Jumat, 09 Januari 2015

Cara Kominfo Dukung Program Tablet untuk Sekolah



Jakarta - WARA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan kementeriannya akan mendukung program e-Sabak yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Optimalisasi jaringan Diknas dengan cara rerouting. Maksudnya, yang tadinya transaksi, katakanlah, (wilayah) yang jauh selalu 'lewat' ke Jakarta. Dengan fasilitas yang dimiliki oleh Kominfo, namanya NIX (Nusantara Internet Exchange) itu tak perlu," ujar dia dalam keterangannya, Kamis 8 Januari 2015.

Diketahui, NIX merupakan sebuah Internet Exchange Point (IEP), bagian dari program Kewajiban Pelayanan Umum/Universal Service Obligation (KPU/USO), Kominfo. Keberadaan NIX untuk mendistribusikan trafik internet di wilayah pelayanan, baik universal telekomunikasi, trafik nasional, dan internasional. Selain itu juga dapat mengurangi latency, efisiensi routing trafik internet, serta mengurangi biaya pengiriman trafik nasional dan internasional.

"Sehingga tidak perlu ke Jakarta tapi di daerah itu juga bisa. Jadi, efisien penggunaan bandwith," kata dia.

Selain itu, disampaikan Rudiantara, Kominfo mempunyai black list internet, situs yang tidak boleh diakses masyarakat karena tidak sesuai, baik kepribadian, sekuriti, dan lainnya. Namun, untuk mendukung dunia pendidikan, lanjut dia, Kominfo akan menyediakan white list.

"White list ini sebenarnya ditujukkan untuk dunia pendidikan. Sebetulnya ini (white list) berangkat dari pesantren tapi white list ditujukkan untuk sekolah-sekolah yang sudah bersih dari situs-situs yang tidak diperkenankan," imbuh Rudiantara.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan untuk mengganti buku pelajaran dengan perangkat eletronik yakni tablet. Ia menamainya dengan e-Sabak.

"Kita ke depan ingin menggunakan tablet sebagai alat untuk belajar-mengajar. Buku tulis tetap ada, tetapi buku teksnya menggunakan eletronik," ujar dia.

Disebutnya, e-Sabak merupakan cara untuk menyelesaikan ketimpangan kualitas pendidikan yang merata di setiap daerahnya.

"Harapannya pendidikan di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) bisa mendapatkan kualitas pengetahuan informasi yang sama dengan mereka yang berada di kota-kota besar. Itu adalah harapan kita," ungkap Anies di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin.

Namun, untuk meratakan kualitas pendidikan baik di kota besar dan daerah-daerah terpencil cukup terkendala dengan jumlah murid dan guru yang mencapai angka jutaan.

"Angkanya cukup besar, 50 juta siswa dan tiga juta guru. Maka dari itu, kita disini berbicara dengan Menkominfo dan Telkom untuk memasuki fase elektronik. Jadi, kita mulai hari ini, insya Allah ke depan kita memiliki istilahnya e-Sabak untuk proses belajar mengajar," ungkapnya. (VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar