Minggu, 07 Desember 2014

Bos Rental Motor dan Bos Orgen Tunggal Rela Antri Demi Rp 400 Ribu


Walikota Balikpapan, Rizal Effendi meninjau pelaksanaan pembagian dana PSKS dan Kartu Perlindungan Sosial di Kantor Pos Balikpapan, Senin (1/12/2014). 

Balikpapan - WARA - Seorang pria pilih duduk di samping pagar Kantor Pos Balikpapan saat ratusan orang lainnya berdesakan di bawah tenda. Bos Orgen Tunggal (OT) ini duduk sambil menunggu namanya dipanggil petugas pembagian Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Minggu (7/12/2014).

Uang Rp 400 ribu yang akan diterima memang lebih kecil dibandingkan biaya sewa usahanya sebesar Rp 2,5 juta per hari. Tetapi ia rela menunggu, sebab program pembagian uang ini bukan sekali ini saja diterima.

"Saya bos orgen tunggal. Memang uang itu kecil. Tetapi kan tidak sekali ini saja. Bulan-bulan berikutnya masih dapat," kata pria setengah baya yang enggan menyebutkan nama itu.

Sudah sejak pagi ia berada di sana. Tetapi namanya belum juga dipanggil hingga tiba waktu istirahat dan makan siang.

Sambil menunggu, ia sesekali mengobrol dengan pria disampingnya. Topik bahasannya beragam, mulai dari lamanya mengantre, sepeda motor, sampai bisnis orgen tunggal.

"Sebenarnya hari ini ada pesanan. Tetapi saya disini, makanya ada teman yang menjalankannya," ujarnya.

Sesuai jadwal, PT Pos Balikpapan kemarin membagikan PSKS untuk warga Kelurahan Baru Tengah. Program kompensasi kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ini seharusnya diberikan untuk warga kurang mampu.

Selain bos orgen tunggal, ada juga bos rental sepeda motor yang menerima program ini. Ia juga tidak mau berdesakan dengan ratusan orang lainnya di bawah tenda.

Pria mengaku bernama Idrus ini duduk di dekat parkiran mobil. Hingga saat ini, Idrus memiliki 12 sepeda motor yang disewakan seharga Rp 25 ribu per hari.

Selain dari rentalan motor, Idrus sehari-hari memperoleh pemasukan uang dari pekerjaan sebagai sopir speedboat. Besarannya setiap hari tidak tentu, kalau disewa seharian bisa memperoleh uang Rp 400 ribu (penghasilan kotor).

"Saya sudah lama binis sewa motor. Awalnya punya satu, lalu terus bertambah. Bukan motor baru, tetapi beli seken," ungkapnya. (Tribun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar