Kamis, 20 November 2014

JK: Konflik Antar Agama karena Tokoh 'Jual Murah' Surga



Jakarta - WARA,
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa sebenarnya semua agama adalah sama. Semua, mendoakan ke selamatan bagi saudara-saudaranya sesama manusia. Meski, dengan cara yang berbeda-beda.

"Kalau Islam assalamualaikum, Kristen shalom, hindu om swastiastu. Artinya sama, mendoakan keselamatan," kata Kalla, dalam pembukaan HUT ke 102 Muhammadiyah, di Gedung MPR, Jakarta, Kamis 20 November 2014.

Namun, Kalla mengaku heran dengan masih maraknya konflik atas nama agama. Menurut dia, salah satu pemicu lahirnya konflik antaragama itu adalah ketidakadilan dan adanya ajaran yang salah.

"Banyak pemimpin agama yang menjual murah surga," ujar Kalla.

Kalla melanjutkan, banyak pemimpin agama yang mengajarkan bahwa membunuh, membakar semua hal yang berbeda dengan agamanya akan masuk surga.

"Banyak bom bunuh diri, membunuh orang, tentu mereka tidak mengejar uang, atau kedudukan tetapi mencari surga," kata Kalla.

"Apa yang terjadi di Timur Tengah, ISIS misalnya dengan membunuh orang tanpa kita tahu sebabnya, karena mereka menjual murah surga," kata dia.

Kemudian, kata Kalla, di Poso dan Aceh, mereka membunuh, bahkan sambil tersenyum. Sebab, mereka dijanjikan mendapart surga oleh ajaran yang sesat.

Untuk itu, Kalla meminta kepada semua tokoh agama dan organisasi massa Islam untuk bersama-sama mengajarkan hal yang sebenarnya. Di mana, untuk masuk ke surga tidak dengan membunuh sesama.

"Dasar keagamaan sangat penting dilaksanakan bahwa kita harus menjaga perdamaian dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.

Dia berharap, Muhammadiyah bisa memberikan ajaran agama yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

15 konflik besar
Kalla juga mengingatkan bahwa Indonesia pernah dilanda 15 konflik besar selama sembilan tahun. Konflik besar ini, kata Kalla, diukur dengan korban jiwa yang mencapai lebih dari 10 ribu jiwa.

Dalam jumlah tersebut, 10 diantaranya berkaitan dengan ketidakadilan politik dan ekonomi. Sementara itu, lima konflik lainnya karena ideologi dan sparatisme. "Untuk itu, kita harus menjaga perdamaian, keadilan antara masyarakat dan antar daerah," katanya.

Namun, kata dia, setelah Indonesia lepas dari berbagai konflik, Indonesia menjadi negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia.

"Begitu juga kita punya kebanggaan bahwa negara yang penuh dengan warga beragama Islam yang besar, bisa menjalankan pemerintahan yang demokratis dan aman pula," ujar dia.

Berbeda dengan banyak negara lainnya, kata Kalla, yang kerap kali memposisikan pemilu sebagai pemicu konflik. "Kita bangga menjalankan demokrasi dan perdamaian sekaligus," katanya. (
VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar