Ahmed Merabet, Polisi Paris yang
tewas ditembak dalam pembantaian di Charlie Hebdo
|
Ahmed Merabet dianggap sebagai pahlawan
sesungguhnya dalam peristiwa tersebut.
Penghormatan terhadap Ahmed
diberikan lantaran ia ditembak oleh terduga kelompok Islam fanatik.
Penghormatan terhadap Ahmed bersamaan dengan demonstrasi terhadap serangan di
kantor redaksi majalah satire tersebut.
Rekan seprofesinya mengatakan,
teman-temannya terguncang melihat tayangan video penembakan di kantor majalah Charlie
Hebdo, terlebih lagi terdapat gambar Ahmed ditembak di jalan ketika sudah terluka.
Hari ini, tanda pagar #JesuisAhmed
mulai menjadi trending topic di Twitter. Ribuan orang mengekspresikan
kekagumannya terhadap Ahmed yang merelakan jiwanya untuk membela kebebasan
berekspresi.
Ahmed berasal dari Livry-Gargan,
wilayah bagian utara Paris. Ia merupakan polisi yang terlatih selama delapan
tahun.
Korps kepolisian tempat Ahmed
bekerja merilis pernyataan bahwa mereka merasa terpukul ketika melihat Ahmed
ditembak mati. Ia dikenal sebagai orang yang pendiam dan dikenal cukup teliti.
"Kami sangat terpukul.
Kepolisian sangat terpengaruh dengan melihat tayangan video penembakan Ahmed
yang menjadi rekan kerja mereka," kata Rocco Contento, wakil dari serikat
kepolisian.
Majalah di Perancis berjanji akan
mengangkat edisi penolakannya terhadap pembantaian di kantor Charlie Hebdo.
Bahkan, kisah Ahmed juga akan diangkat.
"Ahmed Merabet mati karena
melindungi orang-orang tidak berdosa dari kebencian. Saya kagum dan hormat
terhadap dirinya," kata seorang warga Perancis yang turut berduka. (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar