Jakarta - WARA – Aktivis Islam progressif yang juga pendiri
Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Absar Abdalla, angkat bicara soal serangan
maut sekelompok teroris ke kantor majalah satire Charlie Hebdo yang menewaskan
12 orang.
Menurut Ulil, apa yang dilakukan oleh kaum jihadis yang
menghalalkan darah manusia atas nama Islam tak bisa ditoleransi. Menurutnya,
tindakan Islamic State Iraq and Syria (ISIS), jauh lebih menghina Islam
ketimbang apa yang dilakukan oleh majalah satire Charlie Hebdo selama ini.
“Tindakan ISIS yg menghidupkan lembaga perbudakan jauh lebih
menghina Islam ketimbang komik manapun.” tulis Ulil dalam Twitternya, Jumat
(9/1) pukul 20.24.
Tak hanya itu, Ulil juga menyinggung kalimat suci syahadat
yang digunakan sebagai bendera oleh ISIS. Menurut Ulil, justru tindakan
demikian yang sangat menghina Islam dari pada sekedar komik.
Apa yang terjadi di Paris dengan serangkaian aksi terorisme di
Charlie Hebdo dan tempat lainnya dan fenomena makin banyaknya warga Eropa yang
bergabung sebagai jihadis ISIS, kata Ulil, menjadi sebuah hal yag wajar jika
Islamophobia di Eropa makin meluas.
“Bagaimana orang Eropa tidak sinis pada Islam jika banyak
warga Muslim Eropa yg bergabung dengan ISIS?,” ujarnya.
Tindakan ISIS yang merebut banyak wilayah di Iraq dan Suriah
dengan segala kekerasan yang menyertainya dan penggunaan simbol-simbol suci
Islam, lanjutnya, seharusnya yang harus direaksi oleh umat Islam lantaran
jelas-jelas menghin Islam dan Keislaman itu sendiri.
“Tak ada demo atau protes besar-besaran karena ISIS menghina
Islam, setahu saya.” kicau Ulil lagi. (bijaks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar