Jakarta - WARA - Presiden Joko Widodo menyambut baik disahkannya APBN-P 2015
dalam rapat paripurna DPR dan pemerintah. Jokowi berharap dengan anggaran baru
ini pihaknya bisa tancap gas melakukan pembangunan. Jokowi juga meminta semua
instansi pemerintah segera untuk bekerja.
"Masalah masalah yang berkaitan
APBN-P 2015 bisa diselesaikan, sekarang tinggal kerja, lelangkan semua,
langsung kerja," ucap Jokowi singkat di Jakarta, Sabtu (14/2).
Dalam APBN-P 2015, pemerintah
mengalokasikan anggaran belanja tahun ini sebesar Rp 1.984,1 triliun. Rincian
penggunaan anggaran tersebut, belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.319,5
triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 664,6 triliun.
"Sehingga defisit APBNP 2015 sebesar Rp 222,5 triliun atau sekitar 1,90 persen terhadap PDB, sesuai poin persentase yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2015," ucap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kemarin.
Bambang menuturkan, besaran defisit anggaran juga mengalami penurunan Rp 23,4 triliun dari yang ditetapkan di APBN 2015 sebesar 2,21 persen.
"Namun bila dibandingkan dengan RAPBN-P 2015, poin persentase defisit tidak mengalami perubahan, namun secara nominal turun Rp 3,4 triliun dengan menggunakan perhitungan PDB nominal baru," tegas Bambang.
Penurunan defisit anggaran dari APBN 2015 ini diharapkan bisa memberikan sinyal positif bagi masyarakat, bagi pemangku kepentingan dan pelaku usaha.
"Pemerintah dan DPR memberikan posisi tegas bahwa APBN 2015 telah disusun secara prudent dan antisipatif terhadap kebijakan fiskal ke depan," tutupnya. (Merdeka.com)
"Sehingga defisit APBNP 2015 sebesar Rp 222,5 triliun atau sekitar 1,90 persen terhadap PDB, sesuai poin persentase yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2015," ucap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kemarin.
Bambang menuturkan, besaran defisit anggaran juga mengalami penurunan Rp 23,4 triliun dari yang ditetapkan di APBN 2015 sebesar 2,21 persen.
"Namun bila dibandingkan dengan RAPBN-P 2015, poin persentase defisit tidak mengalami perubahan, namun secara nominal turun Rp 3,4 triliun dengan menggunakan perhitungan PDB nominal baru," tegas Bambang.
Penurunan defisit anggaran dari APBN 2015 ini diharapkan bisa memberikan sinyal positif bagi masyarakat, bagi pemangku kepentingan dan pelaku usaha.
"Pemerintah dan DPR memberikan posisi tegas bahwa APBN 2015 telah disusun secara prudent dan antisipatif terhadap kebijakan fiskal ke depan," tutupnya. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar