Jumat, 09 Januari 2015

7 Orang Ditahan Terkait Penembakan Charlie Hebdo


Foto kedua tersangka pelaku penembakan kantor media Charlie Hebdo, Said Kouachi (ki) dan Cherif Kouachi (ka).

WARA - Sebanyak tujuh orang pada hari ini telah ditahan polisi Prancis karena diduga terkait pelaku penembakan di kantor majalah mingguan, Charlie Hebdo. Informasi tersebut disampaikan oleh seorang sumber otoritas keamanan Prancis. 

Laman Business Insider edisi Kamis, 8 Januari 2015 melansir informasi dari sumber tersebut seolah membenarkan komentar yang disampaikan Perdana Menteri Manuel Valls. Dua di antara tujuh orang yang ditahan polisi merupakan seorang pria dan wanita dan diketahui memiliki hubungan dekat dengan kakak beradik Kouachi. 

Dalam wawancara dengan radio RTL, Valls menyebut kedua pelaku sebenarnya telah masuk ke dalam pantauan badan intelijen Prancis. Sebelum serangan Rabu kemarin terjadi, kata Valls, kedua pelaku juga sudah dibuntuti oleh agen intel itu. 

Pelaku yang menggunakan pakaian serba hitam menyerbut masuk ke dalam kantor Majalah Charlie Hebdo, ketika tengah berlangsung rapat editorial mingguan pada Rabu pagi kemarin. Total terdapat 12 orang yang sebagian besar jurnalis yang tewas dalam insiden itu. 

Bekas Napi
Berdasarkan informasi dari BBC total terdapat tiga pelaku yakni Hamyd Mourad, dan kakak beradik, Cherif Kouachi dan Said Kouachi. Namun, belakangan Mourad menyerahkan diri ke polisi setelah namanya disebut di media. 

Sementara, polisi masih terus memburu kakak beradik itu. Banyak pihak berspekulasi, mereka sudah siap untuk mati dan melanjutkan penyerangan mematikan lainnya. 

BBC menyebut, kakak beradik itu merupakan keturunan Aljazair, namun menjadi warga negara Prancis dan tinggal di Paris. Menurut informasi media lokal, Cherif pernah dibui di tahun 2008 lalu. Bahkan, dia sudah lama menjadi incaran polisi, karena terkait aktivitas Islam militan. 

Cherif yang juga memiliki nama lain Abu Issen, menjadi bagian dari jaringan "Buttes Chaumont" yang membantu mengirimkan para calon pejuang untuk berperan bersama kelompok Al-Qaeda di Irak. Cherif tumbuh dan dibesarkan di sebuah panti asuhan di kota Rennes, bagian barat laut Prancis. 

Sebelum menyusul kakaknya ke Paris, Cherif pernah bekerja sebagai pelatih kebugaran. Sementara di Paris, pria 32 tahun itu bekerja sebagai pengantar pizza. Tahun 2005 silam, polisi menahannya ketika akan masuk ke pesawat untuk menuju ke Suriah. 

Di tahun 2008 dia pernah dibui selama tiga tahun, namun 18 bulan masa penahanannya ditangguhkan. Pada 2010, dia turut disebut terlibat dari dalam penjara, dengan salah satu anggota kelompok militan, Smain Ait Ali Belkacem. 

Sang kakak, juga disebut turut terlibat dalam rencana teror Belkacem, namun keduanya tidak dituntut, karena kurang bukti. 

Keduanya kerap mengunjungi sebuah masjid di Distrik Stalingrad, Paris. Kemudian, keduanya disebut dipengaruhi oleh seorang Imam radikal yang disebut Farid Benyettou. 

Benyettou disebut mendorong kakak beradik itu agar mempelajari Islam dan rumah dan pusat Muslim di dekat area milik Imam tersebut. 

Kartu identitas Said ditemukan polisi di mobil yang digunakan untuk kabur setelah beraksi di kantor Majalah Charlie Hebdo. Mobil tersebut lalu ditinggalkan dan mereka membajak kendaraan lain untuk kabur. (VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar