Warga asing di Tanjung Batu,
Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau.
|
Di tenda posko kesehatan, dr Okto
yang bertugas di Puskemas Tanjung Batu mengungkapkan, kondisi 11 orang ibu hamil tersebut dalam
kondisi sehat meski ada yang mengalami tekanan darah tinggi.
“Tekanan darah tinggi ini biasa
terjadi pada ibu hamil, apalagi sebagian besar makanan mereka berupa ikan
asin,” jelasnya.
Okto berjanji siap membantu proses persalinan bersama bidan yang ada di Tanjung Batu “Kemarin ada yang melahirkan satu orang, kondisinya sampai sekarang sehat-sehat saja,” ujarnya.
Dari 544 orang yang di tampung di
Lapangan Bulalung, ada 98 orang yang saat ini sedang penyakit. “Ada 98 orang
yang mengeluh mengalami gangguan kesehatan, tapi bukan penyakit berat, sebagian
besar hanya Ispa, grastisis (maag) dan gatal-gatal pada kulit,” ujarnya.
Dari ratusan manusia perahu,
beberapa di antaranya memiliki kerabat dekat di Berau. “Saya punya keluarga di
Batu Putih, ada saudara saya yang menikah dengan orang sana,” kata Aida, satu-
satunya yang fasih berbahasa Indonesia.
Aida bercerita, ia dan
keluarganya sudah cukup lama tinggal di perairan Balikukup yang dekat dengan
Kecamatan Batu Putih. Selain dirinya, ada juga rekan-rekannya yang menikah
dengan penduduk setempat. Bahkan ada yang sudah bersekolah tingkat SMP.
Wakil Ketua DPRD Berau, Saga,
menuturkan sebagian orang asing tersebut ada yang memiliki keluarga di Tanjung
Batu, Maratua, hingga Batu Putih.
“Mereka ini dalam perjalanannya,
ada juga yang menikah dengan warga setempat, karena sering berinteraksi dengan
mereka,” jelas politisi warga asli Derawan ini.
Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, orang asing yang tidak punya identitas itu sering melakun barter
dengan warga di pulau terdekat. Mereka menukar hasil tangkapan ikan dengan
singkong atau beras untuk memenuhi kebutuhan karbohidratnya.
Mappasikra Maddaseleng, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM
Pemkab Berau yang juga ditunjuk sebagai Ketua Koordinator penanganan orang
asing, menyimpulkan adanya warga asing
yang menikah dengan warga Berau
menunjukan keberadaan orang asing di Berau sudah cukup lama.
“Karena
sudah tinggal lama di wilayah perairan dan sering berinteraksi dengan warga
lokal, akhirnya ada yang menikah,” jelasnya. (TRIBUNKALTIM.CO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar