Jakarta – WARA,
Pernyataan
Menkopulhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang melarang Kepolisian mengeluarkan izin
penyelenggaraan Munas Partai Golkar pada 30 November-3 Desember 2014 di Bali,
menurut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon adalah sebuah pernyataan offside.
“Menkopolhukam
sudah berlebihan dalam bertindak. Tak sepantasnya ia mencampuri terlalu jauh
urusan internal partai politik. Jika yang dikhawatirkan dalam penyelenggaraan
Munas adalah kisruh, Menkopulhukam seharusnya menindak tegas dalang yang
menjadi kekisruhan. Bukan lantas melarang penyelenggaraan Munas,” kata Fadli
Zon melalui pesan singkatnya, Rabu (26/11/2014).
Fadli Zon juga
mengkhawatirkan, jangan sampai ada anggapan dari masyarakat bahwa Menkopolhukam
Tedjo Edhy Purdijatno sedang memancing di air keruh, mengingat latar belakang
Tedjo Edhy Purdijatno yang berasal dari Partai Nasdem, salah satu partai
politik koalisi Jokowi - JK.
Wakil Ketua Umum
Gerindra itu yakin, Partai Golkar sebagai partai yang sudah mempunyai akar yang
kuat, dapat mengatasi berbagai hal yang terjadi di internalnya.
“Tentu kita
berharap Indonesia bisa terus bergerak ke arah yang lebih baik. Namun hal ini
tak akan tercapai jika pemimpinnya tak paham cara mengurus negara ini. Seorang
presiden maupun menteri diberikan mandat untuk menggunakan kewenangannya dengan
baik. Bukan malah menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya,” ujar Fadli Zon
Fadli Zon juga
mengingatkan kepada para Menteri dan Pemerintahan Jokowi agar tidak offside
dalam bertindak.
“Pemerintahan
Jokowi harus merenungkan ungkapan Lord Acton, seorang ilmuwan Inggris; power
tends to corrupt, and absolute power
corrupts absolutely. Kekuasaan itu cenderung disalahgunakan, dan
kekuasaan yang mutlak (tanpa pengawasan) maka pasti disalahgunakan,” tandasnya.
(TRIBUNNEWS.COM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar