Kamis, 08 Januari 2015

Presiden Diminta Bergerak Cepat Perangi Mafia Pajak


Jakarta - WARA - Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Analysis (CITA), Yustinus Prastowo mengatakan, upaya memberantas mafia pajak yang sudah cukup lama berakar di negara ini butuh kemauan politik yang kuat.
 
"Selain itu, koordinasi antar lembaga penegak hukum sangat penting dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal," kata Yustinus di Jakarta, Rabu (7/1).

Ia mendukung langkah serius pemerintah memberantas mafia pajak, seperti pemberian sanksi tegas kurungan badan atau gijzeling. Dia menilai, pemerintah saat ini memiliki kemauan politik yang kuat, dengan demikian mafia pajak yang sudah mengakar cukup lama akan dapat diberantas. Terlebih, kata dia, jika Presiden Jokowi secara langsung menangani masalah ini dengan mengatur koordinasi berbagai lembaga terkait.

Terkait langkah hukuman kurung badan atau gijzeling terhadap penunggak pajak, hal tersebut adalah salah satu langkah pemberantasan mafia pajak.

Walau hal tersebut diyakini tidak akan berdampak langsung terhadap pendapatan pajak, namun akan memiliki efek jera jika dilakukan secara kontinu dan simultan. Apalagi jika kantor pajak di daerah juga melakukan hal yang sama, efeknya akan lebih luar biasa.

Di tempat terpisah, Chief Research and Strategy Network of Market Investor (NMI) Reagy Sukmana mengatakan, pemerintah harus bergerak cepat memberantas mafia pajak, mengingat target penerimaan pajak yang diminta Presiden terbilang tinggi.

"Melihat masih rendahnya tax collection ratio yang masih di sekitaran level 52,7% dan untuk menyehatkan postur APBN, pemerintah diharapkan serius untuk memerangi mafia pajak. Saya melihat ada upaya baik pemerintah," ujarnya.

Reagy menambahkan, berbagai langkah bisa diambil oleh pemerintah dalam memerangi mafia pajak seperti reformasi birokrasi dan memberlakukan sistem pajak online.

Senada dengan Yustinus, Reagy menekankan harus adanya integrasi langkah-langkah antara KPK, PPATK, Ditjen Pajak, BPKP, dan penegak hukum lainnya.

"Jokowi jangan ragu-ragu untuk memberantas. Mafia pajak yang sudah lama mendapat pembiaran akhirnya membuat penerimaan pajak tidak optimal. Padahal pajak adalah sumber penerimaan negara terbesar," tambahnya.(Pilar Demokrasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar