Acara welcome party dilakukan di hotel berbintang, ada dugaan dibiayai mahasiswa/yunior. |
Makassar - WARA - Bangku kuliah adalah,
merupakan proses untuk mendapatkan ilmu, agar kelak di kemudian hari dapat
memanfaatkan ilmu yang didapatkan dari proses di bangku perkulihan tersebut.
Tetapi sangat miris jika dunia pendidikan
ternodai oleh oknum-oknum pendidik yang sepantasnya memberikan suritauladan
kepada para didikannya, agar kelak ilmu yang didapatkan dibarengi sikap moral
dalam mengaplikasikan di kemudian hari di tengah masyarakat.
Terkait hal itu, berdasarkan narasumber yang
layak dipercaya menuturkan kepada media Spider melalui telepon selulernya serta
kronologi yang dialami keluarganya.
“Kami menilai sistem pendidikan dalam
menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Spesialis di Universitas Hasanuddin
sangat mengecewakan, pasalnya para mahasiswa-wahasiswi dijadikan ATM pihak
oknum-oknum seniornya,” keluhnya.
“Sebagai contoh, acara welcome party
dilaksanakan di hotel berbintang 5, sekaligus acara pelepasan mahasiswa lama,
ditanggung penuh biayanya oleh mahasiswa baru,” tuturnya.
Lanjut sumber, bahwa pihak pengajar kadang
meminta biaya tiket pesawat saat melakukan tugas keluar daerah, kepada para
didikannya.
Sistem
antara senior dan yunior masih sangat kental.
Yang sangat miris para yunior membelikan
makanan untuk para dosen yang nota bene merupakan seniornya setiap hari, juga biaya
perawatan gedung. Jadi total per bulan kalau kami hitung mencapai Rp 10 juta
setiap mahasiwa yang disetor ke para senior atau dosennya, ungkapnya. Belum
lagi para oknum dosen serta seniornya memberi kewajiban kepada yuniornya untuk
menanggung biaya parkir serta uang pulsa kepada seniornya, urainya.
Menakar permasalahan tersebut, sebegitu
parahkah citra pendidikan di Fakultas Kedokteran Univesitas Hasanuddin
Makassar? Untuk melahirkan suatu profesi yang dinilai sangat mulia untuk
membantu masyarakat dalam bidang kesehatan?
Maka tak heran, jika kita mendapatkan
kejadian-kejadian memilukan saat warga butuh pertolongan, karena rasa empati
yang dimiliki para oknum dokter di saat dalam mencapai title di bangku
pendidikan, akibat sistem dan pola terbentuk dalam mindset hanya melayani, jika
materi yang dijadikan pokok utama.
Bukankah anggaran sudah disiapkan para dosen
dalam hal gaji? Prilaku oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut, sangat
menodai citra pendidikan ilmu kedokteran sebagai pencetak profesi mulia.
Karena pengalaman saat kuliah seperti itu terus
melekat pada diri mereka, dalam usahanya menuntut ilmu guna mendapatkan gelar,
mengakibatkan para dokter lebih mengutamakan materi ketimbang rasaketikan
melakukan prakteknya.
“Hal tersebut (menjadikan mahasiswa sebagai
ATM-red) sudah berlangsung lama,” sumber dengan rasa kesal melalui telepon
selulernya. (Spider Hot News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar