"Pak
SBY ragu tapi konstitusional, tidak menabrak undang-undang."
Presiden Joko Widodo menerima
Chairman Global Green Growth Institute Susilo Bambang Yudhoyono di Istana
Merdeka, Jakarta, Senin (8/12).
|
"Kita memberi stampel SBY ragu, tapi ini kok [Jokowi] lebih ragu. Pak SBY ragu tapi konstitusional, tidak menabrak undang-undang," kata Tantowi di gedung DPR, Jakarta, Selasa 27 Januari 2015.
Tantowi mengatakan, 100 hari pemerintahan ini telah membuka mata publik, bahwa apa yang dijanjikan saat masa-masa kampanye tidak sesuai, jauh dari harapan.
Dia mengibaratkan orang jalan-jalan ke luar negeri, di mana sebelum berangkat semua orang masih jaga image. Tapi setelah tiba di tujuan, ketahuan aslinya.
"Jokowi tidak tegas, padahal
mandat rakyat mayoritas. Tidak boleh dia ragu-ragu," kata Tantowi.
Anggota DPR dari Dapil Jakarta III itu menilai, Presiden Joko Widodo saat ini masih dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan pihak lain. Jokoai, katanya, belum mampu berdiri sendiri.
"Tidak boleh takut dengan tangan-tangan lain yang akan mengganggu dia. Harapan rakyat tinggi akan perubahan," ujar Tantowi.
Tantowi mengimbau agar Presiden berhati-hati dalam situasi sekarang ini. Karena, protes-protes keras yang dilayangkan ke Presiden, justru bukan dari partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Melainkan kader PDIP dan masyarakat.
"Yang melakukan protes keras bukan KMP, ini harus ditanggapi serius oleh Presiden," tutur mantan presenter televisi itu. (Viva)
Anggota DPR dari Dapil Jakarta III itu menilai, Presiden Joko Widodo saat ini masih dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan pihak lain. Jokoai, katanya, belum mampu berdiri sendiri.
"Tidak boleh takut dengan tangan-tangan lain yang akan mengganggu dia. Harapan rakyat tinggi akan perubahan," ujar Tantowi.
Tantowi mengimbau agar Presiden berhati-hati dalam situasi sekarang ini. Karena, protes-protes keras yang dilayangkan ke Presiden, justru bukan dari partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Melainkan kader PDIP dan masyarakat.
"Yang melakukan protes keras bukan KMP, ini harus ditanggapi serius oleh Presiden," tutur mantan presenter televisi itu. (Viva)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar