Senin, 24 November 2014

Ade Dharma Ciptakan Alat Pengolah Plastik Jadi BBM

Tenggarong – WARA,
Belum lama ini, Ade Dharma Putra mengembangkan alat pengelola bahan plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan sistem pirolisis. Alat ini sangat diperlukan di tengah situasi harga BBM yang baru naik 30 persen di negeri ini.

Sejumlah alat atau teknologi baru sudah banyak dilahirkan lewat tangan kreatif Ade Dharma Putra (38), pegiat teknologi di Tenggarong. Bahkan dia membangun workshop di depan rumahnya, Jalan Gunung Pasir untuk menyalurkan ide-ide liarnya selama ini.

Dia tidak bisa tinggal diam jika tiba-tiba sebuah gagasan kreatif muncul di benaknya. Ade kerap menggunakan barang-barang bekas yang didapatnya dari pengepulan untuk disulapnya menjadi alat yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Belum lama ini, Ade mengembangkan alat pengelola bahan plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan sistem pirolisis. Alat ini sangat diperlukan di tengah situasi harga BBM yang baru naik 30 persen di negeri ini. Alat pirolisis ini mampu menghasilkan bahan bakar minyak, mulai minyak tanah, solar dan bensin. Dia merancang alat ini dalam waktu dua hari. Sebelumnya, Ade mengembangkan alat serupa tapi dengan sistem destilasi atau penyulingan.

Keunggulan alat baru dengan sistem pirolisis ini bisa menghasilkan bahan bakar lebih murni daripada lewat destilasi. Dia memanfaatkan 3 tabung freon yang disusun ke atas setinggi 3 meter. Tabung pertama akan menghasilkan minyak tanah, tabung kedua solar dan tabung ketiga bensin.

Satu kilogram plastik dapat menghasilkan lebih dari setengah liter BBM. Ide ini dilatarbelakangi dari pengalamannya semasa duduk di Sekolah Tehnik Menengah (STM) jurusan elektro. Dia mendapatkan beasiswa untuk ikut pelatihan di sebuah perusahaan yang dikelola oleh Jepang.

"Di Jepang sana, sampah sintetis, termasuk plastik, diolah menjadi BBM yang murni," ujarnya.
Jika bahan tabung dan pipa terbuat dari bahan stainless, maka bahan bakar yang dihasilkan akan mendekati kemurnian. Cara kerja alat ini cukup sederhana. Bahan plastik yang telah dicacah dimasukkan dalam tabung reaktor dengan kapasitas maksimum 5 kg. Kemudian tabung reaktor yang posisinya di atas kompor gas dipanaskan dengan gas elpiji 3 kg. 

"Pemanasan berlangsung antara 1 hingga 1,5 jam untuk menghasilkan bahan bakar jika mulai dari titik nol derajat Celcius," tuturnya.

Alat ini bisa menghasilkan langsung minyak tanah jika dipanaskan dalam suhu 380-480 derajat Celcius dan bensin dalam suhu 200-300 derajat Celcius. Bahan bakar yang dihasilkan dari alat ini bisa digunakan untuk mesin industri, seperti genset dan diesel.

"Minyak yang dihasilkan ini juga bisa dipakai untuk bahan bakar kendaraan, tapi kadar oktannya masih di bawah premium. Kendaraan bisa jalan tapi memang tidak seoptimal bahan bakar premium," ujarnya.
Namun bahan bakar ini bisa menghasilkan sumber energi listrik. Ade mengatakan alat ini mampu mengolah sampah plastik yang selama ini tidak terurai menjadi bahan bakar. 

"Masyarakat bisa menggunakan minyak tanah yang dihasilkan untuk bahan bakar kompor," ujarnya. 

Keberadaan alat ini dapat mengurangi volume sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir. (TPA). Penggunaan alat ini bisa memutus rantai masalah sanitasi di tingkat RT. Sampah plastik bisa ditekan di tingkat RT dengan pemanfaatan alat pirolisis ini. (TRIBUNKALTIM.CO,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar