Jumat, 28 November 2014

Mabes Polri Minta Maaf atas Insiden Menginjak Musholla di Pekanbaru



Petugas kepolisian memukul mundur pengunjukrasa yang ingin menguasai kantor RRI di halaman kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11). (sumber: Antara/Rony Muharrman)
Jakarta – WARA,
Insiden yang melibatkan aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Pekanbaru, Riau yang membubarkan demo mahasiswa di dalam mushalla di komplek RRI Pekanbaru tanpa melepas sepatu membuat Mabes Polri angkat bicara.

“Atas situasi yang terjadi pada Selasa (25/11) di komplek RRI itu, seluruh keluarga besar Polri mohon maaf pada saudara-saya saya sesama penganut agama Islam,” kata Kepala Bagian (Kabag) Penerangan Umum (Penum) Polri, Kombes Agus Rianto, di Mabes Polri, Jumat (28/11).

Menurut Agus, tindakan polisi saat itu adalah memberikan tindakan tegas bagi para mahasiswa yang saat itu berada di dalam musala.

“Bukan maksud kami tidak menghormati atau tidak menghargai ketentuan dan kewajiban bagi kita semua untuk melepas alas kaki dalam musala tapi situasi saat itu membuat kita melakukan tindakan tegas karena mereka tidak mau keluar dari musala,” beber Agus.

Menurut perwira menengah Polri ini, RRI sebenarnya adalah lokasi yang dilarang digunakan sebagai lokasi unjuk rasa selain tempat ibadah, rumah sakit, pelabuhan, dan obyek vital lain.

“Tapi kami menyadari bahwa tindakan tegas teman-teman polisi di Riau seperti pemukulan pada mahasiswa juga tidak dibenarkan. Sudah ada empat mahasiswa yang divisum dan membuat laporan ke Propam,” sambungnya.

Tak kurang dari 25 aktivis mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Pekanbaru mengalami luka berat dan satu orang kritis saat polisi membubarkan aksi demonstrasi BBM di RRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar