Anggota Komisi III: Gila, Freddy Seperti Orang Sakti!
Danu Damarjati - detikNews
Jakarta - Anggota Komisi III DPR dari PDIP Eva
Kusuma Sundari heran terhadap perlakuan pihak Kepolisian yang tak
kunjung mengembalikan Freddy Budiman ke LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa
Tengah. Gembong narkoba itu sudah nyaris sebulan berada di Direktorat
Narkoba Mabes Polri, Jakarta.
"Dia diberi kesempatan membela
dirinya sendiri tanpa pendamping, ini kan kayak orang sakti. Gila ini.
Polisinya ini yang harus dipersoalkan," ujar politisi PDPI ini di Gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Eva heran karena
Freddy bisa begitu bebas tampil di depan umum lewat wawancara khusus di
televisi tanpa baju tahanan, padahal Freddy sudah jelas-jelas melakukan
kejahatan berat yaitu memproduksi narkoba. Dia menuntut Freddy segera
dikembalikan ke LP Nusakambangan.
"Iyalah (harus segera
dikembalikan ke LP Nusakambangan). Apalagi ditaruh dengan Vanny
(Rossyane). Ini kan beda, pemakai (Vanny) sama produsen (Freddy),"
pungkas Eva.
"Polisi harusnya sensitif, tidak boleh ada
diskriminasi. Freddy kan kontroversial di Lapas. Saya mengharapkan
polisi paham bahwa kondisi psikologis masyarakat ke polisi sedang buruk,
jangan membuat semakin terpuruk," lanjut Eva.
Kasus Freddy
merupakan kasus yang harus diungkap sampai ke akar-akarnya. Namun tentu
tidak mudah untuk melakukan itu. Maka diperlukan 'orang dalam' untuk
membantu membongkar kejahatan Freddy, orang dalam itu adalah Vanny.
"Karena
Freddy ini luar biasa magnitude kasusnya. Diperlukan orang dari dalam
untuk membukanya," kata Eva saat ditanya soal pengakuan Vanny selama
ini.
Cara Kominfo Tangkal Situs Berbau Terorisme
"Jangan-jangan isinya dakwah biasa. Kami bisa digugat."
Polisi memerangi terorisme
(ANTARA/Sigid Kurniawan)
Kominfo, imbuhnya,
tidak mungkin bisa mengawasi semua situs di jagat maya yang jumlahnya
jutaan. Salah satu cara Kominfo mengawasi situs-situs itu adalah dengan
melibatkan masyarakat pengguna internet. "Melalui posko pengaduan 24
jam. Kami akan periksa semua situs yang diadukan," jelas Gatot.
Jika
ragu apakah sebuah situs mengandung unsur terorisme, Kominfo meminta
pendapat dari organisasi masyarakat keagamaan atau instansi terkait.
Namun, Gatot menjamin, prosedur ini tidak memakan waktu lama. "Kan kita
juga perlu lihat apakah situs ini hanya berisi dakwah saja? Kalau hanya
dakwah lalu kami tutup aksesnya, bisa digugat Kominfo," kata dia.
Cara
yang sama juga dipakai Kominfo untuk menyisir situs berbau porno dan
situs lain yang melanggar undang-undang. Selain itu, Kominfo juga
bekerjasama dengan institusi terkait.
"Misalnya, BPOM. Mereka
rajin mengirim situs-situs yang menjual kosmetik dan obat ilegal. Dalam
hitungan jam, kami langsung tutup aksesnya," jelas Gatot.
Diberitakan sebelumnya, sebuah situs, scribd.com, memuat ''panduan gerilya kota." Laman itu juga memuat cara membuat bom.
Deputi I BNPT Bidang
Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi, Agus Surya Bakti menilai
panduan buku setebal 112 halaman itu bisa diunduh dengan mudah oleh
siapa saja dan dikhawatirkan bisa melahirkan benih-benih baru terorisme
di tanah air.
"Panduan itu mengkhawatirkan, karena bisa
menginspirasi masyarakat. Seharusnya Pemerintah segera menutup akses
(laman) tersebut," kata Agus SB.
Agus menambahkan, propaganda
melalui internet merupakan strategi kelompok teroris. Menurut Agus,
Pemerintah masih lamban dalam menangani permasalahan terorisme, apalagi
propaganda yang mereka sebar melalui internet. "Itulah kelemahan kita
(Pemerintah), begitu tahu baru ditangani," katanya.
Sementara
itu, laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya
pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh
dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat
berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem. (VivaNews)
Ditembak Bandar Narkoba, Ginjal Brigadir Syahri Diangkat
Korban menjalani perawatan di ruang ICU RS Coloumbia Asia, Medan.
Penembakan polisi di depan Gedung KPK
(ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A)
Langsa-Warta Nusantara - Anggota Polsek Langsa Kota, Aceh Timur,
Brigadir Syahri Rahmad yang ditembak bandar narkoba, sudah selesai
menjalani operasi di RS Coloumbia Asia, Medan.
Kakak kandung
korban, Hafrizal Rozi mengatakan, Syahri mengalami luka parah di
pinggang karena tertembak. Meski sudah sadar, namun yang bersangkutan
masih menjalani perawatan di ruang ICU. Dia menjalani tiga kali operasi.
"Lukanya
cukup parah. Tapi sudah selesai operasi. Dokter bilang ginjalnya harus
diangkat. Syaraf pinggangnya juga kena," kata Hafrizal, Kamis, 19
September 2013.
Hafrizal menambahkan, operasi dilakukan untuk
mengangkat ginjal sebelah kanan. Operasi juga dilakukan untuk mengatasi
ususnya yang bocor, serta menangani dua syaraf yang terputus akibat
tertembak. Keluarga belum diperkenankan untuk melihat korban.
Rabu
siang, Brigadir Syahri dan rekannya, Brigadir Faisal, melakukan
penyergapan terhadap tersangka bandar narkoba bernama Wahyuddin yang
juga merupakan DPO Polda Sumatera utara yang terlibat kasus kepemilikan
senjata api yang lari dari tahanan.
Kedua petugas ini berhasil
memancing targetnya dengan menyamar sebagai pembeli sabu dan melakukan
transaksi langsung di dalam mobil.
Saat transaksi berlangsung,
Bripka Faisal langsung menangkap bandar narkoba tersebut di dalam mobil,
serta mengamankan barang bukti sabu di tangan target. Dan seketika
juga, pelaku melakukan perlawanan dan saling pukul di dalam mobil dengan
Bripka Faisal.
Namun, pelaku yang kini diburu oleh Polda Aceh
ini berhasil memenangkan duel tersebut dan berhasil keluar dari dalam
mobil. Saat itulah Brigadir Syahri (korban) berusaha menyergapnya.
Pelaku pun langsung mengeluarkan pistol dan menembaki korban dan
melarikan diri. (VivaNews)
Polisi Sukabumi Tangkap Pelajar Pelaku Pembacokan
Sukabumi- Warta Nusantara : Jajaran Polsek Cisaat, Kabupaten Sukabumi berhasil menangkap seorang
pelajar SMK Dwi Darma yang melakukan pembacokan kepada dua pelajar SMK
lainnya di lokasi berbeda tetapi di hari yang sama.
"Dari hasil
pengembangan dan laporan yang masuk ke kami pelaku pembacokan terhadap
pelajar SMK di daerah Cibaraja, Kecamatan Cisaat pada 2 September lalu
akhirnya kami berhasil menangkap tersangka berinisial Ir yang berusia 17
tahun merupakan pelajar kelas XII SMK Dwi Darma Parungkuda," kata
Kapolsek Cisaat, Kompol Sumarta Setiadi kepada Antara, Sabtu (14/9).
Seperti
diberitakan Antara, menurut Sumarta, tersangka yang merupakan warga
Desa Cikahuripan, Kecamatan Kadudampit berhasil ditangkap tidak jauh
rumahnya. Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan kepada tersangka,
ternyata Ir dalam satu hari tersebut telah membacok dua pelajar SMK
lainnya yang salah satunya adalah pelajar SMK Lodaya, Kabupaten
Sukabumi.
Lebih lanjut Ir juga mengakui, setelah membacok pelajar
yang dianggap musuh di daerah Cibaraja, kemudian melanjutkan aksinya di
Kecamatan Cicurug saat tawuran antara pelajar SMK Dwi Darma dengan SMK
Lodaya.
Pada kejadian tersebut diduga tersangka membacok Arif
Sugilar (17) pelajar kelas 1 SMK Lodaya yang mengalami luka bacokan pada
kepala, paha, dan pinggang yang menyebabkan pelajar tersebut harus
mengalami beberapa kali operasi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi
karena luka yang cukup parah.
"Pelaku saat ini sudah mendekam di
ruang tahanan Polsek Cisaat, tetapi karena tersangka dalam melakukan
pembacokan tersebut dilakukan di dua lokasi berbeda dan berbeda wilayah
hukum maka pihak Polsek Cicurug pun berkoordinasi dengan kami untuk
bersama-sama mengembangkan kasus ini," tambahnya.
Dikatakan
Sumarta, tersangka dikenakan Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
Ini Tiga Musuh Utama Polisi
Jakarta- Warta Nusantara : Ketua komisi III DPR Gede Pasek menyebut ada tiga musuh utama polisi.
Diduga salah satu dari ketiga unsur tersebut bertanggung jawab dalam
aksi penembakan yang kini menghantui setiap personel polisi.
"Kesimpulan
bahwa musuh polisi bisa tiga kelompok penjahat, pesaing dan oknum atau
korban yang pernah menjadi korban polisi dan dendam," kata I Gede Pasek
di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (14/9).
Berbagai spekulasi antara
pengamat dan anggota DPR ini terjadi. Pasek misalnya menduga penembak
datang dari pesaing polisi dalam hal pengawalan.
"Kemungkinan
persaingan bisa juga antara swasta dan formal sudah terbuka. Swasta itu
kan jasa pengamanan juga, ada yang gaya jalanan dan perusahaan duitnya
di situ saja," terang Pasek.
Di lain pihak pengamat kepolisian menyebut korban kesewenangan polisi pun bisa menjadi pelaku penembakan.
"Ada
diantaranya di daerah daerah konflik, seperti perkebunan, polisi sering
melakukan tindakan over. Menyakitkan hati," jelas pengamat kepolisian
Bambang Widodo Umar.
Terakhir, kriminolog sekaligus komisioner
kompolnas menilai dari kesamaan motif penembakan ada kemungkinan
terorislah yang bertanggung jawab dalam penembakan tersebut.
"Kalau
dikaitkan dengan modus. Agak beda memang yang di Kuningan. Tapi masih
sama motifnya. Kalau diasumsikan pelaku teror yang membawa pesan pertama
'kami masih ada'," tutupnya.
Satu Dari Lima Pencuri Di Kompleks Marinir Tewas Ditembak Polisi
Jakarta-Warta Nusantara : Satu dari empat pelaku pencuri di kompleks Marinir, Duren Sawit,
Jakarta Timur yang berhasil ditangkap di Jatiwaringin, Pondokgede tewas
usai ditembak petugas. Jimmy Sihombing atau JS tewas dengan luka tembak
di dada kanan.
Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota, AKP
Siswo menjelaskan, para pelaku merupakan pencuri spesialis rumah kosong.
Mereka beraksi di komplek Marinir, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Setelah
berhasil membawa barang milik korban yang diketahui bernama Dumoli
Siahaan, pelaku lantas melarikan diri dengan membawa mobil Toyota Avanza
B 1626 SQX.
"Saat anggota Buser Polsek Pondokgede melakukan
observasi menggunakan kendaraan roda, mencurigai kendaraan Avanza yang
bermuatan lima orang melintas di Jatiwaringin, ada warga berteriak
maling," katanya di Bekasi, Sabtu (14/09) malam.
Petugas kata
dia, sempat memberikan tembakan ke arah udara. Namun tak diindahkan.
Akibatnya, satu orang pelaku ditembak di bagian dada kanan. Sedangkan,
pelaku lainnya menjadi bulan-bulanan massa. "Pelaku JS (Jimmy Sihombing)
meninggal, sekarang jasadnya di RS Polri," katanya.
Sementara
itu, pelaku lain Tulus Parna S (53), Chandra T Sibuea (46), dan Jon
Manalu berhasil diamankan dari amuk massa. Sedangkan satu pelaku lagi
yang sudah diketahui identitasnya melarikan diri. Petugas saat ini
tengah memburunya.
Adapun barang bukti yang berhasil diamankan
adalah satu buah celurit, dua golok, satu obeng besar, satu linggis,
satu senjata mainan jenis revolver, tiga handphone, satu buah laptop,
dan perhiasan emas mitasi, serta mobil Toyota Avanza B 1626 SQX.
Diberitakan
sebelumnya, kawanan pencuri yang usai beraksi berhasil ditangkap di
Jalan Raya Jatiwaringin, Kelurahan Jaticempaka, Pondokgede. Pelaku
ditangkap setelah dikejar dari lokasi mencuri di Perumahan Marinir,
Duren Sawit, Jakarta Timur.
Pergoki Curanmor, Tukang Pecel Lele Ditembak
Nasih nahas menimpa Suparmin, timah panas mengenai perut kirinya.
Suparmin yang berprofesi sebagai tukang pecel lele ditembak pelaku pencurian kendaraan bermotor.
Cimahi-Warta Nusantara - Suparmin (42) terpaksa harus
menjalani operasi pengangkatan proyektil di Rumah Sakit Dustira, Kota
Cimahi, akibat terkena timah panas yang dimuntahkan dari pistol pelaku
percobaan kasus pencurian kendaraan bermotor. Peluru itu mengenai perut
sebelah kirinya.
Informasi yang dihimpun VIVAnews, kejadian terjadi pada
Sabtu 14 September 2013, sekitar pulul 15.45 WIB. Saat itu Suparmin
sedang membersihkan lapak untuk berdagang pecel lele di sekitar rumahnya
di Jalan Warung Contong RT 05/14 Kelurahan, Setiamanah, Kecamatan
Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Ia memergoki seorang yang hendak mencuri
kendaraannya Honda Megapro bernomor polisi D 4198 SAA.
Berusaha menangkap pelaku, nasib nahas menimpa Suparmin. Pelaku
yang dibekali senjata api berusaha kabur dan menembak Suparmin dan
mengenai perut bagian kirinya.
"Saat itu korban mengejar pelaku, pada akhirnya terpojok saat ada
mobil sedan yang menghalangi jalan pelaku, karena sudah tersudutkan ia
menembak korban satu kali dan mengenai perut bagian bawah sebelah kiri,"
kata Kapolres Cimahi AKBP Erwin Kurniawan saat dihubungi VIVAnews.
Setelah itu pelakupun melarikan diri dengan membonceng sepeda motor
yang telah menunggu dengan sebelumnya melepaskan tiga kali tembakan ke
atas.
Kapolres menambahkan, kini pihaknya sedang melakukan pengejaran
terhadap pelaku. "Kita sudah mengenali ciri-ciri pelaku, anggota sudah
disebar, kita masih menyelidiki ini pemain lama atau pemain baru," ujar
dia.
Erwin mengatakan, Suparmin telah selesai menjalani operasi yang dilakukan sekitar pukul 19.00 WIB.
"Saat ini kondisi sudah membaik, dan tadi melakukan operasi untuk mengambil proyektil," tuturnya. (sj)