Kamis, 11 Desember 2014

Ahok Tidak Butuh Orang Pintar Jadi Pejabat yang Penting Jujur dan Punya Nurani



Jakarta - WARA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak memerlukan orang yang terlalu pintar untuk menempati jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Paling penting baginya pejabat yang memiliki nurani dan jujur.
"Kalau bodoh-bodoh dikit nggak apa, saya juga nggak pintar amat," ungkap Ahok saat jadi pembicara utama dalam acara Talk Show bertema "Strategi Tata Kelola Anggaran yang Efektif, Efisien, dan Hemat" di Balai Agung, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Ia mengaku saat dirinya menyelesaikan pendidikan formal jenjang magister tidak pernah mendapat nilai A, hampir rata-rata nilainya B. Hanya satu yang memiliki nilai A yaitu mata kuliah keuangan.
"Saya sekolah itu gak pernah dapat nilai A semua, saya waktu kuliah S2 cuma satu A-nya keuangan karena saya kuasai keuangan, yang lain B," ungkapnya.
Dikatakannya bila orang bodoh masih bisa diajarkan, tetapi yang repot orang bodoh tidak mau diajarkan sementara orang pintar tidak mau mengikuti saran.
"Kalau bodoh kita ajarin yang repot pinter kagak ajar bodo kagak nurut kalau dikampung saya disebut gitu, itu yang repot," ungkapnya.
Hal tersebut diungkapkan terkait rencana dirinya melakukan perombakan besar-besaran terhadap para pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta akhir Desember 2014 ini. Ia akan menstafkan sejumlah PNS yang kinerjanya buruk.
"Jadi orang seperti itu kita parkirkan ya kalau dipolisi itu tahu nggak namanya? Di Anjakan, Anjak itu Analisis Kebijakan. Jadi kerjanya itu di warung kopi diskusi aja," ungkap Ahok lalu disambut tawa. (Tribun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar