Jakarta - WARA - Kapolri Jenderal Sutarman, mengklaim institusi di bawah
komandonya saat ini lebih hebat mengatasi permasalahan terorisme. Kendati
demikian, tetap ada yang menilai kurang.
"Kalau dulu teroris nyerang
dulu, kemudian meledakkan di target-target, baru diungkap. Itu seksi, polisi
kelihatan hebat. Namun, polisi saat ini sesungguhnya lebih hebat dari polisi
dulu, karena kita menangkap sebelum mereka menyerang target. Tapi tak ada
apresiasi, justru (raport) merah," ujar Sutarman usai memimpin Apel Gelar
Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Lilin 2014, di Lapangan Ditlantas Polda
Metro Jaya, Selasa (23/12).
Dikatakan Sutarman, upaya polisi
menangkap pelaku teroris sebelum melakukan aksi itu luar biasa.
"Itu tidak ternilai kami bisa
menangkap pelaku teroris sebelum mereka menyerang target, itu luar biasa,"
ungkapnya.
Menurutnya, jika pelaku teroris
telah melakukan aksi dampaknya sangat luar biasa dari sisi ekonomi dan sosial.
"Recovery-nya juga
memerlukan waktu bertahun-tahun. Tetapi, ini kalau tidak menangkap teroris itu
dinilai tidak seksi. Padahal polisi saat ini lebih hebat karena bisa menangkap
sebelum teroris menyerang target," tandasnya.
Diketahui, Densus 88/Antiteror
kembali menangkap tersangka teroris jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Setelah sebelumnya membekuk Tony Sangaralo alias Toni alias Amir alias Fadhil
alias Abu Sauqi di Lamongan, Minggu (21/12), kini giliran Adi Margono (45) yang
dibekuk, di Perumahan Brawijaya Permai, Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar pukul
19.30 WIB, Senin (22/12).
Pelaku diduga terlibat mengantarkan
Syaiful Sayyaf alias Gaplek dari Solo ke Jakarta untuk ikut pelatihan para
militer di Jantho, Aceh. Ia juga mengantar atau mengirim Guntur Amuntai untuk
bergabung melakukan perampokan dengan kelompok Sabar di Medan, Sumatera Utara.
Selain itu, Adi juga menyediakan
senjata dan amunisi untuk dikirimkan Arif Tuban ke Riau dan juga mengirim Zuher
dan Kuncoro untuk ikut pelatihan di Aceh. (BeritaSatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar