin Jokowi hadir," kata Agus saat bedah buku itu berlangsung di Hotel Harmoni One, Batam, Kepri, Sabtu (7/2).

Ia mengatakan, bulan madu antara pers dengan Jokowi tidak boleh selamanya terjadi. Ketika pemimpin sudah jadi Presiden, katanya, dia harus menjadi sasaran dari pers. Pers pun harus kembali pada fungsinya sebagai alat kontrol pemerintahan.

Apalagi sekarang, katanya, Jokowi bukan bagian dari masyarakat sipil, dia adalah seorang presiden sehingga pers harus kritis. Namun, kembali ke dalam isi dari buku tersebut yang sebenarnya Jokowi juga merupakan produk atau anak kandung dari kemerdekaan pers. Hal tersebut pula yang membuat PWI kecewa akan rencana ketidakdatangan Jokowi ke acara puncak HPN tersebut.

"Dia besar bukan karena prestasi, tapi pemberitaan yang luar biasa. Media membutuhkan Jokowi karena dalam fungsinya media selalu menampilkan hal yang baru. Konteks Jokowi, media butuh memunculkan pemimpin yang baru. Bursa kepemimpinan politik nasional yang lama berkecimpung di politik itu-itu saja, sehingga media butuh tokoh alternatif baru," katanya.

Sementara itu, salah satu penulis dalam buku tersebut, yakni Arswendo Atmowiloto, mengatakan sedianya PWI tidak perlu kecewa terlalu berlarut-larut dengan tidak akan hadirnya Jokowi di acara mereka. Apalagi, yang mengharapkan kehadiran Jokowi tidak semata-mata pers Indonesia, tetapi juga pers luar negeri.

"Dalam media komunikasi kita, kalau barang laris pasti punya sesuatu yang hebat. Kalau Jokowi bisa ngetop dan dicintai pasti ada sesuatu hebatnya. Kalau tanggal 9 beliau datang, lupakah kekecewaan itu? Atau Jokowi sakti atau pro pers? Itu yang ada pada beliau dan kita tidak miliki. Kritik tadi bagus, tapi ya sudah jalani saja. Kalau datang atau tidak, ya enggak apa-apa. Ini adalah konsekuensi langsungnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, puncak acara HPN 2015 sendiri akan berlangsung pada tanggal 9 Februari 2015.

Rencananya, puncak acara ini akan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sedianya acara ini dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), namun Jokowi tidak bisa hadir karena bertepatan dengan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di ASEAN. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar