Sabtu, 27 Desember 2014

"Selamat Hari Natal dari Kami yang Dilarang Ibadah Natal di Gereja Sendiri yang Sah!"


Sabrina Asril Spanduk jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia yang melakukan ibadah di depan Istana
Jakarta - WARA - Beratapkan langit dan diterpa sinar matahari terik, sekitar 100 orang jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin melakukan ibadah Natal di depan Istana Negara, Kamis (25/12/2014). Pelaksanaan ibadah yang ke-80 kalinya dilakukan di depan Istana Kepresidenan itu adalah potret nyata masih adanya intoleransi agama dan ketidakpedulian negara kepada rakyatnya.

Juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, mengungkapkan, mereka memilih beribadah di depan Istana lantaran tak ada lagi tempat yang aman bagi mereka menjalani keyakinannya.
"Meski kami sudah punya tempat ibadah yang berkekuatan hukum tetap, kami hingga saat ini belum bisa memakainya," ujar Bona saat dijumpai di lokasi.

Bona mengatakan, pagi hari tadi, perayaan Natal yang dilakukan jemaat GKI Yasmin harus terganggu lantaran adanya sekelompok masyarakat bersama Satpol PP Kota Bogor yang berusaha menghalangi kegiatan mereka. Lantaran diganggu, pada siang hari ini, jemaat GKI Yasmin bersama jemaat dari HKBP Filadelfia memutuskan menggelar ibadah di depan Istana Negara.

Dengan hanya beralaskan spanduk, mereka menjalani ibadah layaknya ibadah yang dilakukan di gereja. Mereka bernyanyi dan mendengarkan khotbah dari lima pendeta yang ada sambil memegang payung. Lima pendeta yang akan memberikan khotbahnya ialah Pendeta Edwin Lubis, Pendeta Joas Adi Prasetyo, Pendeta Deppatala Paina, Pendeta Dapot Siregar, dan Pendeta Sonny Dandel.

Tampak pula gelas-gelas anggur yang diletakkan di sebuah meja sebagai bentuk ritual perjamuan Kudus serta sebuah pohon natal yang terbuat dari 3.000 kertas origami berbentuk burung. Lilin-lilin dalam kaca menambah dekorasi perayaan Natal sederhana mereka.

Meski sudah sejak 2012 menggelar ibadah di depan Istana, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tak pernah lelah berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam melindungi rakyatnya dalam menjalankan ibadah.

Sebuah spanduk besar berukuran 5 x 4 meter dengan warna merah mencolok pun menjadi suara hati yang menggambarkan protes para jemaat ini.

"Selamat Hari Natal dari Kami yang Dilarang Ibadah Natal di Gereja Sendiri yang Sah!" (KOMPAS.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar