Selasa, 02 Desember 2014

Kupas Gubernur FPI Fahrurrozi Menunggak Iuran Warga

Massa yang tergabung dalam Gerakan Maysrakat Jakarta (GMJ) dan FPI yang dipimpin oleh Habib Rizieq Shihab (tengah) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balaikota Jakarta, 1 Desember 2014.
Jakarta - WARA - Front Pembela Islam memilih Fahrurrozi Ishaq sebagai gubernur Jakarta tandingan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Fahrurrozi dinobatkan sebagai gubernur oleh Presidium Penyelamat Jakarta yang beranggotakan massa FPI dan sejumlah organisasi Islam serta perkumpulan tokoh Betawi.

Ketua RT 04, RW 04, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Abdul Mufti, 56 tahun, mengatakan meski telah menjadi 'gubernur', Fahrurrozi masih menunggak iuran rutin warga. "Sudah lebih dari enam bulan Pak Fahrurrozi belum bayar iuran rutin warga," kata Abdul di rumahnya, Selasa, 2 Desember 2014.

Menurut Abdul, Fahrurrozi menunggak membayar iuran karena sulit ditemui. Sesekali, dia menambahkan, bendahara RT tak bisa menagih karena di rumah Fahrurrozi sedang berlangsung kegiatan keagamaan. "Lain waktu ditagih, rumahnya sepi dan tak ada yang menerima pengurus RT," kata dia.

Abdul juga menyebut bila Fahrurrozi tak terlalu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Sebab, kata dia, Koordinator Gerakan Rakyat Jakarta itu sibuk mengajar agama. "Dia juga tak terdaftar di lingkungan saya. Di Rawa Bunga hanya domisili saja, kampung asalnya di Kober Ulu," ujar Abdul.

Fahrurrozi belum menjawab konfirmasi Tempo ihwal tunggakan iuran ini. Sambungan telepon dan pesan singkat tak berbalas.

Gubernur FPI Klaim Didukung Rakyat Jakarta
Gubernur Versi Front Pembela Islam (FPI), Fahrurrozi Ishak memberikan orasinya saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Balaikota Jakarta, 1 Desember 2014. Gerakan Maysrakat Jakarta (GMJ) dan FPI berunjuk rasa untuk meminta Ahok turun dari jabatannya.

Fahrurrozi Ishaq seolah bertambah sibuk sejak menjadi "gubernur" pilihan Gerakan Rakyat Jakarta, Senin, 1 Desember 2014. Dua kali Tempo bertandang ke rumahnya di Rawa Bunga, Jakarta Timur. Pertama pada Senin sore, 1 Desember. Saat itu dia terlihat hendek bepergian. Lalu pada Selasa pagi, 2 Desember, hal yang sama terulang. "Ada acara yang harus saya hadiri segera mungkin," kata Fahrurrozi di depan rumahnya yang berkelir cokelat pada Selasa pagi, 2 Desember 2014.

Apa acaranya? "Pak Gubernur" enggan menyebutkan agendanya. Namun, saat pergi, dia mengenakan peci putih, baju koko merah marun, dan celana kain putih. Mobil Honda Freed miliknya juga sudah menunggu di depan rumah bersama seorang sopir dan koleganya yang sibuk menelepon.

Sebelum beranjak pergi, Koordinator Gerakan Rakyat Jakarta ini mengklaim jabatan gubernur bukan atas keinginannya. "Semua rakyat Jakarta menginginkan dan mendorong saya menjadi gubernur," katanya.

Dia yakin semua elemen masyarakat Ibu Kota berada di belakangnya untuk mendukung. "Keluarga, tetangga, ormas, dan ulama, mendukung saya semua," ujarnya.

Pernyataan ini, kata Fahrurrozi, sekaligus meluruskan kabar yang menyatakan dirinya mengajukan diri sebagai gubernur. "Saya dicalonkan dan dipilih, bukan mencalonkan diri."

Mantan Wakil Majelis Syariat Partai Persatuan Pembangunan ini mengaku juga punya program kerja. Salah satu prioritasnya ialah mengungkap dalang korupsi pembelian bus Transjakarta pada era kepemimpinan Jokowi-Ahok. "Korupsi Transjakarta tak akan saya biarkan berhenti pada Udar Pristono saja," ujarnya sembari berlalu dan masuk ke mobil Honda Freed warna putih.

Gubernur Versi FPI, Fahrurrozi Pentolan PPP
Sejumlah massa yang tergabung dalam dalam Gerakan Masyarakat Jakarta dan FPI membakar boneka Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama di depan Balaikota Jakarta, 1 Desember 2014. Mereka meminta Basuki Thajaja Purnama untuk mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sekretaris Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani mengatakan Fahrurrozi Ishaq yang dipilih sebagai Gubernur DKI Jakarta versi Front Pembela Islam adalah pengurus DPP PPP di wilayah Jakarta Timur. "Saya kenal dia sudah lama. Yang saya tahu, sejak awal basisnya di PPP Jakarta Timur," kata Ahmad Yani saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Desember 2014.

Menurut Ahmad Yani, beberapa bulan lalu saat Muktamar PPP digelar di Bandung, Fahrurrozi duduk sebagai pengurus Majelis Syariah PPP. "Saya kurang ingat pasti posisinya, apakah hanya anggota atau Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP. Tapi yang pasti bukan ketuanya," ujar Ahmad Yani.

Di mata Ahmad Yani, koordinator Gerakan Masyarakat Jakarta yang didukung FPI serta beberapa organisasi kemasyarakatan Betawi sebagai gubernur tandingan itu merupakan pribadi yang berintegritas. Ahmad Yani mengaku mengenal baik Fahrurrozi. "Dia tidak pernah macam-macam, selalu memberi dukungan dan bimbingan untuk menyuarakan amar ma'ruf nahi munkar," ujar Ahmad Yani.

Fahrurrozi, menurut Ahmad Yani, merupakan salah satu ulama yang cukup terkenal dan tidak pernah melakukan tindakan anarkistis. "Dia diminta maju karena dia tokoh Betawi," ujarnya. "Tapi majunya beliau sebagai gubernur tandingan adalah urusan personal, tidak ada kaitannya dengan partai."

Rumah Gubernur FPI Jadi Kantor Yayasan 
Massa yang tergabung dalam dalam Gerakan Masyarakat Jakarta dan FPI berunjuk rasa di depan Balaikota Jakarta, 1 Desember 2014.
FPI menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebagai tandingannya, mereka memilih Fahrurrozi Ishaq sebagai gubernur.

Fahrurrozi dikenal sebagai Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ). GMJ dibentuk oleh ulama, sejumlah tokoh Betawi, dan ormas Islam Betawi. Fahrurrozi lahir di Kampung Kober Ulu, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 11 November 1954.

Fahrurrozi termasuk orang terkenal di Kampung Kober. Begitu menyebut namanya, warga sekitar dengan tangkas menunjukkan rumahnya.

Ketika disambangi, rumah Fahrurrozi ternyata sepi. Letak kediaman Fahrurrozi tak jauh dari Tempat Pemakaman Umum Kober, Jatinegara. Bangunan dua lantai bercat hijau itu persis menghadap Kali Kober selebar 3 meter dan dipisahkan oleh jalan yang dapat dilewati dua sepeda motor.

Rumah tersebut juga menjadi kantor Yayasan Al-Muslimat. Penandanya ialah papan putih berukuran 1 x 1 meter yang tergantung di pilar depan rumah. Pada papan itu tertulis kegiatan Yayasan, yakni majelis taklim, kursus bahasa Arab, kursus dakwah, taman kanak-kanak Islam, dan taman pendidikan Al-Qur'an.

Saat Tempo mengetuk pintu, seorang penghuni rumah keluar. "Bapak sedang tidak ada di sini," kata lelaki yang enggan menyebut namanya itu, Senin malam, 1 Desember 2014. "Barangkali ada di rumah satu lagi."

Adapun rumah Fahrurrozi lainnya terletak di Jalan Masjid I, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur. Jaraknya sekitar 200 meter dari rumah pertama. Bangunan itu berkelir cokelat dan terdiri atas dua lantai. Cukup mudah menemukan rumah kedua Fahrurrozi. Sebab, di salah satu dinding lantai dua tertulis besar-besar "MT-Arrohmah" berwarna abu-abu. "Bapak baru saja pergi. Kalau mau wawancara, silakan janjian dahulu," ujar pria paruh baya tersebut.

FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
FPI memilih Fahrurrozi Ishaq sebagai Gubernur DKI Jakarta tandingan. "Dengan ini, kami seluruh anggota Presidium memutuskan gubernur rakyat Jakarta ialah Fahrurrozi Ishak," ujar Luthfi Hakim, anggota Presidium Penyelamat Jakarta yang juga Ketua Forum Betawi Rempug, di depan gedung DPRD Jakarta, Senin, 1 Desember 2014.

Ketika pilkada Jakarta 2012, Fahrurrozi berseberangan dengan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Dalam situs Jakartabijak, Fahrurrozi menyampaikan dukungannya kepada Fauzi Bowo. Lima tahun sebelumnya atau pada 2007, Fahrurrozi juga mendukung Fauzi Bowo sebagai pengganti Sutiyoso.

Selama ini, Fahrurrozi dikenal sebagia Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta. GMJ dibentuk oleh ulama, sejumlah tokoh Betawi, dan ormas Islam Betawi. Fahrurrozi lahir di Kampung Kober Ulu, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 11 November 1954.

Dia mengenyam pendidikan di madrasah ibtidaiyah, SMP, dan SLTA. Dia juga pernah belajar d Pesantren As-Saqofah, Tebet. Organisasi besar yang pernah dibentuk Fahrurrozi Ishaq adalah Wadah Silaturahim Asatidz Ulama atau Wasiat Ulama.

Wasiat Ulama dideklarasikan pada 8 Januari 2012 dan menjadi tempat ulama melaksanakan wasiat Rasulullah kepada umat. Dalam situs Islamic-center.or.id, Fahrurrozi disebut punya terobosan dakwah.

Pada pemilihan presiden lalu, Fahrurrozi mendukung pancalonan Rhoma Irama sebagai presiden. Fahrurrozi duduk sebagai pembina di Majelis Pimpinan Pusat Forum Silaturahmi Tamir Masjid dan Musholla Indonesia (MPP Fahmi Tamami), sedangkan Rhoma Irama sebagai ketuanya.

Ahok Dilantik, FPI Keluarkan Tiga Ancaman 
Salah seorang dari sejumlah anggota FPI Lamongan digiring menuju truk seusai diperiksa di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, (13/8). Sebanyak 42 anggota FPI Lamongan di periksa terkait aksi pengrusakan dan penganiayaan terhadap warga.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Salim Umar Al-Attas, atau biasa dipanggil Habib Selon, menyatakan organisasinya akan mengepung gedung DPRD DKI Jakarta apabila Basuki Tjahaja Purnama tetap dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Kalau masih ngotot dia dilantik juga, kami bakal kepung Kebon Sirih," katanya saat dihubungi, Kamis, 13 November 2014. 

FPI, kata Selon, juga serius terhadap pernyataan mereka sebelumnya dalam sebuah demo. Selain mengepung, FPI juga melontarkan ancaman kedua. Selon menyebutkan FPI akan melakukan demo setiap hari bila Ahok benar-benar dilantik sebagai gubernur. "Demo setiap hari di Balai Kota. Warga Jakarta jangan mau tunduk sama Ahok," ujarnya.

Ketiga, FPI juga menyiapkan gubernur tandingan. Selon mengatakan masih yakin bahwa Ahok akan dilengserkan dari jabatannya. "FPI optimis, paripurna besok (Jumat, 14 November 2014) hanya akan mengumumkan kalau Ahok tidak bisa naik jadi gubernur," katanya. "Karena itu, kami tetap mengajukan Fahrurrozi Ishaq, Koordinator Gerakan Masyarakat Jakarta, sebagai gubernur tandingan."

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memutuskan rapat paripurna pengumuman pengangkatan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur akan berlangsung Jumat, 14 November 2014. "Baru paripurna penetapan status Ahok. Belum tentu dia naik jadi gubernur," ujarnya. (Sumber : TEMPO.CO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar