Kamis, 27 November 2014

Sepuluh Agenda Prioritas Untuk Jokowi Agar Tak Terjebak di Ekonomi Era SBY



Ekonom Indef Ahmad Erani Yustika.
Jakarta - WARA,
Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pertumbuhan ekonomi rata-rata berkisar pada level 5-6 persen. Namun, pertumbuhan yang dihasilkan masih didominasi oleh sektor non tradable, penyebaran investasi belum merata, pengangguran terbuka masih banyak dan hanya bergeser ke sektor informal, penurunan angka kemiskinan dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) berjalan lambat

Agar tidak terjebak pada kondisi yang sama di masa pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Institut for Development of Economic and Finance (Indef) mendorong adanya transformasi ekonomi untuk memperkuat struktur ekonomi dan menggeser kegiatan ekonomi menuju sektor riil yang mengadopsi inovasi dan pengembangan teknologi. Ekonom senior Indef Ahmad Erani Yustika mengatakan pihaknya merekomendasikan sepuluh agenda prioritas yang mesti dilakukan.

Pertama, penguatan sektor basis yang kokoh yakni dengan memperkuat sektor pertanian dan sumber daya alam melalui kebijakan reformasi agraria seperti subsidi input, infrastruktur desa dan pertanian, kebijakan harga metode tanam kolektif, inovasi tanam dan panen, pembatasan kepemilikan lahan dan juga bank tani.

Kedua, menegakkan pohon industri dimana nantinya harus bertumpu pada sektor basis pertanian dan sumber daya alam. Persoalan rendahnya daya saing industri karena bahan baku industi berasal dari impor dan tidak berpihak pada sumber daya ekonomi nasional.

”Oleh karena itu sekor pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, perkebunanm dan sumber daya alam lainnya harus diolah menjadi barang manufaktur yang bernilai tambah,” tuturnya dalam evaluasi dan proyeksi ekonomu Indonesia 2015, di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).

Ketiga yakni sektor keuangan yang sehat dan berpihak. Selama ini persoalan sektor perbankan antara lain tidak memiliki pemihakan pada sektor pertanian dan industri. Pasar modal dan asuransi perannya masih kecil untuk membantu sektor usaha, termasuk dominasi asing yang sangat besar. Lembaga keuangan non bank lain daya dorongnya masih terbatas.

”Pemerintah harus memastikan sektor keuangan sehat dan afirmatif terhadap usaha kecil yang juga tentunya harus didukung oleh kebijakan moneter progresif,” kata Erani.

Keempat meningkatkan tax ratio menjadi 16 persen dari PDB melalui ekstensifikasi pajak atau mendorong kepatuhan wajib pajak dab juga intensifikasi pajak menghindari underbuying untuk mengurangi gap besaran pajak yang disetorkan oleh wajib pajak. Selain itu mengintegrasikan sektor perpajakan dan perbankan.

Kelima membangun dari pinggiran melalui efektifitas dana Rp1 miliar- Rp1,4 miliar per desa. Pemerintah harus memastikan praktik money politic dalam proses pemilihan kepala desa tak terjadi lagi dan pengelolaan dana desa berjalan transparan serta akuntabel.

Keenam, mempercepat terwujudnya kedaulatan energi yakni denga membangun kilang minyak baru dan peningkatan kegiatan eksplorasi sumur-sumur baru, serta memberantas mafia migas dengan menghindari zero sum game, tidak memunculkan mafia baru.

”Memperbaiki tata kelola sumber daya alam agar terhindar dari kutukan sumber daya alam,” ucapnya.

Ketujuh, pemerintah harus memastikan agar indonesia keluar dari perangkap ketergantungan teknologi impor. Kedelapan, meningkatkan daya saing perekonomian dengan cara memanfaatkan kerjasama spesifik dan teknis dengan negara mitra dagang dalam rangka pembukaan dan pendalaman market access.

Kesembilan optimalisasi potensi maritim dengan memastikan pembangunan tol laut ditujukan untuk mengembangkan jaringan distribusi yang mendorong perdagangan antar pulau berbasis komoditas masung-masing pulau, bukan justru memperlancar jalur masuk bagi produk-produk impor.

”Terakhir program kesejahteraan sosial dengan sistem penyaluran bantuan kesejahteraan sosialyang efisien, efektif, dan memiliki jamunan tepat sasaran dan pemusaran bantuan yang bersifat produktif,” pungkasnya. (Metotvnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar