Senin, 24 November 2014

Mengangkat Bayi ke Udara Berdampak Fatal



Medan – WARA,
Mengguncang, menyentak, dan menggoyang anak saat rewel dianggap hal biasa yang dilakukan banyak orangtua di seluruh dunia. Kadang karena senangnya, kita sering bercanda dengan anak-anak kita dengan melempar mereka tinggi ke udara kemudian menangkapnya kembali yang membuat anak-anak kita tertawa riang. Banyak orangtua merasa hal tersebut tidak berbahaya.

Tapi tahukan Anda bahwa kebiasaan ini bisa mengakibatkan pembuluh darah di kepala sobek dan bocor sehingga terjadi pendarahan otak. Otak dan pembuluh darah seorang bayi amat sangat rapuh terhadap gerakan seperti mengguncang, menyentak, dan menggoyang.

Sekretaris Departemen Ilmu Bedah Saraf-RSUP Haji Adam Malik DR dr Suzy Indharty Mkes SpBS mengatakan, mengguncang seorang anak yang masih sangat kecil, dengan atau tanpa pengaruh langsung pada kepala, bisa mengakibatkan kematian ataupun bisa terselamatkan nyawanya dapat menimbulkan komplikasi kebutaan, kelumpuhan syaraf, kehilangan pendengaran, penyakit ayan, hambatan dalam belajar. Kejadian ini di dunia kedokteran disebut dengan Shaken Baby Syndrome (SBS).

Di Amerika Serikat diperkirakan 1.200 sampai 1.400 kasus SBS terjadi setiap tahun. Satu dari empat bayi mati akibat SBS. Tiga bayi lainnya memerlukan perhatian medis secara terus- menerus selama hidup mereka yang pendek.

"Di Jerman, rata-rata sekitar 100 bayi setiap tahun mengalami kerusakan parah di otak karena mereka diguncang-guncang pengasuhnya," katanya.

Trauma Kepala
Sekretaris Departemen Ilmu Bedah Saraf-RSUP Haji Adam Malik DR dr Suzy Indharty Mkes SpBS, Shaken Baby Syndrome (SBS) atau Battered Baby Syndrome adalah salah satu tipe trauma kepala yang terjadi ketika bayi diguncangkan dengan keras atau kasar.  

"Otak bayi relatif lebih kecil daripada kepalanya dan lebih lemah dibanding otak dewasa. Kepala bayi pun relatif lebih besar dan berat dibanding tubuhnya. Karena bayi yang masih sangat muda belum bisa menahan kepalanya sendiri lantaran otot lehernya yang lemah," katanya.

Akibatnya, jika bayi terguncang badannya, kepalanya akan bergoyang ke depan dan belakang. Ketika seorang anak atau bayi diguncangkan, maka otak akan terpelanting ke depan dan ke belakang membentur tulang tengkorak.

Hal ini akan mengakibatkan terjadinya mekanisme akselerasi-deselerasi di otak, kemudian jaringan pembuluh darah di otak bisa saja robek yang berujung pada memar pada otak (contusio), pembengkakan, tekanan, dan perdarahan pada otak. Hal ini paling sering terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun tetapi dapat juga ditemukan pada anak berusia di atas 5 tahun.(tribun-medan.com)

Permainan dan Aktivitas yang Harus Dihindari:
1. Melempar bayi ke udara
2. Lari-lari sambil membawa bayi di punggung atau di kepala
3. Kuda-kudaan (bayi naik ke punggung, naik ke kaki dan digoyang-goyang)
4. Memutar bayi.
5. Penggunaan ayunan listrik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar