Humas BNN Kombes (Pol) Sumirat Dwiyanto
|
"Singapura merupakan negara teraman di dunia yang masih melakukan eksekusi mati dan salah satu negara yang berpenghasilan terbesar di dunia untuk pendapatan per kapitanya," kata Sumirat di Gedung BNN, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Sumirat mengatakan, Singapura merupakan negara yang tegas dalam melakukan pemberantasan narkoba dengan hukuman eksekusi mati bagi para terpidananya. Ia berpendapat, hukuman eksekusi mati di Singapura efektif dalam menekan peredaran narkoba di negara tersebut.
"Siapa pun yang memasukkan narkoba ke sana, termasuk kemarin ada warga Australia yang memasukkan narkoba ke sana pun, dieksekusi mati oleh Singapura. Akhirnya apa, peredaran narkotika di Singapura itu jarang sekali," ujar dia.
Oleh karena itu, lanjut Sumirat, antara pemberantasan narkoba dan hukuman eksekusi mati saling berkaitan satu sama lain, khususnya dalam menekan angka peredaran narkoba. Sumirat mengakui Singapura bisa dijadikan contoh dalam menekan angka peredaran narkoba.
"Sampai saat ini, Indonesia masih menerapkan undang-undang itu. Kita pun berdasarkan hasil kajian di DPR dan juga pemerintah yang mengesahkan undang-undang, pasti akan menimbulkan efek jera. Contoh yang sudah ada Singapura," ujar dia.
Sumirat juga mengingatkan agar negara-negara lain menghormati konstitusi yang ada di Indonesia sebagaimana Indonesia menghormati hukum di tiap negara. "Kita masing-masing negara punya konstitusi. Jadi, negara-negara lain pun yang memiliki hal-hal demikian kita juga harus menghormati tiap negara," ujar dia.
Ia mengungkapkan, Indonesia tidak akan terpengaruh dengan tekanan apa pun dari negara-negara asal terpidana mati yang dieksekusi tersebut. "Karena semua negara di dunia memiliki kedaulatan masing-masing dalam menerapkan konstitusi dan hukumnya," kata dia. (KOMPAS.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar