Selasa, 08 Juli 2014

Capres Berbicara

Prabowo: Saya Tempuh Jalan Susah, Bukan dengan Tank
Selasa, 01 Juli 2014, 06:17 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Prabowo Subianto, saat mengikuti Dialog Kebudayaan, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (28/6).

JAKARTA -- Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto memaparkan pandangannya mengenai politik luar negeri dan kepentingan nasional di hadapan perwakilan berbagai kedutaan besar negara asing di Indonesia, Senin (30/6). Prabowo berorasi dalam forum yang diadakan Indonesian Council on World Affairs (ICWA) di Hotel Borobudur, Jakarta itu.

Dalam forum itu, sempat dibuka sesi tanya jawab. Seorang pengajar dari Australia menanyakan mengenai pandangan Prabowo akan demokrasi. Karena ia sempat mendengar ucapan Prabowo di salah satu acara yang menyebut demokrasi Indonesia merupakan produk Barat. Ia pun menanyakan apakah Prabowo sepakat dengan kepemimpinan otoritarian.

Prabowo memberikan penekanan arah pembicaraan saat itu mengenai konsep demokrasi. Bukan, menurut dia, membicarakan pemerintahan demokrasi dan otoriter. "Saya merasakan ke mana anda mengarahkan pertanyaan ini," kata mantan Danjen Kopassus itu seraya tersenyum. Komentar Prabowo itu disambut tawa hadirin yang hadir.

Selama ini Prabowo mengaku ada yang berusaha membentuk citra dirinya. "Saya dicitrakan sebagai seorang yang antidemokrasi. Saya ingin pemerintahan otoriter. Saya ingin kembali pada Orde Baru."
Hadirin ada yang bertepuk tangan. "Mohon dipastikan saya demokratis. Saya percaya demokrasi," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Prabowo mengatakan sebagai tentara dia telah bersumpah dan berjanji untuk menjaga konstitusi Indonesia. Ia mengaku masih menjaga janji itu. Karena itulah Prabowo mengatakan terjun ke dunia politik.

"Ini pemilihan ketiga saya. Jadi saya tempuh jalan yang susah. Saya tidak gunakan tank dan mengambil alih parlemen. Tidak," ujar Prabowo, yang kembali disambut tawa.

Karena itu Prabowo membantah jika disebut ingin menghilangkan demokrasi dan sistem pemilihan langsung oleh rakyat. Namun, ia memang menilai harus ada pemikiran agar demokrasi Indonesia tidak mahal seperti sekarang ini.

"Bukan saya mengajukan untuk menghilangkan pemilihan langsung. Jika saya dipilih, saya akan dipilih melalui pemilihan langsung. Itu yang saya setuju, itu yang saya terima," kata dia.

Demikian ditulis Republika...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar