Kapolda Jabar Irjen Pol Suhardi
Alius yang dilantik menjadi Kabareskrim Polri mengikuti upacara serah terima
jabatan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/12).
|
"Saya tidak mengerti, apa
kesalahan dari salah satu orang bersih di lingkungan Polri itu? Kalau alasan
pencopotan Alius karena dia dianggap gagal mengamankan pencalonan Budi Gunawan
sebagai kapolri, maka alasan itu jelas mengada-ada. Proses pencalonan kapolri
sama sekali tidak bersentuhan dengan tugas kabareskrim," ujar Said di
Jakarta, Jumat (16/1).
Said menambahkan, sangat tidak
mungkin Alius dibebankan tugas untuk mengamankan Budi Gunawan, sedangkan proses
pencalonan kapolri melibatkan institusi negara seperti Kompolnas yang diketuai
Menko Pulhukam, presiden, bahkan 560 anggota DPR.
Ia juga meragukan adanya rumor bahwa
Alius dicopot karena dia dianggap punya kedekatan dengan pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan
(PPATK), sehingga ia dicurigai turut menyuplai informasi tentang kasus dugaan
gratifikasi Budi Gunawan.
"Andaipun benar itu dilakukan
oleh Alius, maka dia justru harus dianggap sebagai pahlawan. Itu artinya Alius
pro pada pemberantasan korupsi di lingkungan korpsnya," tegasnya.
Said mengatakan, Alius itu merupakan
aset Polri. Sepanjang pengamatan Said, Alius adalah orang baik dan bersih.
"Justru saya menilai dialah
yang lebih pantas menjadi kapolri, sehingga diharapkan dapat memperbaiki
institusi kepolisian. Jadi saya cenderung menduga Alius ini sengaja dicopot
justru karena dia dianggap punya komitmen anti korupsi," katanya. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar