Minggu, 23 November 2014

Empat Hal yang Memicu Popularitas Jokowi Turun


Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat di Jakarta

Jakarta - WARA,
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menilai terdapat empat hal yang menjadi dasar turunnya popularitas Presiden Joko Widodo di mata publik. Empat hal ini juga yang diyakini akan menjadi pemicu berbaliknya dukungan publik untuk meninggalkan Joko Widodo.

Peneliti Senior LSI, Ade Mulyana, menyebutkan keempat hal itu yakni, pertama kurangnya sosialisasi dari pemerintahan baru untuk alasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada publik. Catatan LSI, dari survei mereka terdapat 58,45 persen publik ternyata tidak menerima alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

Kedua, menguatnya persepsi publik terhadap dampak kenaikan harga BBM pasti akan membuat beban hidup makin bertambah. Fakta menunjukkan terjadi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok secara signifikan pasca kenaikan harga BBM.

“Survei kami mencatat ada 74,38 persen yang menyatakan bahwa kenaikan harga BBM membuat hidup mereka sulit,” ujar Ade, Minggu 23 November 2014.

Kemudian, ketiga adalah keraguan publik terhadap program kompensasi BBM yang diterapkan oleh pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sebanyak 51,63 persen publik bahkan menyatakan, mereka meragukan bahwa program kompensasi, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat kelas bawah.

“Publik ragu bahwa rencana pengalihan subsidi yang katanya ke infrastruktur dan pelayanan publik lainnya akan sampai ke bawah. Sebab sampai saat ini kasus korupsi dan buruknya pelayanan publik membuat keraguan mereka semakin kuat,” ujarnya.

Terakhir, atau keempat adalah, kenaikan harga BBM dilakukan sebelum ada program pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang dirasakan oleh masyarakat. LSI mencatat sebesar 62,41 persen publik menyatakan bahwa hingga usai dilantik belum ada manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Sampai detik sebelum harga BBM diumumkan naik, belum ada program yang sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat. Ini kan jadi warning bagi Jokowi, bahwa mereka bisa saja suatu saat ditinggalkan pendukungnya,” ujar Ade. (VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar