Wanita berjilbab ini memilih Malaysia hanya sekedar ingin melihat hubungan antara Malaysia dan Indonesia yang memanas di media massa.
“Pilihan negara tujuan saat itu ada Korea Selatan, Kanada dan Malaysia. Saya pilihnya Malaysia karena saya pikir, asyik juga pertukaran pendapat dengan pemuda Malaysia, karena keadaan kedua negara sedang tidak baik, namun saat diskusi-diskusi, eh ternyata hubungan Malaysia dan Indonesia tidak seburuk yang banyak orang pikirkan,” katanya saat berbincang dengan www.tribun-medan.com, Kamis (8/1/2015).
Kalau masyarakat Indonesia sering mendengar Malaysia merebut budaya Indonesia, katanya, itu tidak benar. “Karena di Malaysia banyak orang Indonesia yang menetap, lalu mereka yang menetap mempertahankan adat istiadat Indonesia,”ujarnya.
Di Malaysia, akunya, ada satu kampung bernama Pachita. Disebut kampung Pachita karena banyak orang Pacitan di Jawa Timur yang menetap di Malaysia, dan orang Pacitan terus mempertahankan budaya Indonesia di Malaysia.
“Sebenarnya kita harus mencontoh Malaysia, yang sangat bangga dengan budanya. Para mahasiswanya mau memakai baju kurung yang menjadi khas mereka ke kampus. Para anak muda nya tidak malu, terus mereka juga tertib dalam berlalu lintas dan juga selalu jaga kebersihan,” katanya.
“Saya kagum melihat kota di Malaysia yang bersih, namun mereka kagum juga, saat saya memperkenalkan alam Indonesia ke pemuda Malaysia. Saat saya ceritakan Danau Toba dan Air Terjun Sipiso-Piso, mereka terlihat begitu kagum, karena Alam kita yang begitu Indah,” tambahnya.
Adelina mengaku selama 23 hari di Malaysia ia banyak mendapat pengalaman baru. “Selama di sana saya jadi mengerti menghargai perbedaan dan pendapat serta ia semakin sadar untuk berkontribusi kepada negeri sendiri,”katanya. (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar