Minggu, 07 Desember 2014

Pemilik Warung Lamongan 'Menjerit', Harga Cabai di Manado 'Menggila'


Pedagang di Pasar Pinasungkulan, harga cabai melejit jelang Natal. 

Manado - WARA - Jelang Natal dan Tahun Baru harga cabai di Manado menggila.Pemilik warung makan Lamongan di Manado 'menjerit', Sabtu (6/12/2014). Warung makan Darwo di Kairagi misalnya, pemilik warung mengaku terpaksa menaikkan harga makanan lebih tinggi Rp 2 ribu dari harga sebelumnya.


"Bayangkan, harga cabai  di Pasar Bersehati Manado Rp 170 ribu itu saja yang masih ada gagangnya sementara cabai  bersih (tanpa gagang) Rp 190 ribu," kata nyonya Darwo. Itu pun ia mengaku mencari cabai yang bersih tidak ada di Pasar Bersehati. Meski demikian ia mengaku tak mengurangi takaran cabai atau setelah menjadi sambal ia tetap memberikan sambal sesuai dengan prosi biasanya.

"Saya terpaksa rugi sedikit, tak mungkin saya mengurangi cabai, soalnya pelanggan di Manado paling utama adalah cabai. Saya tak mau kehilangan pelanggan jelasnya.

Suaminya, Darwo membenarkan hal tersebut. ia membandingkan saat sebelum harga BBM naik, cabai pernah benar-benar murah di harga Rp 20 ribu per kilogramnya, kemudian naik dan pernah mencapai angka tinggi Rp 1200 ribu.

"Itu pernah sebelum naik BBM, setelah naik harganya segini. Di Bulan Desember menjelang Natal tahun baru biasa naik, tapi biasanya sebentar, kalau ini kok lama ya. Ya saya masih untung cuma untungnya mepet dengan harga cabai yang mahal," kata Darwo.

Ia berharap harga bisa kembali normal terutama cabai. ia membandingkan bila di Pulau Jawa komoditas cabai tak terlalu dipersoalkan karena di Jawa warga tak banyak mengonsumsi masakan dengan banyak cabai, sementara di Manado sebagian besar warganya selera makan harus dengan yang sangat pedas. (TRIBUNMANADO.CO.ID)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar