Para wanita Yazidi yang tengah
mengungsi di Provinsi Dohuk, Iraq
|
Stasiun berita Al Jazeera,
edisi Selasa, 23 Desember 2014 melansir informasi itu diperoleh dari laporan
kelompok Amnesti Internasional dan baru-baru ini dirilis. LSM yang bermarkas di
kota London itu mengatakan, banyak wanita yang diculik oleh ISIS menghadapi
penyiksaan, pemerkosaan, pernikahan paksa dan dijual atau diberikan sebagai
hadiah kepada para pejuang ISIS atau pendukung mereka di Irak dan Suriah.
Karena mereka merasa tidak tahan,
maka para wanita dan anak-anak itu memilih bunuh diri. Kesimpulan itu diperoleh
usai mewawancarai lebih dari 40 orang yang sebelumnya pernah disekap oleh
kelompok tersebut.
"Ratusan hidup wanita dan gadis
Yazidi hancur karena ketakutan mengalami tindak kekerasan dan perbudakan
seksual ketika ditawan oleh ISIS," ujar Penasihat Senior di Amnesti
Internasional, Donatella Rovera.
Bahkan, karena Rovera, banyak di
antara para korban, masih berusia di bawah 17 tahun.
Salah satu korban penculikan ISIS
yang memilih mati bunuh diri diketahui bernama Jilan dan berusia 19 tahun.
Menurut pernyataan sang kakak kepada Amnesti Internasional, Jilan bunuh diri
karena khawatir akan diperkosa.
Pernyataan itu dikonfirmasi oleh
seorang gadis lainnya yang pernah ditahan bersama Jilan. Gadis ini berhasil
kabur sehingga bisa menuturkan pengalamannya kepada AI.
"Satu hari, kami pernah
diberikan baju yang menyerupai kostum penari. Kemudian, kami diberi tahu untuk
mandi dan mengenakan baju itu. Namun, Jilan kemudian bunuh diri di dlaam kamar
mandi," ungkap gadis itu.
Jilan bunuh diri dengan cara
memotong urat nadi di pergelangan tangannya dan gantung diri.
"Dia begitu cantik dan saya
pikir dia tahu akan diculik oleh seorang pria, sehingga itu memicunya bunuh
diri," imbuh gadis itu.
Gadis Yazidi lainnya bernama Wafa,
memaparkan, bagaimana dia dan kakak perempuannya juga mencoba bunuh diri usai
si penculik mengancam akan menikahkan mereka secara paksa.
"Kami telah mengikat kencang
syal di leher kami dan kami saling menarik sekencang mungkin, sampai akhirnya
saya pingsan," ujar Wafa.
Dia mengaku, usai kejadian itu, dia
tidak bisa berbicara selama beberapa hari.
AI juga memperoleh kesaksian seorang
remaja berusia 16 tahun dan bernama Randa. Dia diculik bersama keluarganya,
lalu diperkosa oleh pria yang berusia dua kali dari usianya.
"Apa yang mereka lakukan kepada
saya dan keluarga begitu menyakitkan. ISIS telah menghancurkan hidup kami. Apa
yang akan terjadi kepada keluarga saya?," tanya Randa.
Kini, dia mengaku tidak tahu apa
yang akan terjadi, jika kembali bertemu ISIS.
Pada awal Agustus lalu, ratusan
wanita dan gadis etnis Yazidi ditangkap oleh ISIS setelah mereka kabur dari
rumah mereka di Sinjar. Ratusan di antara mereka terbunuh, sementara ribuan sempat
tersandera di dekat Gunung Sinjar. Sebagian lagi memilih kabur ke bagian
wilayah Irak yang dikuasai oleh pasukan Kurdi.
Koalisi yang dipimpin oleh Amerika
Serikat telah melakukan kampanye untuk memberantas habis ISIS di Irak dan
Suriah. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar