Senin, 01 Desember 2014

Ical dan KMP Bukan Penyeimbang, Tapi Balas Dendam, Kata Agung



Serah terima naskah Koalisi Permanen Merah Putih oleh Calon Presiden dari nomor urut 1, Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie disaksikan langsung oleh Ketua Umum Partai PPP, Surya Dharma Ali dan sejumlah Koalisi Merah Putih di Tugu Proklamasi, Jakarta, Senin, 14 Juli 2014. (sumber: AFP/Adek Berry)
Jakarta – Agung Laksono sama sekali tidak mempercayai pernyataan Aburizal Bakrie bahwa Partai Golkar di bawah kepemimpinannya akan memotori Koalisi Merah Putih (KMP) untuk menjadi mitra penyeimbang pemerintahan Presiden Joko Widodo, karena menurutnya motif pendirian KMP tak lain hanyalah dendam politik.

“Kalau memang jadi penyeimbang bagus-bagus saja. Tapi yang sekarang ini terjadi basic-nya ke dendam. Kalah di pilpres (pemilihan presiden) kemarin, ‘kapan gua bales’. Ini menghasilkan keputusan emosional dan kadang-kadang irasional,” kata Agung dalam wawancara dengan media, Minggu (30/11).

Sebagai bukti, Agung memaparkan bahwa baru satu bulan kabinet Jokowi bekerja, sudah ada gerakan interpelasi DPR yang dipelopori para politisi KMP.

“Belum apa-apa sudah interpelasi. Ini melelahkan dan mengganggu. Dan tentu suatu saat berharap ada kekeliruan, ada kesempatan impeachment (penggulingan presiden). Karena itu tadi, diarahkan ke pintu pelanggaran untuk jadi pintu masuk impeachment. Dari segi ini kita tidak setuju,” jelasnya.

Agung adalah tokoh di balik perlawanan internal Golkar terhadap Ketua Umum Aburizal Bakrie, dengan mendirikan Presidium Penyelamat Partai bersama beberapa kader Golkar lainnya. Mereka menentang pelaksanaan Musyawarah Nasional Golkar yang sedang berlangsung di Bali pekan ini.

Gerakan yang dilakukan KMP di parlemen sekarang menurut Agung tidak menghormati siklus kepemimpinan lima tahunan dan tidak menghormati UUD, karena bertujuan pada impeachment.
Agung juga mengkritik keputusan Aburizal menjadikan KMP koalisi permanen sebagai langkah yang tidak realistis dan tidak bijaksana. Apalagi, keputusan sepenting itu diambil tanpa menunggu dibicarakan dulu dalam Munas partai.

Dalam pidato pembukaan Munas Golkar di Bali hari yang sama, Aburizal mengatakan Partai Golkar memasuki fase baru dengan menjadi kekuatan penyeimbang, yang belum pernah terjadi sebelumnya, bersama mitra koalisi “dalam tenda besar KMP.”

Aburizal juga menyampaikan pesan khusus ke Presiden Jokowi bahwa “Golkar dan KMP mengulurkan tangan persahabatan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar