Foto kedua tersangka pelaku
penembakan kantor media Charlie Hebdo, Said Kouachi (ki) dan Cherif Kouachi (ka).
|
Laman Business Insider edisi
Kamis, 8 Januari 2015 melansir informasi dari sumber tersebut seolah
membenarkan komentar yang disampaikan Perdana Menteri Manuel Valls. Dua di
antara tujuh orang yang ditahan polisi merupakan seorang pria dan wanita dan
diketahui memiliki hubungan dekat dengan kakak beradik Kouachi.
Dalam wawancara dengan radio RTL,
Valls menyebut kedua pelaku sebenarnya telah masuk ke dalam pantauan badan
intelijen Prancis. Sebelum serangan Rabu kemarin terjadi, kata Valls, kedua
pelaku juga sudah dibuntuti oleh agen intel itu.
Pelaku yang menggunakan pakaian
serba hitam menyerbut masuk ke dalam kantor Majalah Charlie Hebdo,
ketika tengah berlangsung rapat editorial mingguan pada Rabu pagi kemarin.
Total terdapat 12 orang yang sebagian besar jurnalis yang tewas dalam insiden
itu.
Bekas Napi
Berdasarkan informasi dari BBC
total terdapat tiga pelaku yakni Hamyd Mourad, dan kakak beradik, Cherif
Kouachi dan Said Kouachi. Namun, belakangan Mourad menyerahkan diri ke polisi
setelah namanya disebut di media.
Sementara, polisi masih terus
memburu kakak beradik itu. Banyak pihak berspekulasi, mereka sudah siap untuk
mati dan melanjutkan penyerangan mematikan lainnya.
BBC menyebut, kakak beradik itu merupakan keturunan Aljazair,
namun menjadi warga negara Prancis dan tinggal di Paris. Menurut informasi
media lokal, Cherif pernah dibui di tahun 2008 lalu. Bahkan, dia sudah lama
menjadi incaran polisi, karena terkait aktivitas Islam militan.
Cherif yang juga memiliki nama lain
Abu Issen, menjadi bagian dari jaringan "Buttes Chaumont" yang
membantu mengirimkan para calon pejuang untuk berperan bersama kelompok
Al-Qaeda di Irak. Cherif tumbuh dan dibesarkan di sebuah panti asuhan di kota
Rennes, bagian barat laut Prancis.
Sebelum menyusul kakaknya ke Paris,
Cherif pernah bekerja sebagai pelatih kebugaran. Sementara di Paris, pria 32
tahun itu bekerja sebagai pengantar pizza. Tahun 2005 silam, polisi menahannya
ketika akan masuk ke pesawat untuk menuju ke Suriah.
Di tahun 2008 dia pernah dibui
selama tiga tahun, namun 18 bulan masa penahanannya ditangguhkan. Pada 2010,
dia turut disebut terlibat dari dalam penjara, dengan salah satu anggota
kelompok militan, Smain Ait Ali Belkacem.
Sang kakak, juga disebut turut
terlibat dalam rencana teror Belkacem, namun keduanya tidak dituntut, karena
kurang bukti.
Keduanya kerap mengunjungi sebuah
masjid di Distrik Stalingrad, Paris. Kemudian, keduanya disebut dipengaruhi
oleh seorang Imam radikal yang disebut Farid Benyettou.
Benyettou disebut mendorong kakak
beradik itu agar mempelajari Islam dan rumah dan pusat Muslim di dekat area
milik Imam tersebut.
Kartu identitas Said ditemukan
polisi di mobil yang digunakan untuk kabur setelah beraksi di kantor Majalah Charlie
Hebdo. Mobil tersebut lalu ditinggalkan dan mereka membajak kendaraan lain
untuk kabur. (VIVAnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar