Sabtu, 20 Desember 2014

Syafii Maarif: Selamat Natal seperti Selamat Pagi


Ahmad Syafii Maarif

Jakarta - WARA - Tokoh organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah, Syafii Maarif, mengatakan ucapan "Selamat Natal" sama bobotnya dengan menuturkan "Apa Kabar", "Selamat Pagi", dan sapaan lainnya. Menurut Syafii, sapaan itu justru bisa menimbulkan perdamaian.

"Damai di hati, damai di bumi," kata Buya Syafii, sapaan akrabnya, saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 Desember 2014.

Buya Syafii juga menganggap lucu umat Islam yang melarang ucapan "Selamat Natal". "Itu lucu," katanya. Ia mempertanyakan apakah umat Islam yang seperti itu lebih baik ketimbang lainnya.

Sebelumnya, Front Pembela Islam mengharamkan ajaran yang memperbolehkan umat Islam memberikan ucapan "Selamat Natal". Kalau melakukan, kata dia, berarti mereka sudah murtad. "Tak terkecuali bagi siapa pun, termasuk Presiden Jokowi," kata Majelis Syuro FPI Misbahul Anam.

Misbahul Anam ketika dihubungi pada Kamis, 18 Desember 2014, menyatakan ucapan Natal memiliki dampak pengakuan terhadap eksistensi agama lain. Sebab, definisi Natal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti hari kelahiran Yesus Kristus. "Jadi, ketika ada orang Islam yang mengucapkan Natal, artinya mereka memberi selamat atas kelahiran Yesus," kata Anam.

Berbeda, Buya Syafii menganggap ucapan Natal itu wujud kerukunan hubungan dengan sesama manusia. Buya Syafii berharap agar ucapan "Selamat Natal" tak dihubungkan dengan masalah teologi. "Jangan berpikir, kalau ada yang mengucapkan 'Selamat Natal', ia otomatis memiliki teologi sama," kata Buya Syafii. (TEMPO.CO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar