Jakarta _ WARA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan
swasembada pangan dalam kurun waktu 3 tahun. Kalangan dunia usaha khususnya
Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memandang pesimis target
itu bisa dicapai mengingat importasi semakin meningkat dalam kurun waktu 4
tahun terakhir.
Ketua Aptindo Franky Welirang
menuturkan, Pemerintahan Jokowi-JK harus memastikan menutup keran importasi
jika benar-benar ingin mewujudkan swasembada pangan.
"Kalau mau swasembada pangan
berarti impor nol dan perlu ada ekspor karena kita harus berpartisipasi di
dunia," ujar Franky di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Jumat (9/1).
Dia pesimis pemerintahan baru ini
bisa menutup rapat keran impor. Mengingat produksi pangan nasional tahun lalu
saja tidak sepenuhnya sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Impornya sampai Oktober saja
sudah naik 12,4 persen. Impor Jagung naik 20 persen, impor Kedelai sampai
Oktober naik 27 persen, gula walaupun turun tapi tetap saja 2 juta,"
ungkapnya.
Namun bukan tidak mungkin visi swasembada
pangan bisa dicapai. Asalkan, kata Franky, seluruh stakeholder berkoordinasi
dan bekerja keras.
"Karena kalau ditanya ancaman
krisis pangan sudah berjalan di kita, jangan anggap sepele," tandasnya. (Merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar