Jakarta - WARA,
Rapat pleno Partai Golkar untuk
membahas Munas XI Golkar di Graha Widya Bhakti I Kantor DPP Golkar, Slipi,
Jakarta Barat Senin malam (24/11) terpaksa ditutup. Sebab, mantan Ketua Umum
Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Yorrys Raweyai membuat onar rapat.
Karena itu, Ketua Umum Partai
Golkar Aburizal Bakrie atau Ical memutuskan menskors atau menunda rapat pleno.
Dia menilai rapat tersebut sudah tidak kondusif lagi.
Sementara itu jauh hari sebelum
terjadi kericuhan di DPP Golkar Senin (24/11), putra bungsu mantan Presiden
Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy) angkat bicara mengenai keretakan di
tubuh Partai Golkar lewat akun Facebook pribadinya.
Tommy yang memposting tulisannya
pada tanggal (19/11) mengaku kecewa terhadap ulah kader (Partai Golkar-Red)
yang tidak ikut menanam dan memupuk pohon yang selama ini menjadi tempat mereka
bernaung dan belajar politik.
“Harusnya belajar dari apa yang
terjadi selama ini, sudah waktunya pemberi pupuk-pupuk kadaluarsa itu untuk
sadar diri bahwa selama ini apa yang di tabur untuk pohon tersebut hanya
membawa keretakan dan kekeringan pada setiap dahannya,” ketus Tommy di akun
pribadi Media Sosial Facebook, Hutomo Mandala Putra (19/11).
Lebih lanjut Tommy mengatakan,
anda yang berebut apa anda semua lupa siapa yang menanam dan membesarkan pohon
tersebut.
“Kalau merasa senior harusnya
bisa menunjukkan kedewasaan berpolitik, apa sudah tidak pada memilik rasa malu
di lihat masyarakat seolah anda sedang berebut sesuatu yang bukan hak milik,”
tulisnya.
Bahkan Tommy juga menyindir bahwa
pohon itu ditanam untuk menaungi masyarakat petani dan nelayan, bukan untuk di
perebutkan orang seperti yang merasa sedang berebut.
Di akhir curahan hatinya, Tommy
juga menyatakan bahwa sebagai kader muda Partai Golkar, dirinya siap untuk
mengambil alih kembali dan mengembalikan fungsi Partai sesuai yang diinginkan
pendiri partai dan masyarakat.
“Saya sebagai kader muda dengan
dukungan masyarakat, siap mengambil alih kembali dan mengembalikan fungsi
partai sesuai yang diinginkan pendiri dan masyarakat, bukan karena ambisi namun
karena prihatin dengan perilaku orang-orang yang lupa akan tugas pokok dan
tanggung jawab sebagai kader tua dan pengayom,” tegasnya. (Suarasenayan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar